Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Rumah Keluarga Hasana
“Kalian sudah temukan gadis itu? Bagus. Cepat bawa dia kemari.”
Sella, Ibu Tiri Charlotte tersenyum puas ketika mendengar para bodyguardnya sudah menemukan keberadaan putri tirinya yang telah kabur. Dia hampir saja ketakutan setengah mati jika Charlotte tidak ditemukan. Janjinya pada keluarga Xavier tidak bisa dibatalkan begitu saja. Keluarganya justru akan berada dalam bahaya besar jika hal itu terjadi.
Shinta, Saudara Tiri Charlotte yang sedang memoles kuku disamping ibunya merasa bersyukur karena saudara tirinya telah ditemukan. Dengan begitu dia tidak perlu khawatir menggantikan Charlotte untuk menikah dengan putra dari keluarga Xavier yang katanya Tua dan Gay tersebut. Dia bergidik ngeri membayangkan jika hal itu terjadi padanya.
Sella segera memberi kabar tersebut pada suaminya, Susanto. Ayah kandung Charlotte itu tampak menahan amarah mengetahui jika Charlotte sudah ditemukan. Sudah beberapa hari ini dia uring-uringan menemukan putrinya itu. Kabur seenaknya setelah mengetahui kabar perjodohan itu adalah tindakan yang tidak disukai Susanto.
Dihalaman depan, mobil bodyguard yang membawa Charlotte sudah sampai. Susanto dan Sella maupun Shinta datang menghampiri. Ketika Charlotte sudah berada didepan ayahnya, secara mengejutkan laki-laki itu langsung menamparnya dengan keras.
“Anak tidak tahu diri! Seenaknya kabur! Kamu mau Ayah jantungan karena memikirkan perilakumu ini!?” seru Susanto marah.
“Sayang, sudah jangan marahi Charlotte. Dia mungkin punya alasan sendiri.” Ucap Sella mencoba berpura-pura baik. Charlotte menatap geram melihat senyuman tipis terpatri diwajah ibu tirinya itu. Bukankah wanita itulah yang punya alasan dibalik pernikahannya. Dasar rubah licik!
“Kenapa diam! Ayah sedang bertanya!”
“Yah, Charlotte tidak mau dipaksa nikah.” Cicit Charlotte. “Charlotte ingin menyelesaikan kuliah Charlotte dulu.”
“Siapa yang berhak memutuskan masa depanmu jika bukan orang tuamu Charlotte. Dengan kabur seperti itu, kamu pikir bisa menyelesaikan masalah dengan mudah? Kakekmu sendiri yang meminta perjodohanmu dengan anak dari keluarga Xavier. Mereka dari keluarga terhormat dan tidak bisa disinggung. Jika sampai pernikahan itu tidak terjadi. Perusahan Setiawan Grup yang sudah dibangun Kakekmu akan hancur atas kecerobohanmu itu!” seru Susanto.
Charlotte terdiam dengan menunduk. Dia kembali teringat tentang kejadian kecelakaan pesawat 2 tahun lalu yang menewaskan Kakeknya. Dia begitu sedih dan terpuruk saat itu. Charlotte bahkan tidak sempat melihat kakeknya untuk terakhir kali.
Kakek adalah ayah dari ibunya. Berasal dari keluarga konglomerat. Namun, kini perusahaan itu telah dipegang kendali oleh ayahnya. Saat ini perusahaan sedang dalam masalah besar dan memerlukan songkongan dana. Hanya pernikahan Charlotte dengan anak dari keluarga Xavier lah yang bisa menyelamatkan perusahaan. Dan tentunya, Charlotte merasa menjadi alat di keluarganya. Dia kesal mengetahui hal itu.
“Sekali ini saja Char.” Kali ini Ayah Susanto memegang tangan Charlotte dengan lembut. Dia menatap penuh kehangatan pada mata Charlotte. “Tolong Ayah. Menikahlah dengan anak dari keluarga Xavier. Hanya itu saja permintaan dari Ayah. Kamu mau ya.” Bujuk Susanto dengan penuh kepura-puraan. Jujur saja dia melakukan itu, hanya demi menyelamatkan perusahaannya.
Charlotte merasa terenyuh melihat permohonan tulus Ayahnya. Dia hanya bisa menunduk pasrah. Menerima semua itu. Namun Charlotte tiba-tiba tersadar akan sesuatu. Nama keluarga laki-laki yang akan menikahinya. Bukankah itu sama dengan nama laki-laki yang berkuasa itu? Mungkinkah ini kebetulan atau hanya dugaan buruknya saja? Charlotte berharap dugaannya salah.