NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:883
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BULAN MADU

Pesawat yang membawa Pram, Maya dan Riko mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Udara hangat dan aroma khas Bali langsung menyambut mereka begitu keluar dari pesawat.

"Aaah.. Segarnya." Maya menghirup napas dalam-dalam, untuk kemudian ia hembuskan dengan pelan. Ia mencoba untuk menenangkan perasaannya yang masih sedikit gelisah.

"Akhirnya sampai juga," Pram tersenyum menatap Maya. "Siap menikmati liburan?"

Maya mengangguk, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Siap," jawabnya singkat. Seulas senyum manis langsung tergambar disudut bibirnya.

Mereka mengambil barang-barang dan berjalan menuju area pengambilan bagasi. Setelah mengambil barang-barang dari bagasi, mereka keluar dari bandara dan mencari sopir yang sudah menunggu mereka.

Sopir itu memegang papan nama bertuliskan "Keluarga Tuan Pram". Pram melihatnya, ia melambaikan tangan dan berjalan mendekati sang sopir. Maya berjalan mengikuti suaminya dari belakang.

"Selamat datang di Bali, Bapak dan Ibu," sapa sopir itu ramah. "Mari saya bantu dengan barang-barangnya."

Sopir itu membantu mereka memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil. Setelah semuanya beres, mereka masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju hotel tempat mereka akan menginap.

Hotel tempat mereka menginap terletak di kawasan Nusa Dua. Hotel itu sangat mewah dan memiliki pemandangan yang indah. Begitu tiba di hotel, mereka disambut dengan ramah oleh staf hotel. Mereka diantar ke kamar mereka yang terletak di lantai atas.

"Mari silahkan Bu, pak.." sambut salah seorang staf hotel dengan ramah. Pram dan Maya mengangguk dan tersenyum. Mereka berjalan beriringan mengikuti staf tersebut menuju front office.

Setelah chek-in, Pram dan Maya diantar seorang belboy menuju kamar yang telah di booking Pram.

Setibanya sampai ditempat yang dituju, Maya sangat takjub dengan penampakan ruangan yang ada di hadapannya.

"Waaaah.. Bagus banget kamarnya Mas," seru Maya. Ia berjalan kesana kemari menikmati pemandangan tiap sudut kamar.

Pram tersenyum, ia merasa senang sudah membahagiakan Maya.

"Syukurlah kalau kamu suka, Yang.." Balas Pram.

Kamar mereka sangat luas dan mewah. Kamar itu memiliki balkon yang menghadap langsung ke laut. Maya terpukau dengan pemandangan yang indah dari balkon kamar mereka.

"Indahnya," kata Maya sambil tersenyum. Ia berjalan kearah balkon untuk menikmati hamparan biru air laut yang sangat indah.

Pram mengikuti Maya, ia memeluk Maya dari belakang. "Kamu suka?" tanya Pram.

Maya mengangguk. "Suka banget. Terima kasih mas," jawab Maya.

Pram mencium pipi Maya. "Sama-sama. Aku senang kamu suka."

Ingin rasanya Pram mencium bibir Maya, tapi ia tahan karena masih ada petugas belboy yang berdiri dibelakang mereka.

" Maaf Pak, Bu.. apa ada yang akan ditanyakan?" dia bertanya dengan sopan.

Pram melepas pelukannya, ia membalikkan tubuh kearah petugas hotel. "Tidak, makasih," jawab Pram.

"Kalau begitu, saya pamit," balas belboy tersebut. Tapi sebelum belboy itu berlalu, Pram merogoh saku celananya dan memberikan uang kertas berwarna merah 2 lembar ke tangan pria tersebut.

"Makasih pak," kata pemuda tersebut dengan senyum ramahnya sembari membungkukkan badan. Pram tak menjawab, ia hanya tersenyum dan mengangguk

Seharian penuh Maya dan Pram, juga Riko, beristirahat. Hingga malam menjelang, mereka tak berniat untuk keluar hotel. Untuk makan, mereka hanya pesan via aplikasi hp dan makanan diantar hingga depan hotel, atau via room service dari restoran hotel mereka menginap.

Baru keesokan harinya, menjelang sore, mereka berniat untuk memulai aktivitas menikmati indahnya pulau Bali, berhubung tubuh mereka sudah fit, kembali segar setelah sehari semalam penuh full beristirahat tanpa aktivitas keluar kamar.

"Yang, punyaku belum nengokin kolam milik kamu. Rasanya udah haus pengen minum kolam kamu," Pram iseng mulai menggoda Maya.

"Yang sabar ya.. Itu ada waktunya. Sekarang waktunya kita ajak main Riko keluar. Sekalian aku juga mau dong menghibur diri. Ingin berjalan-jalan ke semua tempat indah di Bali," jawab Maya. Ia mengacuhkan Pram yang terus memandanginya. Tangannya sibuk mendandani Riko yang baru mandi.

"Aduh anak Mamah, ganteng amat sih kamu!" Maya menaksir Riko yang sudah berdandan keren dengan memakai topi pantai bayi yang amat lucu. Aroma parfum bayi dan minyak telon yang segar, menguar wangi mengisi seluruh ruang kamar.

"Ehe.. Ehe.. mam.. mam," Balas Riko, tertawa riang. Respon batita itu sangat bagus untuk seukuran usianya. Kepintarannya didapat dari sang papa, Pram.

"Ya iyalah ganteng. Siapa dulu dong Papanya! Prambudi gitu lho!" timpal Pram dengan bangga. Ia langsung menciumi pipi montok anaknya yang tembem, berpindah ke pipi Maya yang merah merona.

"Udah ah! Jangan diterusin! Nanti Mas gak mau berhenti." Maya mendorong wajah Pram yang mulai nyasar ke area belahan Maya yang sedikit terbuka, dan tentunya sangat menggemaskan bagi Pram.

Riko yang sudah ada dalam kain gendongan Maya, ikut mendorong wajah sang papa, malah tangan kecilnya aktif meremas dagu Pram. Seakan kesal akan tingkah sang papa yang terlalu hiper.

"mmpap.." Ujar Riko, matanya melotot seakan menghakimi sang papa.

Melihat tingkah lucu Riko, Maya dan Pram tertawa berbarengan. Mereka pun memutuskan untuk segera berangkat jalan-jalan mengikut arah mata angin, hehe.. Kompas kali!!

Mereka bertiga naik mobil grab yang sudah Pram sewa untuk seharian penuh berkeliling tempat wisata di Bali.

Hingga sore pun tiba.. Mereka sampai di tepi pantai yang sangat indah. Berhubung senja mulai menjelang, mereka memutuskan untuk bermain sebentar di tepi pantai.

Riko tampak senang bermain-main di pantai. Ia tertawa riang saat Pram menggendongnya dan mengajaknya bermain pasir. Maya hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan Riko.

Ia merasa sangat bersyukur memiliki Pram dan Riko dalam hidupnya.

"Anakku, walau kamu terlahir bukan dari rahimku, tapi kamu sudah menjadi anakku sendiri, air susuku sudah mengalir di tubuhmu. Aku bahagia sekali memiliki dirimu dan suamiku yang begitu baik dan sangat mencintaiku. Kebahagiaanku kini sudah lengkap." Hati Maya berbunga-bunga.

Saat mereka sedang menikmati pemandangan matahari terbenam, Maya kembali merasa ada yang memperhatikannya. Ia menoleh ke sekeliling, tetapi tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. "Kenapa hatiku jadi gelisah ya? apa dugaanku benar?" perasaan Maya mulai gelisah.

"Semoga ini hanya dugaanku saja, Ah.. Jangan terlalu dipikirkan! Aku gak mau momen bahagiaku terganggu dengan pikiran buruk yang belum tentu kebenarannya," pikir Maya kemudian. Ia mencoba mengabaikan perasaan itu dan fokus pada kebahagiaan yang sedang ia rasakan.

Malam harinya, mereka makan malam di restoran hotel. Restoran itu menyajikan berbagai macam hidangan lezat. Mereka memesan beberapa hidangan khas Bali dan menikmatinya dengan lahap.

Setelah makan malam, mereka kembali ke kamar mereka. Duduk di balkon kamar mereka dan menikmati pemandangan laut yang indah di malam hari.

"Bali indah banget ya mas," kata Maya, membuka percakapan.

Pram mengangguk. "Iya, indah banget. Aku senang bisa mengajak kamu dan Riko kesini," kata Pram. Matanya tak lepas memandangi Maya. Rasa cintanya pada Maya sangat besar.

Maya menyandarkan kepalanya di bahu Pram. "Aku juga senang. Terima kasih".

Mereka berpelukan erat dan menikmati kebersamaan mereka. Riko yang berada ditengah keduanya langsung meremas baju depan Maya. Rupanya dia sesak nafas karena dihimpit oleh kedua orang tuanya.

"Mmam.." teriak Riko. Ia protes, merasa jadi bayi yang tak dianggap.

"Aduh, Sayang.. Maaf, mama papa lupa ada kamu!" Maya tertawa, ia dan Pram langsung melepaskan pelukan mereka.

"Anak papa, sekarang kamu bobo ya! jangan ganggu mama dan papa. Soalnya papa dan mama akan adu senjata, Sayaaang..." Pram tertawa menciumi kedua pipi anaknya.

"Ih.. Kamu gak ada puasnya!" Maya mencubit pinggang Pram.

"Tapi kamu juga suka, kan?" Pram balik mencubit hidung Maya dengan pelan. Makin hari rasa sayang dan cinta Pram terhadap Maya makin bertambah.

Mendengar pertanyaan itu, Maya hanya tersenyum tipis. Rupanya ia gengsi untuk mengakuinya. Karena itulah sifat perempuan, Malu-malu tapi mau.

"Yang, udah malam, kita masuk kamar yuk! Aku udah ngantuk banget," ajak Pram.

"Ok Mas.. Ayo!" jawab Maya. Walau ia yakin, Pram bukan ngantuk. Tapi ada maunya dibalik kantuknya itu!

Ternyata tanpa mereka sadari, dari halaman parkir depan hotel, orang misterius yang membuntuti mereka dari pagi, saat itu sedang memandang kearah mereka..

"Hahaha.. Sekarang kalian mesra dan tertawa. Besok, salah satu dari kalian akan ada yang menangis, tangisan darah! Tunggu aku Maya!!"

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!