Olivia adalah seorang Desainer terkenal di abad ke-21, saat acara penghargaan dirinya dia tidak sengaja mengalami insiden kecelakaan di tempat acara sampai akhirnya dirinya meninggal dunia. Namun, bukannya dia pergi ke alam baka arwahnya justru terlempar ke zaman di era 80-an, memasuki tubuh istri seorang tentara yang Antagonis. Di komplek militer dia sering membuat onar sampai membuat banyak orang yang tidak menyukai dirinya. Lantas bagaimana jika Olivia masuk kedalam tubuh wanita tersebut, apakah Olivia akan bertahan? atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencurigai Putri Ayu
Pada waktu makan siang tiba Jendral Rakha keluar dari barak Militer untuk melihat kinerja para bawahannya. Dia berjalan ke arah Pos di gerbang masuk untuk mengevaluasi tentang kunjungan hari ini. Bukan tanpa alasan Jendral Rakha seperti itu dia hanya tidak ingin markas mereka kecolongan dengan adanya penyusup yang masuk kedalam markas.
"Siapa yang jaga gerbang hari ini?" tanya Jendral Rakha kepada para perwira yang sedang bersantai di depan gerbang.
"Saya Jendral," jawab salah satu perwira yang tadi berbicara dengan Putri Ayu.
Jendral Rakha menganggukan kepala menatap ke arah Perwira itu dengan lekat dan serius."Apakah ada hal yang mencurigakan hari ini?" tanya Jendral Rakha.
Perwira itu terdiam, dia bingung harus menjawab apa, karena dia juga masih ragu apakah wanita tadi itu adalah penyusup atau memang dia benar-benar kenal dengan Jendral Rakha. Jendral Rakha yang melihat bawahannya terdiam langsung saja melototkan matanya dengan tajam. Dia yakin pasti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh bawahan nya itu.
"Kenapa diam? Ayo jawab," bentak Jendral Rakha.
Perwira itu mengangkat wajahnya menatap ke arah Jendral Rakha dengan ragu. Lalu dia berjalan masuk kedalam Pos mengambil kantong yang berukuran sedang memberikannya kepada Jendral Rakha.
"Ini Jendral," kata Perwira itu tanpa banyak bicara.
Jendral Rakha memicingkan matanya, dia mengira perwira itu menyogok dirinya supaya dia tidak mendapatkan hukuman. Namun, dia terdiam saat perwira itu mulai angkat bicara tentang kantong sedang itu.
"Apa ini?" tanya Jendral Rakha dengan hati-hati, dia menatap kantong sedang itu tanpa menerimanya.
"Saya tidak tahu Jendral,hanya saja tadi ada seorang wanita yang datang kemari yang ingin betemu dengan Jendral. Namun, saat itu kami tidak mengizinkannya masuk karena kami tidak mengenal wanita itu." ucapnya menjelaskan apa yang terjadi tadi.
"Lalu?"
" Kami mengira dia adalah penyusup dari pihak musuh, tadi anehnya dia tidak keberatan saat kami tidak mengizinkan nya masuk, dan justru wanita itu malah menitipkan kantong ini kepada kami untuk Jendral," lanjutnya.
Jendral Rakha terdiam mencerna setiap ucapan Perwira penjaga Pos itu, sampai akhirnya dia menerima kantong sedang itu dan membawanya masuk kedalam markas.
"Mungkin Ayu yang menitipkan kantong ini," gumam Jendral Rakha dengan pelan.
"Tapi, apa isinya?" tanya Jendral Rakha pada dirinya sendiri.
Jendral Rakha menerima Kantong sedang itu lalu menatap ke arah Perwira yang berjaga tadi.
"Terima kasih, Jika wanita itu kembali lagi suruh dia masuk saja dan bawa dia untuk menemui saya," kata Jendral Rakha kepada perwira itu.
"Baik Jendral," jawabnya dengan cepat.
Merasa tidak ada lagi pekerjaan di luar Jendral Rakha langsung saja pergi meninggalkan gerbang Pos itu masuk kedalam menuju ruangan pribadinya.Sedangkan para perwira yang menjaga Pos tadi tampak tertegun menatap tidak percaya ke arah Jendral Rakha yang mulai menjauh dari mereka.
"Apakah aku tadi tidak salah dengar, Jendral Rakha memperbolehkan wanita itu masuk kedalam markas bahkan dia menerima kantong sedang itu," gumam perwira itu dengan tatapan tidak percaya.
Mereka tahu bagaimana tabiat Jendral Rakha, Dia adalah seorang prajurit yang dingin dan datar. Terbukti saat dulu banyak para wanita yang mengincarnya termasuk Novi dokter kota itu. Tapi, Jendral Rakha dengan terang-terangan menolaknya.
"Siapa wanita itu? apakah pacar baru sang Jendral? terus Putri Ayu?"
Perwira itu bertanya-tanya penasaran dengan hubungan Jendral Rakha dan Wanita itu. Ingin tahu wanita mana dan seperti apa yang bisa menaklukkan jendral Rakha yang dingin itu.
♧♧♧♧♧♧
Jendral Rakha tersenyum saat membuka isi yang berada di dalam kantong yang berukuran sedang itu. Sebuah kotak bekal sederhana yang terdapat menu masakan spesial. Di atasnya terdapat secarik kertas yang di buat khusus untuk Jendral Rakha.
[Jendral semoga kamu suka dengan bekal sederhana yang aku buatan untukmu]
Begitulah isi dari kertas itu tidak lupa di bawahnya terdapat nama Putri Ayu. Jendral Rakha mengangkat sudut bibirnya ke atas saat membaca pesan tersembunyi dari kertas itu.
"Kenapa dia berubah seperti ini, apakah dia Putri Ayu yang sama? Tapi, kalau dia bukan Putri Ayu, lantas dia siapa?" tanya Jendral Rakha pada dirinya sendiri.
Dia sedikit bimbang dengan semua ini, sebenarnya siapa wanita cantik yang bersamanya saat ini. Pikirannya berkecambuk mengingat tentang sikap Putri Ayu yang dulu dan Putri Ayu yang sekarang. Sikapnya terbanding terbalik bahkan Jendral Rakha merasa dia adalah orang baru dalam hidupnya.
"Aku harus menyelidikinya nanti, jangan sampai orang lain tahu tentang ini, biarkan saja dulu dia sekarang, supaya dia mengira kalau aku percaya bahwa dirinya adalah Putri Ayu."
Supaya wanita itu percaya Jendral Rakha memakan bekal yang di siapkan oleh Putri Ayu bahkan dia sampai menghabiskannnya tanpa sisa karena ternyata masakan Putri Ayu begitu sangat nikmat dan lezat.
"Kenapa aku baru tahu kalau dia ternyata pandai memasak," gumamnya dengan pelan.
"Mungkin jika dia terus bersikap seperti ini aku bisa menerima nya dan memberikan kesempatan kedua.Tapi, bagaimana kalau dia bukan Putri Ayu?"
Kepala Jendral Rakha rasanya ingin pecah saat mengingat tentang wanita yang berada di rumahnya. Mengaku sebagai istrinya Putri Ayu.Dia sedikit tidak percaya kalau wanita itu Putri Ayu. Tapi Fakta lain mengatakan kalau dia itu memang istrinya, jikalau dia bukan istrinya tidak mungkin dia mengenal suaminya, dan juga keseharian tentangnya bahkan dia mengakui tentang sikapnya yang buruk di masa lalu.
"Hah, sebenarnya kamu siapa? Apakah aku harus percaya kepadamu Putri Ayu?"
k