Sequel : Aku memilihmu.
Rega adalah seorang arsitek muda yang tidak hanya berbakat, namun dia juga menjadi CEO muda yang sukses di bidangnya. Dia memiliki tunangan bernama Rhea yang seorang dokter muda, pertunangan mereka sudah berjalan hampir satu tahun.
"Maaf, Rhea. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita,"
"Baiklah! Silahkan kak Rega katakan pada kedua orang tua kita," jawaban Rhea membuat Rega terkejut, alih-alih marah padanya. Rhea justru dengan mudah menyetujui untuk membatalkan pernikahan keduanya yang tinggal dua minggu.
Apa yang terjadi dengan keduanya setelah itu? bagaimana kisah mereka dan pada siapakah akhirnya Rega maupun Rhea akan melabuhkan hati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lepaskan Rega
Rhea turun membawa nampan berisi piring dan gelas yang sudah kosong, karena isinya sudah dia lahap.
“Sudah selesai sarapannya, sayang?” mama Indah melihat calon menantunya baru saja turun dari tangga dengan membawa nampan.
“Iya, ma. Terimakasih, ma. Masakan buatan mama selalu yang terbaik,” jawab Rhea, dia kemudian mencuci piring dan gelas yang tadi dia pakai makan.
Mama Indah melihat ruang tengah dari arah dapur, sepertinya yang dia tunggu dari tadi sudah datang. Di ruang tamu terdengar suara obrolan papa Harun dengan beberapa orang.
“Ayo, sayang!” mama Indah mengajak Rhea keruang tamu. “Yang di tunggu sudah datang,” ucap mama Indah.
“Siapa, ma?” Rhea mengalungkan tangannya pada lengan mama Indah.
“Orang butik sama WO, sayang. Kalian terlalu sibuk jadi mama undang mereka kemari,” mama Indah menepuk lembut tangan Rhea.
Rhea tersenyum. “Aku harap kamu segera menyelesaikan semuanya, kak. Aku tidak mau mama Indah sedih,” batin Rhea.
Mama Indah datang keruang tamu bersama dengan Rhea, kebetulan di sana bukan hanya ada Rega, papa Harun dan Aldo. Tapi Aiden dan juga kedua orang tuanya ikut nimbrung di sana.
Aiden sedari tadi terus memperhatikan Rhea, dan Rega cukup tahu akal bulus sepupunya tersebut. Mereka berdua adalah sejenis, ya semacam buaya-buaya rawa lah.
Grep
“Rega!” pekik mama Indah saat melihat putranya tersebut menarik tangan Rhea tiba-tiba.
Rhea langsung mendarat di pangkuan Rega, lagi-lagi hal tersebut membuat Rhea menghela napas panjang. Reflek Rhea mengalungkan kedua tanganya pada leher Rega, sekaligus melotot kearah Rega. Dia tidak paham dengan kelakuan Rega yang sungguh di luar nalarnya, pura-pura kah? Atau dia sedang bersandiwara karena di sana ada mama Indah dan papa Harun. Entahlah karena hanya Rega sendiri yang tahu.
Keduanya bersitatap sejenak, entahlah apa yang Rega rasakan sebenarnya. Hatinya mengaku menyukai Karin, tapi melihat Aiden menatap Rhea seperti itu membuatnya tidak suka. Seolah hanya Rega saja yang berhak melihat kecantikan Rhea, melihat bagaimana Rhea begitu menggemaskan saat-saat tertentu.
Plak
Mama Indah menggeplak punggung putranya. “Rhea sampai kaget begitu,” tegur mama Indah.
“Sshh. Sakit, ma.” Rega menurunkan Rhea dari pangkuannya dan tunangannya tersebut duduk di sebelahnya.
“Sepertinya mas Rega sudah tidak sabar ingin menikah,” ucap salah satu staff WO yang datang.
Aiden tersenyum dengan seringainya, aura persaingan sungguh terlihat dari sana. Rhea juga dapat melihat hal tersebut, entah ada apa diantara dua sepupu tersebut. Rhea tidak ingin bertanya apalagi ikut campur, masalahnya sendiri sudah pelik.
“Apa bosmu itu mau menunjukkan kalau Rhea miliknya? Tidak mau melepas Rhea tapi menyukai Karin,” bisik Aiden.
Aldo menatap tajam Aiden, sebenarnya sampai sejauh mana sepupu bosnya tersebut tahu tentang kehidupan Rega.
“Tidak usah terkejut bagaimana aku tahu,” lanjut Aiden.
Mama Indah terlihat antusias saat WO dan juga orang butik menjelaskan konsepnya, sedangkan Rhea hanya mengikuti saja. Dari awal memang Rhea menyerahkan semua pada mama Indah, mengingat pekerjaannya sebagai dokter juga sangat padat.
Pihak WO dan orang butik sudah pulang sejak tadi setelah mereka semua makan siang, Rhea juga melihat arlojinya. Dia juga harus pulang karena nanti dia kembali harus shift malam.
“Hai. Aku Aiden,” sapa Aiden saat melihat Rhea sedang berada di ruang tengah sendirian. Pria seumuran Rega tersebut mengulurkan tangan pada Rhea.
“Rhea,” jawabnya singkat tanpa membalas uluran tangan dari Aiden.
Aiden terkekeh. “Apa Rega yang melarangmu berjabatan tangan denganku?” tanya Aiden.
“Tidak. Hanya aku rasa kita tidak perlu saling berusaha untuk mengakrabkan diri,” tegas Rhea, begitulah dia selalu bersikap dengan pria yang memang belum dia kenal. Bahkan pada rekan-rekan kerjanya dia akan bersikap seperti itu, kecuali berkaitan dengan pekerjaan.
“Wow! Menarik,” ucapnya.
“Apanya yang menarik?” Rega muncul dari ruang tamu.
“Calon istrimu,” Aiden berlalu meninggalkan Rhea dan Rega. “Berhati-hatilah dengannya, Rhea. Dia penipu ulung, tidak ingin melepaskanmu tapi menyukai orang lain. Bukankah dia cukup serakah?” ucap Aiden terdengar bukan hanya Rhea tapi Rega.
Rega mengepalkan kedua tangannya. “Aiden!” Rega sudah ingin menghajar Aiden, namun Rhea menarik tangan Rega.
“Aku shift malam,” ucapnya dengan senyuman yang terbit dari kedua sudut bibirnya. “Dimana Aldo, kak? Aku mau minta dia antar pulang,” lanjutnya.
“Gue saja yang antar,” ucap Rega. “Tunggu di sini, aku ambil dompet sebentar.” Kaki-kaki jenjangnya menapaki tangga demi tangga dengan cepat.
Rhea menghela napas. “Bahkan Aiden pun tahu. Sepertinya hanya aku yang terlambat mengetahuinya,” gumam Rhea.
Tidak berapa lama Rega sudah kembali ke ruang tengah, keduanya kemudian menemui mama dan papa yang sedang mengobrol santai di taman belakang.
“Ma, pa. Rhea pamit pulang dulu,” pamitnya pda mama Indah dan papa Harun.
“Buru-buru sekali, sayang? Makan malam dulu di sini, ya!” pinta mama Indah.
Rhea tersenyum, dia memeluk mama Indah. “Lain kali ya, ma! Minggu ini Rhea shift malam,” jawabnya.
“Ya sudah kalau begitu. Kamu diantar Rega kan, sayang?”
“Iya ma,”
Rhea mencium punggung tangan mama Indah bergantian dengan papa Harun, tidak lupa dia juga berpamitan dengan Aiden dan kedua orang tua pria tersebut.
“Mbak Rhea mau pulang?” Aldo berpapasan dengan Rhea dan Rega.
“Iya, Do. Diantar kak Rega,”
Aldo mengangguk. “Hati-hati, mbak. Sampai ketemu lagi,” jawab Aldo diangguki Rhea.
Rega melajukan mobilnya menuju apartemen Rhea, lebih tepatnya apartemen yang Rega beli untuk mereka tempati nanti setelah menikah. Namun sejak bebrapa bulan lalu Rhea sudah mulai menempati apartemen tersebut, apartemen yang Rega rancang sendiri tentunya.
“Rhea,”
“Hmm?” Rhea menoleh kearah Rega yang fokus menyetir.
“Ada yang ingin gue bicarakan. Kapan lo ada waktu?”
“Penting?”
“Iya,”
“Eum. Bagaimana kalau akhir minggu ini?”
“Boleh. Nanti tempatnya aku beritahu,” jawab Rega.
***
Sampai apartemen, Rhea langsung mengganti baju santai. Dia menghempaskan tubuhnya keatas kasur, sudahlah dia tidak ingin pusing memikirkan apa yang akan terjadi terkait hubungannya dengan Rega. Karena saat ini dia butuh istirahat cukup sebelum kembali berperang dengan ruangan UGD nanti malam bersama rekan sejawat dan seperjuangannya.
Drrt
Drrt
Baru saja dia memejamkan mata, ponselnya kembali berbunyi.
“Iya, ma?”
“Mama ingin bicara penting denganmu, Rhe. Mama sudah ada di depan apartemenmu,”
“Rhea kedepan,”
Rhea mematikan ponselnya, dia bergegas keluar dari kamar untuk menemui mama Nirma.
Klik
Rhea membuka pintu apartemen. “Masuk ma,”
Mama Nirma melenggang masuk kedalam apartemen Rhea, mama Nirma adalah ibu angkat Rhea. Itu berarti dia adalah ibu dari Karin dan Alya, istri dari papa Andi. Sampai saat ini Nirma belum mengetahui kalau ingatan masa kecil Rhea sudah pulih, dan itu berarti Rhea sudah tahu kalau dirinya bukan putri kandung keluarga Darmawan.
Nirma duduk di sofa, dia mengedarkan pandangannya kesegala arah.
“Mama mau minum apa?”
“Air dingin saja,”
Rhea mengangguk, dia kemudian mengambil air mineral dingin dari kulkas dan memberikannya pada mama Nirma. Rhea kemudian duduk berhadapan dengan mama Nirma, tidak biasanya mamanya tersebut datang keapartemennya. Rhea menunggu apa yang ingin mama Nirma bicarakan dengannya.
Mama Nirma meletakkan botol air mineral yang sudah dia teguk seperempat di meja, dia kemudian menatap Rhea lekat.
“Rhea, kamu tahu kalau mama tidak pernah minta sesuatu padamu kan?”
“Iya ma,” entah kenapa Rhea merasa ada sesuatu yang sedang mama Nirma ingin minta darinya.
“Mama tahu kalau mungkin apa yang akan mama minta mungkin membuatmu terkejut,” mama Nirma menatap lekat Rhea.
"Lepaskan Rega," ucap mama Nirma.
“Mama ingin memintamu melepaskan Rega untuk bersama Karin,” lanjutnya.
bikin greget k rega, udh ditnggal baru nyesel...
di tunggu sepak terjangnya bang Axel buat jungkir balik si Rega yg sedikit extrim ya bang
rayen and rhea
wah blokir ini benaran ?
biar regaerasakannkehilangan rhea
ko pamit apa ada rencana pergi keluar negri ini
Rhea nunggu satu tahun loh biar impas regong nya nunggu lima tahun aja Thor kalau berjodoh sih
hilang ingatan jangan" dulu pernah ketemu regong waktu kecil kaya cinta monyet apa Kitty yah
😂😂