NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anime / Reinkarnasi
Popularitas:643
Nilai: 5
Nama Author: Lidelse

Reni adalah pemuda pekerja keras yang merantau ke kota, dia mengalami insiden pencopetan, saat dia mengejar pencopetan, dia tertabrak truk. Saat dia membuka mata ia melihat dua orang asing dan dia menyadari, dia Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidelse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis Kecil Iblis

Pagi hari tiba dengan cepat, dan suara gemuruh kereta lapis baja Astrea yang kembali ke kastil mengumumkan berakhirnya

"masa bebas"

Lyra. Lyra (Reni) menyambut kedua orang tuanya dengan pelukan manis, memberikan cetak biru artefak yang ia salin kepada Racel dengan dalih ingin belajar menggambar.

Racel, yang terkesan dengan ketelitian putrinya, menyanggupi untuk mencarikan cincin penyimpanan Mana yang Lyra deskripsikan secara teknis.

Setelah sesi latihan pedang yang emosional dengan Racel—di mana Lyra menunjukkan peningkatan drastis dalam Silent Step yang ia pelajari secara rahasia—Lyra tahu bahwa ia tidak bisa menunggu lebih lama. Raven (wanita bertopeng) dan Kristal Tipe Alpha tidak akan menunggu.

Racel dan Erin kini sibuk dengan urusan pasca-perjalanan, memberi Lyra jendela kesempatan beberapa jam.

Saat sore menjelang, Lyra mengumpulkan Mia. Tidak ada waktu untuk berdebat.

"Tuan Putri, Anda baru saja kembali dari latihan. Anda harus istirahat! Dan bagaimana jika Nyonya Erin mencarimu?"

"Mia, aku sudah istirahat tadi siang. Dan Mama sedang di perpustakaan. Aku hanya butuh dua jam. Kita sudah berlatih Silent Step dan Mana Map. Sekarang saatnya menggunakan keterampilan itu."

Lyra mengenakan pakaian yang lebih gelap yang ia curi dari gudang Mia dan merapal Silent Step untuk dirinya sendiri, membuat langkahnya tidak bersuara sama sekali. Mia, dengan enggan, merapal Ilusi pada Lyra dan menyelinap keluar melalui Pintu Servis Selatan.

Setelah berjalan cepat di Middle Ring, mereka tiba di Lower Ring. Lyra mengabaikan Papan Pengumuman dan menarik Mia menuju area gudang kumuh yang terletak di bawah kota.

Aroma minyak dan Mana yang terbakar menyengat hidung.

"Ini dia, Lokakarya Gudang Bawah Tanah,"

bisik Mia cemas.

"Tuan Putri, kita harus berhati-hati. Ada banyak Mana yang tidak stabil di sini."

Lyra menutup matanya, mengaktifkan Mana Map (Indra Mana-nya). Dia merasakan Mana di sekitarnya. Sebagian besar Mana adalah energi yang berantakan dari mesin Artifiser, tetapi ada beberapa titik energi yang berputar dan stagnan—persis seperti yang ia lihat di diagram jebakan sihir.

"Ada dua jebakan Mana di depan pintu masuk,"

bisik Lyra, menunjuk dua titik tersembunyi.

"Satu di tanah, satu di atas. Jika kau menyentuhnya, alarm sihir akan berbunyi."

Mia terkejut.

"Bagaimana Anda tahu?"

"Fokus,"

jawab Lyra.

"Mia, gunakan Mana Anginmu untuk menggeser lumpur di depan pintu itu. Sangat pelan."

Mia mengikuti instruksi. Benar saja, lumpur itu bergeser dan menampakkan sebuah rune Mana bercahaya yang terukir di batu. Itu adalah jebakan sihir jebakan tekanan.

Lyra menghela napas. Pengetahuan adalah Kekuatan.

Dengan Lyra yang memandu dan Mia yang berjaga-jaga, mereka berhasil menghindari jebakan pertama. Mereka masuk ke dalam gudang gelap.

Di dalamnya terdapat beberapa Artifiser yang sibuk bekerja di bawah cahaya redup kristal sihir, mengukir rune pada logam dan kristal. Mereka tidak terlihat jahat, hanya terlihat kelelahan dan fokus pada pekerjaan mereka.

"Cetak biru Perisai Mana Portabel... Raven bilang itu cetak biru yang hilang,"

gumam Lyra.

"Biasanya barang berharga akan disimpan di laci khusus."

Lyra membiarkan Mia mengalihkan perhatian salah satu Artifiser dengan bertanya tentang harga kawat tembaga sihir. Sementara itu, Lyra mengaktifkan Silent Step dan bergerak secepat kilat.

Ia melihat sebuah peti kayu yang disembunyikan di bawah bangku kerja utama, dilindungi oleh rune pengunci yang lemah.

Lyra merangkak, mengeluarkan pedang kayunya. Ia tidak menggunakan kekuatan. Ia hanya menggunakan kontrol Mana Angin dari pedangnya untuk meniru gerakan Artifiser membuka kunci sihir.

Teknik Artifiser adalah kelemahan sihir. Aku harus memanipulasi Mana, bukan mematahkannya.

Hanya butuh tiga detik bagi Lyra untuk meniru gerakan halus dan rumit. KLIK! Rune pengunci itu mati.

Lyra membuka peti. Di dalamnya, ia menemukan beberapa gulungan perkamen yang sudah menguning, dan satu gulungan yang paling besar, bertuliskan aksara kuno:

"Perisai Defensif Portabel: Model Elemendorf Awal."

Itu dia. Cetak biru Perisai Mana Portabel.

Lyra segera mengambil cetak biru itu dan menutup peti. Ia merangkak kembali ke sisi Mia.

"Mia, kita pergi sekarang,"

bisik Lyra.

Saat mereka menyelinap keluar gudang, Lyra merasakan sensasi dingin yang sama di belakangnya.

Raven berdiri di sudut gang, bersandar di dinding batu.

"Tepat waktu,"

kata Raven, tanpa bergerak.

"Aku tahu kau akan datang. Gadis kecil yang tidak tahu takut. Mana Peredam Suaramu bekerja dengan baik."

Mia menempatkan dirinya di depan Lyra lagi.

"Kami sudah mendapatkan cetak birunya. Berikan kami Kristal Tipe Alpha."

Raven tersenyum dingin.

"Tidak semudah itu. Aku tidak membawa kristal mahal itu kemari. Aku akan memberimu alamat. Datanglah besok di tempat ini pada jam yang sama, dan aku akan memberikannya."

Lyra menggeleng.

"Tidak. Aku butuh Kristalnya sekarang. Aku tidak kembali besok. Mama dan Papa sudah kembali dan aku tidak punya waktu."

Lyra kemudian melakukan sesuatu yang mengejutkan. Ia maju selangkah, melepaskan Silent Step, dan membiarkan Mana-nya menyelimuti tangan kecilnya.

"Aku tahu kau membutuhkan cetak biru ini untuk dijual ke musuh-musuh bangsawan. Dan aku tahu kau akan menjualnya malam ini,"

Lyra berbicara dengan otoritas yang melebihi usianya.

"Aku sudah menghafal setiap rune di gulungan ini. Jika kau tidak memberikannya sekarang, aku akan merobek cetak biru ini, dan semua yang kau lakukan akan sia-sia."

Raven menatap Lyra, tatapan meremehkannya kini berubah menjadi kekaguman dan sedikit rasa hormat. Lyra tidak hanya pintar, dia juga kejam dalam bernegosiasi.

"Kau gadis kecil iblis,"

Raven mendesis.

Raven menghela napas, lalu mengeluarkan sebuah kantong kecil dari balik jubahnya. Ia membuka kantong itu, dan Lyra bisa melihat di dalamnya: sebuah kristal sebesar ibu jari, memancarkan cahaya ungu samar. Kristal Penyerap Mana Tipe Alpha.

"Ambil,"

kata Raven, melemparkan kantong itu ke Lyra.

"Dan lupakan pernah melihatku."

Lyra menangkap kantong itu, merasakan berat dan Mana kristal di dalamnya.

Lyra dan Mia kemudian bergegas kembali ke kastil, misi mereka berhasil. Lyra kini memiliki tiga hal: cetak biru yang bisa ia pelajari, keterampilan infiltrasi yang teruji, dan bahan mentah untuk Cincin Penyimpanan Mana yang ia impikan.

Lyra dan Mia berjalan tergesa-gesa melalui koridor sempit di dekat Pintu Servis Selatan. Aroma minyak dan kotoran dari Lower Ring masih melekat di pakaian mereka. Kristal Penyerap Mana Tipe Alpha terasa dingin dan berdenyut di dalam kantong kecil di genggaman Lyra.

Mia, meskipun lega mereka selamat, merasa hatinya tercabik-cabik karena ketegangan dan rasa bersalah karena telah melanggar perintah Erin. Begitu mereka tiba di koridor yang lebih sepi, Mia menarik napas dalam-dalam dan menghentikan langkah Lyra.

"Tuan Putri,"

bisik Mia, suaranya terdengar tercekat.

"Tolong, katakan yang sebenarnya padaku. Mengapa Anda melakukan semua ini?"

Lyra menghentikan Silent Step-nya, membiarkan ilusi Mia memudar agar rambut pink-nya kembali mencolok, dan menatap pelayannya.

"Melakukan apa, Mia?"

tanya Lyra, nadanya sedikit defensif.

"Menyusup ke lokakarya kotor, bernegosiasi dengan wanita bertopeng yang mencurigakan... semua ini hanya untuk kristal?"

Mia menggelengkan kepala, air mata mulai menggenang di matanya.

"Jika Tuan Putri ingin cincin penyimpanan Mana, mengapa tidak menunggu Tuan Racel kembali dan memintanya? Beliau pasti akan membelikan yang terbaik untukmu! Kristal apa pun, dia pasti akan membelinya!"

Lyra melihat kepanikan dan kebingungan di mata Mia. Ia menyadari Mia perlu penjelasan yang meyakinkan, sebuah logika yang masuk akal bagi seorang pelayan kastil.

Lyra merendahkan suaranya, memancarkan wibawa yang hanya muncul saat Reni mengambil alih.

"Mia, kau tahu Papa adalah Dewa Pedang. Dia tahu pedang dan teknik bertarung. Tapi Papa..."

Lyra berhenti sejenak, mencari kata yang tepat.

"Papa adalah seorang suami, bukan Artifiser."

"Saat aku memintanya 'cincin yang bagus dengan gambar pedang dan buku,' apa yang akan dia beli? Dia akan membeli cincin dengan ukiran pedang dan permata indah. Itu perhiasan, Mia."

Lyra mengangkat kantong berisi Kristal Alpha.

"Aku tidak butuh perhiasan, Mia. Aku butuh alat tempur. Aku butuh Senjata Pendukung."

"Kristal ini—Kristal Tipe Alpha—hanya kristal inilah yang memiliki kapasitas dan tingkat penyerapan yang cukup tinggi untuk menahan Mana saat aku melakukan Gerakan Kucing, atau saat aku harus merapal Mantra Peredam Suara dalam situasi darurat. Ini bukan kristal yang bisa dibeli di toko perhiasan bangsawan, Mia."

Lyra menunjuk gulungan cetak biru yang kini tersembunyi di balik bajunya.

"Aku sudah membuat cetak birunya, Mia. Aku tahu persis bagaimana cincin itu harus dibuat. Tapi tanpa kristal dengan kualitas ini, cincin itu hanya akan menjadi wadah Mana yang lambat dan cepat rusak."

"Papa akan membelikannya,"

sela Mia putus asa.

"Jika Anda menjelaskan..."

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan,"

potong Lyra tajam.

"Jika aku menjelaskan, Mama Erin akan tahu aku mempelajari sihir yang rumit dan berencana untuk menjadi petarung. Mama akan khawatir. Mama akan melarangku berlatih pedang dengan Papa! Dan jika aku tidak bisa berlatih, aku tidak akan pernah bisa menjadi kuat."

Lyra memegang tangan Mia.

"Mia, aku tidak ingin menghabiskan masa dewasaku sebagai Lady yang hanya bisa merajut dan khawatir tentang pesta teh. Aku ingin sekuat Mama dan secepat Papa. Aku harus menyiapkan senjataku sendiri, tanpa sepengetahuan Mama. Aku harus menjadi Lady yang tangguh untuk melindungi diriku sendiri."

Kata-kata Lyra menyentuh hati Mia. Ia ingat betapa tomboi-nya Erin, dan betapa Lyra sangat mirip dengannya. Dan yang paling penting, Mia terikat pada janji rahasia dengan Racel untuk mendukung ambisi Lyra.

Mia menghela napas panjang, kekhawatiran biologisnya tentang Tuan Putri kecilnya sedikit mereda digantikan oleh kekaguman pada tekad Lyra.

"Baiklah, Tuan Putri,"

kata Mia, mengangguk pasrah.

"Mia mengerti. Anda harus menjadi yang terbaik. Kita akan segera pulang dan menyembunyikan ini. Tapi tolong, jangan pernah bernegosiasi dengan orang seperti Raven lagi. Itu... itu terlalu menakutkan."

"Aku janji, Mia,"

kata Lyra. Setidaknya sampai aku mendapatkan cincinnya.

Lyra dan Mia berhasil menyelinap kembali ke Kastil tanpa terdeteksi. Mia segera merapikan kembali pakaian Lyra yang sempat kotor, mengembalikan liontin kristal dan pedang kayu ke tempatnya, sementara Lyra menyembunyikan Kantong Kristal Alpha di tempat rahasia yang ia temukan di bawah karpet tebal, dekat boks mainannya.

Begitu mendengar suara langkah kaki Racel dan Erin di koridor, Lyra melompat ke ranjang, mengatur napasnya, dan berpura-pura tertidur dengan pose paling polos dan manis yang bisa ia tampilkan.

Tak lama kemudian, pintu kamar tidur Lyra terbuka perlahan.

Lyra merasakan kehadiran mereka. Suara gesekan jubah mewah Erin dan bunyi langkah berat Racel memasuki ruangan. Lyra mengintip sedikit melalui bulu matanya yang panjang, yang bersembunyi di balik lengan mungilnya.

Erin dan Racel berdiri di samping tempat tidurnya, keduanya tampak lelah, tetapi wajah mereka memancarkan kehangatan. Racel, yang biasanya tegang dan berwibawa, kini terlihat lembut.

Erin adalah yang pertama bergerak. Dengan gaun birunya yang bergemerisik pelan, ia membungkuk, menyingkirkan rambut pink Lyra dari dahinya, dan mencium kening putrinya dengan kehangatan yang mendalam.

"Putri Mama yang pintar,"

bisik Erin, suaranya dipenuhi rasa lega dan cinta.

"Maaf Mama meninggalkanmu lama sekali. Mama merindukanmu."

Racel berdiri di belakang Erin, tangannya diletakkan di pundak istrinya. Lyra bisa merasakan aura Mana Ayahnya—berkilau dan padat, namun saat ini diliputi ketenangan.

"Dia tidur pulas,"

kata Racel dengan nada bangga.

"Anak yang baik. Aku tidak sabar untuk melatihnya besok. Kurasa dia pasti sudah menemukan cara baru untuk membuatku takjub."

Lyra tersenyum kecil di dalam hati. Ayahnya benar-benar bersemangat.

Erin bangkit berdiri, lalu matanya menangkap sesuatu yang tergeletak di atas meja samping Lyra: gulungan perkamen yang Lyra gunakan untuk menyalin cetak biru Artefak Penyimpanan.

Lyra, dalam kepura-puraan tidurnya, menegang. Sial! Aku lupa membuang kertas coretan!

Erin mengambil gulungan itu.

"Apa ini? Coretan Lyra?"

Racel ikut mendekat. Mereka melihat diagram-diagram rumit yang disalin Lyra—rune-rune Mana yang kompleks, perhitungan alokasi energi, dan skema untuk modul kristal. Di bawahnya, Lyra mencoret-coret dengan aksara kuno yang belum sempurna.

Erin menoleh ke Racel, matanya melebar tak percaya.

"Racel, ini bukan coretan. Ini... ini adalah struktur Aliran Mana tingkat lanjut. Struktur yang hanya diajarkan di tingkat Archmage,"

bisik Erin.

"Dia menyalinnya dari Kompendium milikku. Dia... dia memahaminya?"

Racel mengambil gulungan itu dan mengerutkan dahi. Dia tidak mengerti sihir seperti istrinya, tetapi dia tahu bahwa ini bukan pekerjaan anak berusia empat tahun. Dia ingat saat Lyra memberinya cetak biru yang rapi dan terperinci.

"Dia memang mengatakan ingin menggambar sesuatu. Tapi ini... ini bukan gambar. Ini adalah penelitian,"

kata Racel. Dia kemudian tersenyum kecil.

"Dia memang memiliki otak Elemendorf."

Erin menatap Lyra yang masih tidur, pandangannya kini berubah. Ada campuran kebanggaan, kekhawatiran, dan rasa ingin tahu yang sangat besar.

"Aku rasa kita tidak bisa hanya fokus pada pelatihan pedangmu, Racel. Anak ini sudah melangkah jauh di depan kita,"

kata Erin, lalu ia menyimpan gulungan itu.

"Besok, aku akan mulai mengujinya. Aku harus tahu seberapa banyak sihir yang diserap putriku secara diam-diam."

Racel menyetujui dengan anggukan.

"Latih dia. Aku akan memastikan pedangnya tidak mengganggu sihirnya. Tapi tentang cincin itu..."

Racel menyentuh saku jubahnya.

"Aku sudah membelikannya cincin yang bagus. Berharap cincin itu akan membuatnya senang."

Mereka meninggalkan kamar, menutup pintu perlahan.

Lyra membuka matanya lebar-lebar. Ia tidak hanya lolos. Rencana utamanya berhasil: Erin kini akan melatihnya sihir!

Sempurna! Papa melatih tubuhku, Mama melatih otakku. Dan Papa sudah membelikan cincin!

Lyra merangkak ke tempat Kristal Alpha disembunyikan. Ia kini punya Kristal Tipe Alpha, cetak biru, dan cincin yang dijanjikan. Tugasnya sekarang adalah: Mengganti kristal di cincin Racel dengan Kristal Tipe Alpha-nya.

1
Anonymous
ceritanya wahhh, sih. cuma kayaknya penulisan nya bisa lebih emosional lagi
Anonymous
gila plot twist nya
Moge
episode 4 udah mulai seru jir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!