Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue
04
Raisa mulai mengemas barang-barang untuk pindah ke mansion milik kakeknya, kanza, vira dan keysha juga membantu raisa untuk mengemas barang-barangnya,
"Ra, lo jaga diri baik-baik ya disana" keysha bergumam pelan lalu mengusap punggung raisa
"Lebay lo key, orang cuma pindah rumah aja, lagian gue gak kemana-mana, gue tetep dijakarta, besok juga bakal ketemu disekolah" raisa dibuat risi karna adegan keysha yang pakek acara nangis-nangis segala
"Tau nih kesya pake acara nangis segala" kanza juga ikut mengomentari keysha yang sedari tadi mengusap air matanya menggunakan tisu, sambil terus mengusap punggung raisa
"Gue udah selesai beres-beresnya nih, kalian mau gak ikut gue kerumah kakek?" Mereka bertiga mengangguk setuju dan beranjak, lalu keluar dari apartemen keysha, dan langsung berangkat menggunakan mobil kanza, menuju kediaman keluarga kasela.
💫💫💫
Erlan meneguk segelas teh yang ada dihadapannya, ia baru sampai dilondon pagi ini, nadira tersenyum dari arah tangga, lalu turun untuk menemui anak sulungnya itu
"Gimana keadaan raisa disana land?" Tanya nadira sambil duduk dihadapan anak sulungnya ini
"Raisa baik-baik aja mom, tapi kakek nyuruh raisa buat tinggal sama kakek sama ngelanjutin sekolah menengah atasnya disana mom"
"Itu tidak masalah buat mommy, yang terpenting buat mommy adalah kebahagian raisa"
"Terus gimana sama perjodohannya mom?"
"Mommy tidak terlalu yakin, tapi menurut mommy, raisa akan menerima perjodohan ini, karna, orang yang ingin dijodohkan dengan raisa, berada satu sekolah dengannya, mungkin lama kelamaan rasa itu akan tumbuh dengan sendirinya" nadira tersenyum hangat kearah erlan, membuat cowok itu ikut tersenyuman lalu menganggukkan kepalanya.
💫💫💫
Andika merebahkan tubuhnya diatas kasur, lalu memandang langit-langit kamar, entahlah ia tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan, andika sudah lama tidak merasakan perasaan-perasaan yang seperti ini, apalagi perasaan cinta, awalnya ia hanya iseng mengganggu raisa, tapi lama kelamaan, ia malah merasakan hal yang aneh, ia ingin selalu ada disamping cewek itu, ingin memiliki dan melindungi cewek itu terus menerus, dan ini semua membuat andika bingung
Drttt.....Drttt.....Drttt
Lamunan andika seketika buyar saat merasakan getaran dari ponselnya, dengan malas, andika mengambil ponsel dan melihat pesan yang masuk.
Andika beranjak dari tidurnya, dan langsung masuk kekamar mandi untuk menyegarkan badan, selang beberapa menit, andika sudah keluar dari kamar mandi, mengganti baju, setelahnya andika turun lalu duduk disofa depan televisi.
Ting tong ting tong ting tong
Suara bel berbunyi berkali-kali membuat cowok itu mendengus kesal, lalu melangkah mendekati pintu, saat ia hendak membuka pintu, ia terkejut karna pintu yang setengah terbuka menampilkan 2 orang cowok yang sedang ribut diluar.
"Gue masuk duluan"
"Enak aja, nggak-nggak gue yang masuk duluan"
"Anjing lo, ni rasain"
"Addawww a..... sakit tolol"
"Gak, pokoknya gue duluan" andika mendengkus kesal mendengar cekcokan kedua sahabatnya, dengan geram andika membuka pintu dengan kasar, membuat kelvin dan revan kehilangan keseimbangan, jadilah mereka berdua jatuh mengenaskan dilantai
"Gara-gara lo gak mau kalah, pintunya jadi kebuka sendirikan, sakit nih pantat gue"
"Pinggang gue juga sakit tolol"
"Kalian berdua, mau sampai kapan perang dilantai, pakek acara peluk-pelukan segala, dih jijik gue" andika risih melihat kedua orang dihadapannya yang saling berpelukan.
Keduanya kompak menoleh kebawah, dan mendapati tangan mereka yang melingkar dipinggang keduanya, dengan secepat kilat, revan dan kelvin langsung berdiri.
"Modus lo pakek grepe-grepe gue lagi" ucap kelvin pada revan
"Dihhh, lo yang modus sama gue" revan tak mau kalah
"Pokoknya lo yang____" ucapan kelvin terhenti karna lemparan bantal dari tangga, siapa lagi jika bukan reza, kembarannya andika.
"Berisik banget lo berdua, gue lagi enak-enaknya tidur juga" revan dan kelvin kompak menoleh pada suara tersebut, keduanya langsung terbahak-bahak melihat wajah reza, lain halnya dengan andika yang menahan tawa dibelakang revan dan kelvin
"Kenapa lo bertiga malah ketawa?" Reza mulai bingung melihat ketiga orang dihadapannya yang tertawa tanpa alasan yang jelas.
Andika berjalan mendekat pada reza dan memberikan cermin milik bunda padanya
"Nih ngaca dulu, gue mau kekamar"
Reza menerima cermin itu dengan ekspresi masih bingung, apalagi, andika yang buru-buru masuk kekamar dan mengunci pintunya, reza mengarahkan cermin yang diberikan andika pada wajah, sontak reza terkejut melihat wajahnya yang sudah dihias mirip dengan badut.
"ANDIKAAAAA" teriak reza, lalu berlari kekamar andika
"Keluar lo, lo apain muka gueee"
Reza menggedor-gedor pintu dengan keras, ia emosi,namun, andika tidak merespond, dan malah tertawa dibalik pintu, revan dan kelvin
menggeleng-geleng melihat kedua saudara itu, yang terkadang mirip seperti anak kecil.
💫💫💫
"Kapan kita pindah, bunda juga gak masalah satu mansion sama kalian, iyakan rez?" ucap andika lalu menoleh kearah reza
Setelah main kejar-kejaran dengan andika, mereka berempat duduk ditaman belakang mansion
"Bonyok juga setuju kalo kita satu mansion" kelvin mulai angkat suara, sambil menikmati snack yang ada dihadapannya, reza mengangguk-anggukkan kepalanya setuju
"Kalo lo gimana van?" Tanya reza pada revan, karna sedari tadi cowok itu hanya fokus pada ponselnya, entah apa yang sedang dilakukannya dengan ponsel itu, revan menoleh kearah reza lalu memiringkan kepalanya,
"Gue gimana?" Tanya cowok itu dengan polos
"Yaelah kambing, lo nggak dengerin apa yang kita omongin" maki kelvin mulai kesa
"Enggak" jawab revan dengan enteng
Kelvin mendekatkan wajahnya pada revan "kita lagi bahas tempat tinggal baru van, mansion yang baru" teriak kelvin, revan menjauhkan wajahnya dari kelvin
"Nggak usah teriak-teriak tolol, gue gak budek"
"Udah-udah, kok malah ribut sih" andika menengahi karna mulai risih dengan pertengkaran revan dan kelvin yang terbilang seperti anak kecil.
"Gue oke-oke aja si, lagian deket sama sekolah" sahut revan kemudian
"Sejak kapan lo rajin kesekolah?" Tanya andika sinis
"biasanya setiap pelajaran pasti ada yang bolong lu" timpal kelvin
"Dih, kepo lo semua, kek dora" jawab revan
"Kalo gue dora berarti lo monyetnya dora" balas reza yang tak mau kalah, revan mendengkus kesal, setelah itu ia mengalihkan pandangan kembali keponselnya, kelvin menggelengkan kepalanya melihat kelakuan revan, karna sejak dua minggu yang lalu, cowok itu sering berdiam diri menatap ponselnya, dan terkadang senyum-senyun sendiri, kelvin mendekatkan diri pada revan untuk melihat ponsel cowok itu, namun gagal karna revan langsung menutupi ponselnya
"Ck, lo liatin apaan sih, pakek senyum-senyum sendiri, lo masih waraskan van?" Tanya kelvin pada revan yang terus-terusan memandangi ponselnya, cowok itu tidak merespond ucapan kelvin, kelvin menyentuh dahi revan, namun lagi-lagi cowok itu kembali menghindar
"Jangan sentuh aku mas" ucap revan pada kelvin, suaranya dibuat buat ketakutan, lalu menutupi dada menggunakan kedua tangan
"Dihhh jijik banget anjirr, lebih baik gue grepe-grepe si sitti daripada lo pantat panci"
"Yakin mau sama si sitti mas?" Revan mengedipkan sebelah matanya pada kelvin
Kelvin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, ia merutuki dirinya sendiri karena telah membawa-bawa nama sitti, ia mengumpat dalam hati
"Guys, mansion yang kita tempati itu bukan cuma kita doang, tapi pewaris 5 keluarga yang bakal ada disana" Kevin, andika dan reza kompak menoleh kearah revan, yang menatap mereka dengan tatapan serius
"Jadi keluarga kasela bakal ada disana? " tanya Andika yang langsung dijawab anggukan oleh revan, Andika tersenyum melihat respond dari revan "berarti gue bakalan ketemu sama cewek waktu itu" batin andika dengan senyuman yang masih mengembang
"Tau dari mana lo, klo pewaris 5 keluarga bakal ada disana?
" tadi papa chat gue, nih klo gak percaya" ucap revan sambil menunjukkan layar ponsel pada mereka
"Gue denger-denger si, keluarga kasela punya dua anak, tapi gue gak tau jenis kelaminnya, lagian keluarga mereka tuh jarang banget komunikasi sama orang-orang, agak misterius gitu" jelas revan
"Gue udah kenal akrab sama pewaris pertama, namanya erland vernando kasela, orangnya tuh asik kok" ucap andika sambil mengingat sosok erlan
"Gue juga pernah denger, tapi gue gak tau muka tu anak, tapi yang jelas, tetep gantengan gue daripada dia" ucap kelvin dengan bangga, mereka bertiga kompak menoleh kearah kelvin lalu mengeluarkan ekspresi mau muntah, sedangkan kelvin hanya bisa diam melihat teman-temannya
"Dibuly mulu perasaan gua" ucapnya sambil mengelus dada, sabar.
💫💫💫
"Kakek" panggil perempuan yang masuk kedalam pelukan lelaki dihadapannya yang sudah lanjut usia itu
"Cucu kakek udah besar ya"
"Makasih ya kakek udah nolongin raisa"
Lelaki itu tersenyum sambil mengusap kepala cucu perempuan nya ini
"Yuk masuk, ajak teman-teman kamu"
Raisa mengangguk patuh lalu masuk kedalam mansion, diikuti ketiga temannya.
Raisa menaiki tangga lalu masuk kedalam kamarnya, kamar yang selalu ia rindukan kini akan kembali ia tempati, perempuan itu tersenyum sambil memejamkan matanya, vira, kanza, dan keysha duduk di sofa kamar raisa, tiba-tiba suara ponsel vira berdering, kompak membuat 3 orang itu menoleh, vira mengambil ponsel nya lalu mendekatkan ponsel nya kedaun telinga
"Halo ma"
"....... "
"Vira lagi dirumah temennya vira"
"....... "
"Cewek ma"
"....... "
"Iya ma bisa"
"....... "
"Ok"
"......."
Setelah panggilan berakhir, Vira menatap ketiga temannya dengan tatapan yang sulit di artikan, raisa mengangkat satu alisnya dan mendekat ke sofa dimana ketiga temannya duduk
"Kenapa vir? " tanya raisa lalu duduk didekat vira
"Mama nyuruh gue pulang, katanya mama mau berangkat ke paris, kalo ga salah sekitar 2 bulan" cewek itu menunduk sedih
"Udah vir, kan masih ada kita juga, klo lo kesepian lo bisa main ditempat kita" ucap kanza menenangkan sambil mengusap punggung vira,bermaksud menenangkan, ketiga temannya ikut prihatin dengan keadaan vira saat ini, sejak mama dan papa nya bercerai, vira menjadi kekurangan kasih sayang, bisnis mamanya meningkat, membuatnya menjadi super sibuk dan tidak ada waktu untuk nya, vira memaklumi posisi mamanya, tapi jauh dilubuk hatinya yang paling dalam, vira rindu keharmonisan keluarga itu, tapi ia tidak mengatakannya, karena ia tidak mau menambah beban mamanya
"Yaudah ra, kita pulang dulu ya, gue juga harus nganterin mereka berdua" mereka berempat beranjak dari duduknya.
Setelah selesai mengantar teman-teman nya kedepan untuk pulang, raisa masuk kedalam kamarnya, merebahkan tubuhnya diatas kasur, tak lama kemudian ia terlelap dengan sendirinya.
💫💫💫
Revan memarkirkan mobilnya didekat mobil kanza, sejak 2 bulan terakhir, cowok itu sering berangkat pagi kesekolah, entah karena alasan apa
Revan berjalan santai menuju kelasnya, tapi ia berhenti didepan kelas, karena melihat seorang cewek tengah memegang sebuah buket bunga,dengan perasaan yang sulit untuk diartikan, ia melihat cewek itu tersenyum saat melihat sticky note yang tertempel dibuket tersebut, kemudian menaruh nya kedalam tas.
"Kanza dapat bunga dari siapa? Jangan-jangan dia udah punya gebetan lagi?, terus gue sama siapa?" Revan membatin sambil berfikir keras.
"Van"
Revan terlonjak kaget karena seseorang tiba-tiba menepuk bahunya
"Anjir, ngagetin aja lo sableng" ketus revan kesal
"Lagian lo ngapain sampe Ngumpet-ngumpet kaya maling jemuran gini? " tanya kelvin sambil melongokkan kepala kedalam kelas, dan ia hanya melihat kanza yang sibuk dengan buku ditangan nya
"Lo ngintipin kanza van? " tanya kelvin curiga "lo suka kanza ya? " lanjutnya lagi dengan mata memicing menyelidik
"Gak" jawab revan ketus, sambil masuk kedalam kelas
"Yakin ga suka? Padahal gue tau kanza lagi pdkt sama cowok, yakin lo gak mau tau? " tanya kelvin menggoda revan,ia mengekori revan masuk kedalam kelas, revan melirik kelvin sekilas, tanpa menghiraukan nya
"Gak"
"Yakin gak mau tau? " goda kelvin lagi
"Bomat ah"
Revan duduk dibangkunya memainkan ponsel, sebenarnya ia kepo, cemburu, kesal, saat mendengar ucapan kelvin tadi, tapi ia terlalu gengsi untuk mengakuinya, ia sesekali melirik kearah kanza dan kelvin malah memergokinya, kelvin tersenyum jahil sambil mendekati kanza
"Hai" sapa kelvin dengan senyuman manis
Kanza menoleh kearah kelvin membalas senyum cowok itu menampilkan lesung pipi nya
"Kenapa vin, tumben pagi-pagi nyapa gue? "
"Itu si revan pengen ngomong sama lo, tapi malu katanya" kelvin menggerling menggoda revan yang wajah nya sudah merah karena kesal
"Sialan" revan mengumpat dalam hati melihat tingkah kelvin yang mempermalukan dirinya sekarang pada orang yang ia sukai, ia melotot galak kearah kelvin namun hanya dibalas cengiran oleh cowok itu,
Berbeda dengan kanza yang terkejut dan tidak percaya dengan ucapan kelvin, "bagaimana bisa seorang "revan shea agusta malu padanya? Itu adalah hal mustahil" pikirnya.
Raisa menghela nafas panjang, entah apa yang ia rasakan saat memasuki kelas dan duduk dibangkunya, melihat andika yang hanya diam tanpa menyapa, membuatnya merasa ada yang kurang, padahal cowok itu adalah orang terheboh jika ia datang, tapi mengapa sekarang ia diam? Sikap cowok itu seperti berubah, dan ada perasaan tidak rela dalam, namun raisa tidak tau rasa apa itu.
"Hai, tumben udah nyampe? " Tanya reza membuyarkan lamunannya, raisa tersenyum membuat reza ikut tersenyum
"Hehehe, lagi pengen aja"
"Gue kebelakang dulu ya"
Raisa mengangguk, reza pun duduk disebelah andika, sejak beberapa hari ini raisa mulai dekat dengan reza, karena reza ramah juga pandai mencari topik pembicaraan, sifatnya itu agak mirip dengan andika, meskipun mereka kembar identik, terkadang, ada juga perbedaan diantara mereka, termasuk kemesuman andika.
💫💫💫
"Gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?' ucap reza sambil menahan tawa yang dibalas senyuman oleh raisa
Namun tanpa mereka sadari, ada andika dibelakang mereka yang menguping pembicaraan keduanya, tangannya mengepal kuat, sampai-sampai buku-buku tangannya memutih, rahangnya mengeras, cemburu, sedih, kesal, semuanya bercampur menjadi satu
"Bangsat" makinya lalu melangkah pergi karena tidak mau mendengar jawaban dari raisa.
Seketika tawa raisa pecah, dan reza pun ikut tertawa
"Kok gitu sih cara ngomong nya? "
"Emangnya gimana caranya sa? " tanya reza sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Yang romantis dikit lah jangan kaku begitu, entar klo kaku, adanya lo gak laku-laku re" candanya
"Iya-iya, entar gue coba lagi deh"
Keduanya pun melangkah menuju kelas, semua mata kini tertuju pada mereka, ada yang menatap kagum, iri, bahkan sedih, karena menurut mereka, raisa itu beruntung bisa kenal deket sama 4 idola sekaligus, apalagi andika dan reza, si kembar menggemaskan yang paling populer diantara mereka.
💫💫💫