MENDADAK CERAI

Nania pun langsung melajukan mobilnya. Sementara itu Ethan memijit mijit pelipis alisnya. "Kak Ethan!" panggil Sarah dengan nada lembut.

Sarah langsung tersentak, ketika melihat kilatan marah di mata Ethan. Pada saat ini pikiran Sarah berkecamuk, "Apa yang akan terjadi jika dia mengetahui kebenaran bertahun-tahun yang lalu itu!"

Napas Sarah melega, ketika tak berapa lama tatapan Ethan melembut lagi. Ethan tersenyum lalu melangkah pulang. Sementara Sarah dan beberapa kerabat keluarga juga ikut pergi dari krematorium.

Pada saat ini, Nania tengah melajukan mobil dengan perlahan, seakan sedang mengimbangi perasaan Grace. Keheningan di dalam mobil pun terpecah. "Apa draft percerainnya yang aku pinta sudah siap?" tanya Grace.

"Tentu saja!" jawab Nania sambil menunjuk berkas di kursi belakang.

Yang harus kau lakukan sekarang adalah bagaimana membuat Ethan mau menandatangani surat cerai itu!"

"Tenang saja aku ada cara!" kata Grace sambil bersandar di kursi penumpang, sambil memejamkan mata.

"Itu baru gadisku!" puji Nania.

"Nah sekarang, mau diantar ke mana?" tanya Nania lagi.

"Antar aku Ke kediaman Mo!" jawab pelan Grace.

"Ok!" jawab Nania langsung tancap gas.

Bagi Nania jika Grace bilang sudah ada cara, maka ada jalan. Mereka pun tiba di kediaman Mo. "Sudah kau pulang saja, dan tunggu kabar baik dariku!"

Nania pun tersenyum, lau melajukan mobilnya. Grace masuk ke dalam rumah, lalu mengumpulkan semua pelayan. Dalam hati, sebelum pergi dia harus membuat huru hara yang selama ini dia tahan dalam hati. Karena menimbang keberadaan Kakek Mo.

Sekarang Kake Mo tidak ada sudah tentu ini menjadi waktu yang pas untuk melampiaskan apa yang sudah di tahannya bertahun-tahun.

Grace memanggil kepala pelayan dan semua pelayan. Lalu dia berdiri dan memperhatikan satu persatu. Sedikit memicingkan matanya lalu berkata, "Dia... dia... dan dia di pecat!"

"Tapi Nyonya, apa salah kami?" tanya mereka.

"Nyonya? Aku bukan Nyonya kalian!" jawab Grace.

Mereka bertiga pun langsung tergugup, Sedari awal Grace mengetahui jika ketiga pelayan itu adalah mata-mata dari adik iparnya. Mata-mata yang memberitahu Sarah tentang kondisi keadaan Kakek Mo kepada Sarah.

Sarah tidak akan berani kembali, jika masih melihat Kakek Mo sehat. Baginya, Kakek Mo adalah duri dalam daging. Penghancur kisah romansa indahnya dengan Lucas.

Pada saat ini Ethan dan Sarah tiba di kediaman Mo. Melihat Sarah datang, ketiga pelayan yang baru saja dipecat oleh Grace langsung mengadu, menangis.

"Nona, tolong kami. Dia baru saja memecat kami!"

"Kak, kenapa kau memecat mereka. Jangan jadi Nyonya Rumah yang kejam!" kata bela Sarah.

Grace bersedekap, "Aku adalah pemegang kunci kekayaan di dalam kediaman Mo, jadi kau tidak ada hak mengkoreksi!"

Grace maju sedikit ke depan Sarah, "kediaman Mo sedang dalam masa berkabung, jadi tidak menerima tamu saat ini. Antarkan tamu kita, tunjukan pintu keluarnya!" Kata Grace kepada kepala pelayan.

Sarah langsung merangkul tangan Ethan yang tertegun melihat istrinya saat ini sangat berbeda dari biasanya. Ethan hanya terdiam melihat Grace berlalu melewatinya.

Grace pergi ke kamarnya, menutup pintu, duduk di ranjang sambil melihat map berisi draft surat cerainya. "Sebentar lagi, tahan sebentar lagi!" imbuh Grace sembari menyilang kalender meja, menghitung mundur menuju hari kepergiannya.

"Kakek... sekali lagi Maafkan aku, karena tidak bisa membalas kebaikanmu!"