Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
" Cieee, udah nggak bisa tidur tanpa Lala" goda Lala tertawa ngakak mengangkat sebelah alisnya.
" Aku hanya peduli saja karena besok kamu sekolah, jangan berpikir berlebihan" ucap Atlas buang muka .
" Iya , tugas Lala tinggal dikit lagi tunjukkin dong Om biar cepat selesai " kata Lala yang duduk di karpet meletakkan bukunya diatas paha Atlas yang duduk disofa .
" Tugas apa?" tanya Atlas membaca soal .
" Matematika " kata Lala yang sudah rada mengantuk meletakkan dagunya diatas paha kiri Atlas yang sedang mengajarinya.
" Cepat kerjakan " ucap Atlas yang tidak tahan menatap lama-lama Lala dalam posisi seperti ini.
" Isikan sekalian napa Om mata Lala udah ngantuk " ucap Lala bersandar ke kaki Atlas sambil menguap .
" Ngelunjak ya kamu , udah ditunjukkan malah sekalian minta diisikan" omel Atlas namun tetap mengisikan jawaban dibuku Lala .
" Lala kan tanggung jawab Om " ucap Lala tiba-tiba yang membuat Vincent terdiam .
" Jadi kalau Lala nggak bisa Om harus bantu " pernyataan Lala yang mendengar itu saat mereka menikah .
" Sudah simpan buku kamu " ucap Atlas yang diangguki Lala .
Setelah nya mereka naik keatas ranjang" Om apa besok mobil Lala sudah datang ?" tanya Lala meletakkan guling ditengah mereka.
Atlas melempar guling itu sampai kedekat pintu " kamu bertanya soal mobil tapi masih memberikan pembatas antara kita ?" ucapan tajam Atlas .
" Ya apa salahnya, lagian bukankah Om yang mengatakan akan membelikan Lala mobil " ucap Lala kembali menjemput bantal guling yang dilempar Atlas .
" Lala ketika sepasang suami istri tidur tidak boleh ada pembatas antara mereka" ucap Atlas mengatakan maksudnya dengan to the poin agar Lala mengerti.
" Tapikan Lala masih kecil nanti Om,"
" Itu hak aku sebagai suami kamu " pernyataan Atlas .
" Tapi Om,"
" Aku tau Lala kamu masih kecil dan aku juga tidak akan senaif itu " pernyataan Atlas berbaring menjadikan telapak tangan nya bantal .
" Aku tidak menuntut itu sekarang namun bersikaplah sewajarnya padaku karena kita suami istri bukan lagi 2 orang asing tanpa ikatan " pernyataan Atlas .
" Ya tapi, bukan kah sedari awal kita memang tidak saling mengenal " ucap Lala yang kadang jadi overprotektif karena merasa Atlas masih orang asing baginya .
" Awalnya emang tidak tapi sekarang kita sudah menikah , apa aku harus menjelaskan lagi padamu apa arti pernikahan" ucap Atlas yang kadang jadi kepikiran mau dibawa kemana rumah tangga nya bersama Lala nantinya kalau terus begini .
" Ya harus, Lala nggak tau seratus persen Om " kata Lala dengan polos .
" Untuk saat ini lakukan saja apa yang kamu tau " ucap Atlas yang harus mencari momen yang tepat untuk mengajarkan Lala arti dari sebuah pernikahan .
" Harus dilakukan ya Om?" tanya Lala dengan lugu nya .
" Iya , jika tidak akan berdosa " ucap Atlas menarik selimut .
Muachhh.
" Se,selamat malam Om " kata Lala gelagapan setelah mengecup pipi Atlas .
Lala berbaring telentang memegang ujung selimut lalu perlahan memejamkan mata .
Atlas masih melek ketika untuk pertama kalinya dia mendapatkan kecupan dari istri nya .
Seminggu kemudian.
Sepulang sekolah Lala berjalan senang keluar mobil nya sampai menari-nari saking riang nya .
" Om Atlas sama siapa tuh " kata Lala langsung bersembunyi dibalik tembok memperhatikan Atlas yang tengah duduk bersama seorang wanita di meja taman .
" Dia sudah punya pacar ?" ucap Lala mengeluarkan ponselnya lalu memotret.
Atlas langsung menoleh ketika melihat flash kamera " Sialan aku lupa matiin flash lagi " batin Lala langsung lari kocar-kacir kedalam rumah .
............
" Apa yang kamu lakukan tadi ?" tanya Atlas yang langsung menanyai Lala setelah tamunya pergi .
" E, enggak ada " kata Lala yang duduk berhadapan dengan Atlas diruang kerja .
" Mana ponsel kamu ?" tanya Atlas lagi meminta .
" Bu, buat apa " kata Lala meremas rok seragam sekolah yang dipakainya.
" Sini " tegas Atlas mengambil langsung ponsel dari saku depan baju Lala .
Karena ponselnya masih menyala Atlas langsung menghapus foto itu secara permanen.
" Wanita tadi adalah rekan Bisnisku " jelas Atlas .
" Ohhh" kata Lala dengan ekspresi tidak peduli nya .
" Lala , wanita itu ajudan khusus yang aku tunjuk sebagai mata-mata untuk melakukan penyamaran oleh sebab itulah aku meminta dia datang kerumah untuk bicara empat mata dengan nya " sambung Atlas.
Atlas memang sengaja mengajak Donita berbicara di ruang terbuka agar semua pihak dapat melihat untuk menetralisir ke salah pahaman .
" Alah alasan, kalau udah punya pacar bilang aja " kata Lala yang mulai muak duduk memangku tangan nya menatap Atlas dengan tatapan tajam .
" Astaga, aku tidak selingkuh" pernyataan Atlas dengan tegas yang bahkan tidak pernah terbesit dipikiran nya
" Yang bilang Om selingkuh siapa?" tanya Lala balik .
" Kamu bilang aku udah punya pacar sama aja kayak kamu bilang aku selingkuh , karena kita sudah suami istri " ucap Atlas .
" Terserah Om deh, nanti Lala juga cari pacar " ucap Lala dengan gampangnya berdiri dari duduknya.
" Jangan pernah sekali-kali kamu menodai kesucian pernikahan kita jika tidak ingin merasakan kemarahan ku " ucap Atlas memegang tangan Lala.
" Ihhhh, Om kenapa sih setiap hari marah-marah mulu sama Lala . Yang salah Om tetap aja Lala yang dimarahin " ucap Lala mulai memberontak karena merasa ditekan Atlas .
" Lala ini bukan tentang siapa yang salah atau benar , Aku hanya ingin kejujuran dalam rumah tangga kita dan aku mengatakan semua kebenaran" ucap Atlas .
" Kamu saja yang tidak bisa berpikir dengan logika , Lala jika itu selingkuhan aku maka aku akan membawanya ketempat yang sepi atau kedalam kamar bukan diluar seperti itu disaksikan para bodyguard ku " ucap Atlas memberikan logikanya .
" Terserah Om " kata Lala bad mood .
" Huhhhh" Atlas menarik nafas panjang ketika disadarkan kalau istrinya adalah gadis kecil yang tentunya pemikiran dia akan sangat jauh berbeda dengan wanita yang sudah dewasa.
Lala terlalu cepat menyimpulkan sesuatu sesuai apa yang dikatakan otak nya .
" Lala apa aku harus memanggil wanita itu untuk memberikan keterangan langsung sama kamu ?" ucap Atlas setelah lama mereka saling diam .
" Nggak perlu " kata Lala berdiri lalu masuk kedalam kamar .
" Huhhh" Atlas menarik nafas berkali-kali menghadapi istri kecil nya yang sangat menguras emosi .
" Untung aku cepat tau jika tidak entah bagaimana nanti akhirnya" ucap Atlas yang bagaimana pun itu tidak ingin Lala salah paham apalagi sampai menyakiti hati istrinya .
Lala masih belum dewasa untuk menyimpulkan sesuatu dengan tepat sehingga tugas Atlas lah menetralisir pemikiran Lala agar tidak berpikiran berlebihan .
" Lala dengarkan aku " Atlas yang belum puas dengan semuanya kembali mengejar Lala kedalam kamar .
" Lala capek mau mandi " ucap Lala langsung menuju kamar mandi dan menutup pintu .
" Lala keluar , kita belum selesai " ucap Atlas menggedor pintu kamar mandi.
