NovelToon NovelToon
Diam-Diam Mencintaimu

Diam-Diam Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:383
Nilai: 5
Nama Author: Nildy Santos

Jenia adalah seorang gadis dari keluarga sederhana yang pintar, ceria, sangat cantik dan menggemaskan. namun tiada satupun pria yang dekat dengannya karena status sosialnya di yang di anggap tidak setara dengan mereka. namun selama 6 tahun lamanya dia sangat menyimpan rasa suka yang dalam terhadap seorang pria yang tampan, kaya raya dan mapan sejak mereka duduk di bangku kuliah.. akankah ia akan mendapatkan pria pujaannya itu?? kita akan mengetahuinya setelah membaca novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nildy Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 8

Sejak pertemuan pertama di rumah keluarga Jenia, Raka semakin sering hadir dalam persiapan pernikahan kakak Jenia. Ia membantu mengurus dekorasi, ikut belanja ke pasar desa, bahkan tak segan turun tangan memasang lampu hias di halaman.

“Mas Raka, makasih banyak ya, sudah repot-repot,” ujar ibu Jenia dengan wajah bahagia.

“Ah, nggak apa-apa, Tante. Lagian ini kan keluarga saya juga. Saya seneng bisa bantu,” jawab Raka ramah.

Jenia yang mendengar jawaban itu hanya bisa tersenyum kecut. Sejak kapan Raka merasa begitu dekat dengan keluarganya lagi?

Suatu sore, ketika Jenia tengah menata bunga di pelaminan sederhana, Raka mendekat sambil membawa sebotol air mineral.

“Kamu selalu sibuk, nggak pernah berubah,” katanya sambil menyodorkan botol.

“Terima kasih…” jawab Jenia singkat, mencoba fokus.

Tapi Raka tidak berhenti.

“Kamu masih inget nggak, dulu kita sering main di kebun belakang? Kamu selalu marah kalau aku jahilin kamu, tapi akhirnya kamu tetap temenan sama aku.”

Jenia terdiam sejenak. Ingatan itu memang masih tersimpan. Namun ia buru-buru menggeleng.

“Itu kan dulu, Rak. Sekarang kita udah beda. Kamu udah sukses, hidupmu jauh banget dari aku.”

Raka menatapnya lekat-lekat.

“Jangan ngomong gitu. Aku tetap orang yang sama, Jen. Dan satu hal yang nggak berubah…” ia menarik napas dalam, “aku masih suka sama kamu.”

Jenia membeku. Kata-kata itu seperti petir di siang bolong.

“Rak… jangan bercanda. Kita udah dewasa, nggak bisa mikirin masa lalu terus.”

Raka tersenyum, kali ini lebih serius.

“Aku nggak bercanda. Justru karena kita sudah dewasa, aku tahu apa yang aku mau. Dan aku mau kamu, Jen.”

Malam itu Jenia susah tidur. Kata-kata Raka terus terngiang di telinganya. Ia menatap langit-langit kamarnya, bertanya pada dirinya sendiri:

“Kenapa setelah aku berusaha keras melupakan Bastian… justru muncul Raka yang bikin hatiku goyah?”

Sementara itu, di kota, Bastian duduk di ruang kerjanya. Vita sedang sibuk menyiapkan proposal, tapi ia melihat Bastian berkali-kali menatap layar ponselnya yang kosong.

“Kenapa sih dari tadi bengong, Bas?” tanya Vita penasaran.

Bastian cepat-cepat menutup ponselnya. “Nggak, cuma mikirin kerjaan.”

Namun hatinya berkata lain. Entah mengapa, bayangan Jenia tak pernah benar-benar hilang dari pikirannya.

Hari-hari menjelang pernikahan kakak Jenia terasa semakin meriah. Rumah besar keluarga Jenia ramai oleh tamu yang datang membantu. Di tengah keramaian itu, sosok Raka selalu hadir.

“Mas Raka, makasih ya udah belikan kain seragam keluarga,” ucap ibu Jenia sambil tersenyum bangga.

“Ah, kecil kok, Tante. Lagi pula, ini kan acara penting,” jawab Raka dengan sopan.

Bahkan ayah Jenia ikut menepuk bahu Raka dengan tatapan penuh arti.

“Jarang ada anak muda sukses yang nggak lupa sama kampung halaman. Ayah bangga sama kamu, Nak.”

Jenia hanya bisa menunduk. Ia tahu keluarganya sangat menghormati Raka. Semakin hari, semua orang seperti mendorong mereka untuk kembali dekat.

Malam harinya, ketika pesta lamaran selesai, Raka mendekati Jenia yang duduk sendirian di teras.

“Kenapa malah nyepi di sini? Nggak ikut ngobrol sama saudara-saudara?”

Jenia menghela napas. “Capek aja, Rak.”

Raka menatapnya serius.

“Jen… aku tahu mungkin kamu masih ragu. Tapi aku sungguh-sungguh. Aku ingin ada di sisimu lagi. Aku sudah siap, bukan cuma untuk suka-sukaan seperti dulu, tapi untuk sesuatu yang lebih serius.”

Hati Jenia berdesir. Ia mencoba menahan ekspresinya, namun tatapan tulus Raka membuatnya sulit berkata-kata.

Sementara itu, di kota, Rehan baru saja kembali dari kunjungan kerja di luar kota. Ia mampir ke rumah Bastian untuk sekadar minum kopi bersama.

“Eh, Bas… kamu tahu nggak? Aku sempat ketemu saudara jauhku di kampung, katanya lagi heboh pernikahan kakaknya Jenia,” ujar Rehan sambil menyalakan rokok.

Bastian menoleh cepat. “Jenia? Dia cuti ke kampung ya?”

“Iya. Dan katanya juga, ada cowok keren banget, sukses, yang selalu nemenin keluarga Jenia. Namanya Raka. Katanya sih dulu temen kecil Jenia.”

Bastian terdiam. Tangannya yang memegang cangkir kopi terasa lebih erat. Ada sesuatu yang tiba-tiba menusuk dadanya.

“Raka…” ia mengulang lirih.

Rehan tersenyum tipis, melihat reaksi sahabatnya itu.

“Kamu kenapa? Kayak nggak suka dengar namanya.”

Bastian buru-buru menggeleng. “Nggak. Aku cuma… kaget aja.”

Tapi hatinya bergolak. Ia tak pernah peduli pada kehidupan pribadi bawahannya, tapi kenapa kini ada rasa aneh setiap kali nama Jenia dikaitkan dengan pria lain?

Di malam yang sama, Jenia menatap langit berbintang dari jendela kamarnya. Kata-kata Raka terus menggema. Sementara bayangan wajah Bastian… entah kenapa masih ikut muncul di sela pikirannya.

“Kenapa hatiku nggak bisa tenang, sih?” gumamnya pelan.

Seminggu cuti berakhir sudah. Pagi itu Jenia melangkah masuk ke gedung kantor dengan penampilan sederhana namun rapi. Kemeja biru pastel dipadukan rok hitam membuatnya terlihat segar. Meski sempat berat meninggalkan kehangatan kampung, ia tahu tanggung jawab sudah menunggunya.

“Jen! Akhirnya balik juga!” seru Leony, yang meski sudah mendapat surat mutasi, masih menunggu kepastian jadwal pindah. Ia langsung memeluk Jenia dengan antusias.

“Aku kangen kamu, Leon. Rasanya baru seminggu, tapi udah kayak sebulan,” balas Jenia sambil tertawa kecil.

Namun di balik tawa itu, pikirannya masih dipenuhi oleh sosok Raka. Selama di kampung, pria itu terus mendekatinya dengan serius, membuat hatinya goyah. Kini, saat kembali menatap gedung tinggi penuh formalitas, ia berbisik dalam hati:

“Mulai hari ini, aku harus bisa fokus lagi. Raka… biarlah waktu yang jawab.”

Siang itu, saat sedang sibuk mengetik laporan, suara pintu diketuk.

“Permisi…”

Jenia menoleh, dan jantungnya langsung berdetak lebih cepat. Bastian. Dengan jas abu-abu elegan, ia berdiri di ambang pintu, matanya menatap lurus padanya.

“Bagaimana liburannya?” tanya Bastian singkat.

Jenia sempat terdiam, lalu tersenyum tipis. “Baik, Pak. Terima kasih sudah mengizinkan saya cuti.”

“Bagus. Selamat datang kembali. Saya harap setelah ini fokusmu lebih kuat.”

Ia berkata datar, namun tatapan matanya seakan menelusuri wajah Jenia lebih lama dari seharusnya. Jenia menunduk, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

Beberapa saat setelah Bastian pergi, Rehan datang ke ruang kreatif. Ia langsung menyapa hangat, “Wah, si bintang kantor sudah balik dari kampung nih!”

“Jangan bercanda, Rehan,” sahut Jenia dengan senyum malu.

Namun Rehan menatapnya serius.

“Aku dengar banyak cerita bagus tentang kamu di kampung. Sampai ada yang bilang kamu punya… pengagum lama yang sekarang sukses besar. Itu bener?”

Jenia terkejut. “Kamu tahu dari mana?”

“Dunia ini sempit, Jen. Kamu harus hati-hati. Jangan sampai orang salah paham sama kedekatanmu.”

Ada nada cemburu yang samar dalam suara Rehan. Jenia hanya bisa terdiam.

Di ruangannya, Bastian duduk sendiri. Sambil menatap layar laptop, pikirannya melayang. Nama Raka kembali terlintas, dan hatinya gelisah.

“Dia kembali… dan kelihatan lebih bersinar dari sebelumnya,” gumamnya lirih.

Untuk pertama kalinya, Bastian mulai menyadari: ia takut kehilangan sesuatu yang bahkan belum pernah ia miliki.

1
[donel williams ]
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Fathi Raihan
Kece banget!
Celty Sturluson
Ga sabar buat kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!