Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.
Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.
Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.
Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
" Jadi, kamu mau menerima perjodohan itu Al? Kamu tidak terpaksa kan?". Dian terus memberondong pertanyaan yang bahkan berulang kepada Alya yang kini sedang santai menikmati makan siangnya.
Dian memang sangat posesif apalagi setelah mengetahui kebusukan Aldo, ditambah Alya yang terlihat masih saja mempertahankan hubungan dengan Aldo.
" Hmmm, kami sepakat untuk saling mengenal apa ada yang salah?". Dengan santainya Alya menjawab tanpa rasa bersalah.
Dian menepuk jidatnya melihat respon sang sahabat, bayangkan saja dirinya sudah khawatir setengah mati sedangkan yang dikhawatirkan terlihat menikmati bukankah itu sangat lucu?.
" Kapan-kapan kamu harus perkenalkan denganku agar aku bisa menilai bagaimana sifatnya, karena kamu tipe orang yang mudah percaya dan mudah dibohongi jadi aku tidak mau kamu mendapatkan hal yang sama". Alya hanya tersenyum dengan menganggukkan kepalanya.
Jika terus disanggah atau dijawab mama sudah dipastikan jika perdebatan kecil ini akan berlangsung lama, sedangkan mereka memiliki waktu sedikit untuk makan siang apalagi kini mereka makan ditempat yang cukup jauh dari kantor.
Saat keduanya larut dalam obrolan ringan dengan menyantap makanan yang begitu menggoda dihadapan keduanya, tiba-tiba saja terhenti setelah ada yang menyapa.
" Honey, kamu makan disini juga?".
" Loh, Beb kamu ? Sini..sini.. gabung aja".
Alvin kini menghampiri meja sang kekasih yang tengah menghabiskan makanannya, ternyata tidak sendirian Alvin dengan Raka yang kini terlihat kaget karena ada Alya yang sedang duduk bersama Dian.
Rencana semesta memang sulit untuk ditebak bukan? Alvin sahabat dari Raka ternyata kekasih Dian yang memang sahabat dari Alya, bukankah ini sebuah kebetulan yang telah direncanakan oleh semesta?.
" Ka, Lo ngapain diem disitu sini gabung kenalin cewek gue". Alvin yang melihat Raka yang masih berdiri, mengajaknya untuk duduk.
" Al..."
" Mas, kok..."
Raka dan Alya yang langsung saling menyapa membuat Alvin dan Dian saling bertatap bingung, apakah ada sesuatu yang tidak mereka ketahui?.
" Alvin, sahabat Mas..." Raka menjelaskan singkat yang membuat Alya mengangguk dan menarik Raka untuk duduk.
Alvin dan Dian seolah paham langsung mengikuti untuk kembali duduk, melanjutkan kegiatan makan sebelum waktu makan siang mereka habis.
" Ohh... Kalau ini gue setuju Ka, hai kenalin gue Alvin sahabat sekaligus calon suami Dian. Kalau gini enak yaa, jadi kita bisa sering double date haha". Alvin yang memperkenalkan diri kepada Alya, namun wajah Dian yang memerah karena ucapannya yang kini membuat dirinya salah tingkah.
" Ahhh iya Kak Alvin, saya Alya sahabat Dian..."
" Sekaligus calon istri gue..." Belum selesai ucapan Alya, namun Raka telah memotong ucapannya seolah tidak ingin kalah dari Alvin.
Siang ini keempat nya menghabiskan waktu bersama untuk makan siang, sikap Raka yang hangat terlihat sekali calon bucin.
Dengan tidak sungkan tangan kirinya memegang rambut Alya yang terurai, merasa kasihan karena sepertinya Alya kesusahan makan membuat Alvin dan Dian tidak berhenti mengejeknya.
Alya kini bergantian menyiapkan makanan yang sudah dihidangkan untuk Raka, kini senyuman terlihat dari kedua pasangan baru ini.
" Kalau udah nemu pawangnya berasa indah yaa kalau punya pacar, ternyata jatuh cinta tidak menyeramkan bukan asal ketemu sama orang yang tepat". Dian yang sudah tidak tahan melihat kehangatan pasangan baru ini kini mulai melancarkan aksinya.
Alya dan Raka terlihat hanya tersenyum tipis dan cuek, seolah disana hanya ada mereka berdua.
🌟
Sore ini setelah adanya kesepakatan jika selama ada waktu maka Raka akan mengantarkan dan menjemput Alya bekerja, sejak sore tadi Raka sudah memberikan kabar jika dirinya akan segera berangkat untuk menjemput dikantor.
Alya terlihat mempersiapkan diri seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta, memberikan polesan make up tipis yang membuat wajahnya terlihat lebih segar. Hatinya kini merasa lebih bahagia, bagaimana tidak mendapatkan perlakuan yang sangat baik bahkan tidak jarang Raka selalu mengirimkan pesan tentang kegiatannya.
Tiinggg.....
Mas sudah sampai ya Al, tenang saja tidak perlu buru-buru tidak perlu lari Mas tidak akan kemana-mana kok 😉.
Setelah membuka pesan yang diterima entah mengapa perasaan Alya kini merasa salah tingkah, dadanya berdegup kencang seakan asa perasaan yang tidak bisa dijelaskan namun membuat hatinya senang.
Alya berjalan cepat setelah melihat kendaraan roda empat milik Raka, senyumnya terlihat mengembang apalagi Raka yang sudah siap dengan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut wanitanya.
Grreeeppppp.....
Alya tanpa canggung kini menyambut tangan Raka dan masuk kedalam pelukannya, tangan Raka mengelus lembut punggung Alya dengan penuh kasih sayang.
" Capek hmmm? Masuk dulu ya".
Alya menganggukkan kepalanya melerai pelukan dan kaget sekali kini pintu sudah dibuka oleh Raka, ya Tuhan Aldo kamu sudah kalah dalam segala hal jadi tidak ada kata sedih apalagi menyesal melepaskanmu.
Terimakasih perjodohan ternyata aku sudah mendapatkan arti dari bahagia, dibahagiakan, menghargai, dihargai, semuanya. Semoga ini akan terus menemani dan mewarnai kehidupan ku selamanya Tuhan.
" Terimakasih banyak Mas.."
Kini keduanya sudah berada dalam kendaraan, Raka melihat ke belakang mengambil sesuatu yang telah ia siapkan untuk sang pujaan hati.
" Sudah boleh panggil sayang kan?"
Mendapatkan pertanyaan yang diluar perkiraan, seketika nafas Alya tercekat namun kepalanya mengangguk seolah tubuhnya tidak bisa berbohong.
" Diminum dulu sayang, terimakasih untuk hari ini meskipun melelahkan kamu tetap menyelesaikan dan itu sangat hebat". Raka memberikan mocha cappucino kesukaan Alya, dan tidak lupa cheese cake untuk menyempurnakan reward sore ini.
Usapan lembut jari Raka di pipi kanan Alya menambahkan tumbuhnya rasa sayang dihati Alya untuk Raka.
" Terimakasih banyak Mas, tapi jangan gini dong..." Alya yang telah menerima minuman dan juga cake kesukaannya.
" Kenapa? Secepat itu ya jatuh cinta sama Mas hmmm?".
Bugghhh...
Raka mendapatkan pukulan manja yang tidak membuat lengannya sakit, Alya benar-benar diperlakukan dengan sangat baik.
Jika sudah begini bukankah tidak bisa berbohong jika jatuh cinta akan semudah itu? Tidak ada alasan untuk menolak, apalagi gagal move on.
" Mas, bagaimana hari ini? Apakah semuanya baik dan berjalan lancar?". Alya mengalihkan fokus mereka yang kini sudah mulai melakukan perjalanan.
Aaaaaaaaaa.....
Alya menyuapi Raka dan dengan senang hati Raka menerimanya, senyuman hangat dan obrolan ringan saling mendengarkan dan berbagi cerita itu ternyata menyenangkan bukan?.
Sore ini dilaluk dengan begitu indah semua terasa sangat menyenangkan, Raka menceritakan pekerjaan hari ini yang didengarkan dengan baik oleh Alya. Sesekali bahkan Alya memberikan tanggapan yang disetujui oleh Raka, sebaliknya Alya juga menceritakan tentang kegiatan hari ini yang ditanggapi baik oleh Raka.