NovelToon NovelToon
Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Romansa Fantasi / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: butterfly56

Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.

FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?

BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Baskara tahu betul siapa wanita itu. Ya, dia adalah Arabella. Arabella dulunya pernah berpacaran dengan Baskara. Namun saat ini Baskara benar-benar tak ingin lagi mendengar namanya.

"Sini aku gendong. Jangan berontak! Kamu tidak bisa jalan sekarang" jelasnya.

Fania hanya diam. Karena dia juga benar-benar sakit jika harus berdiri, apalagi jalan. Kini Baskara sudah sampai di ruangannya. Baskara mendudukkan Fania di sofa.

"Apa kakimu terlalu sakit, Sayang?" Baskara menaikkan kaki Fania di sofa.

Fania menganggukkan kepalanya. Baskara pergi mengambil P3K yang ia letakkan di laci meja kerjanya. Kini Baskara duduk didepan Fania dan mengobati kaki Fania yang terkilir.

Baskara mengoleskan salap ke kaki Fania dan memijit-mijitnya secara perlahan.

"Ah sakit! Pelan-pelan!" perintah Fania.

"Ini susah pelan, Sayang! Tahan sedikit rasa sakitnya"

Kini Baskara telah selesai mengobati kaki Fania, "masih sakit?"

"Iya sedikit. Tapi udah ga sesakit tadi sih"

Baskara mengambil ponselnya yang berada diatas meja dan dia mengirimkan pesan kepada seseorang.

ponsel\>

Baskara: bawa Arabella ke rumah tua itu! Ikat dia disana dan awasi dia, jalan sampai lepas!

Leo: baik! Memangnya Arabella melakukan kesalahan apa sehingga Bos melakukan ini terhadapnya?

Baskara: jangan banyak nanya kamu! Laksanakan saja tugas dariku

Leo: yaelah, Bos. Gua juga pengen tau kali. Masa lo cuman nyuruh-nyuruh doang tanpa alasan yang jelas

Baskara: LO? GUA? Siapa yang mengajarimu melawan atasannya seperti itu?

Leo: Bos lo tau gak si? Sebenarnya gua udah capek kerja sama lo. Tapi ya mau gimana lagi, ini salah satu cara buat dapetin uang

Baskara: yasudah kamu saya pecat! Beristirahatlah dirumahmu agar badanmu tidak capek

Baskara: nanti saya bisa mencari orang baru buat menggantikan tugasmu

Leo: aelah, Bos. Cuman bercanda doang gua. Jangan pecat gua, Bos. Ampun!

Baskara: laksanakan tugas yang saya berikan!

END...

"Mau main-main dia sama aku. Padahal aku bisa saja memecat dia kapan pun aku mau!" ketus Baskara.

"Begini ya rasanya punya bodyguard yang suka bikin kesal"

Fania yang mendengar perkataan Baskara pun mengerutkan dahi, "PECAT? bikin KESAL? Siapa?"

"Tidak ada! Sudah lupakan saja. Bukan hal yang penting"

"Aku keluar sebentar untuk membeli makanan, kamu tunggu disini saja. Aku tidak akan lama"

Fania memegang tangan Baskara agar dia tak pergi meninggalkannya. Fania kini tidak mau jika harus di tinggal, dia takut jika wanita itu kembali lagi.

"Jangan pergi! Aku takut disini sendiri. Bagaimana jika nantinya wanita itu kembali lagi?"

"Kamu tidak usah khawatir, Sayang! Wanita itu tidak akan kembali. Karena mau bagaimanapun dia pasti tidak berani menyakiti calon istri Baskara" jelas Baskara.

"Tapi tetap saja. Wanita itu bekerja disini. Sudah pasti nanti dia akan kembali lagi. Kamu disini saja! Jangan tinggal kan aku"

"Ya sudah aku akan menelepon karyawan ku agar membelikan kita makanan"

Fania hanya tersenyum sebagai tanda jawaban.

pembicaraan dalam telepon\>\>

Baskara: hallo! Tolong belikan saya makanan dibawah! Saya tunggu di ruangan kerja saya!

Karyawan: baik, Bos! Makanan apa, Bos?

Baskara: terserah yang penting enak, sehat, dan bergizi. Cari tempat makanan yang higienis. Biar kesehatan calon istri saya tetap terjaga

Karyawan: baik, Bos! Saya akan segera membeli

End..

Kini Baskara sudah menutup telepon itu. Saat ini Baskara duduk di samping Fania. Entah kenapa mulut Baskara sangat gatal dan.. .

Cup!

Baskara mencium Fania. Baskara tidak tahu jika didepan pintu ruangannya ada sosok laki-laki yang membawa makanan. Ya, itu adalah karyawan Baskara yang tadi ia suruh untuk membeli makanan.

Laki-laki itu seketika membeku dan terbelalak saat melihat kejadian itu. Laki-laki itu sebenarnya sedikit takut, tapi dia harus tetap mengantarkan makanan itu.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi!" ucap laki-laki itu.

Baskara langsung menoleh kearah sumber suara. Seketika badan dia kaku dan membeku. Karena dia tahu, pasti laki-laki itu sudah melihat Baskara mencium Fania.

"Masuk!"

"Ini Bos makanannya. Tadi Bos ngapain ya?" tanyanya.

"Diam kamu! Jangan beri tahu ini kepada siapapun. Ingat itu!" laki-laki itu seketika kaget karena menerima bentakan dari Baskara.

Laki-laki itu pun kini berlari terbirit-birit agar tak dimarahin lagi oleh Baskara. Dan itu membuat Fania tertawa.

"Haha! Kasian itu karyawan kamu. Lain kali jangan gitu, nanti dia trauma dan gak mau kerja di sini lagi"

"Halah biarin aja. Palingan kalo keluar terus besoknya minta diterima kerja lagi. Udah biasa itu"

"Terus kalau misalkan dia gak balik lagi gimana?" Fania menaikkan satu alisnya.

"Banyak nanya kamu. Sudah jangan dibahas lagi"

"Biasanya kalo aku ga banyak omong dibujuk terus biar ngomongnya banyak. Sekarang udah banyak ngomong malah dilarang. Yaudah lah mending aku diam ga ngomong sama sekali aja" Fania memalingkan wajahnya dari Baskara.

Baskara langsung mengerutkan dahinya ketika Fania mengatakan itu, "Sayang! Aku hanya bercanda. Jangan marah dong. Masa aku dicuekin"

Kini mata Baskara berkaca-kaca seperti ingin menangis. "Sayang! Plis jangan marah"

Fania tetap tak mendengarkan perkataan Baskara. Dia masih saja memalingkan wajahnya dari Baskara. Tiba-tiba saja Baskara menangis membuat Fania berbalik menatapnya.

"Jangan marah, Sayang! Maafkan aku" ucap Baskara sambil menangis.

Fania tak yakin jika yang di depannya ini Baskara. Fania baru pertama kali melihat Baskara menangis seperti ini.

Fania kini memegang rambut Baskara dan mengelusnya, "usah jangan nangis. Jadi cowo kok cengeng"

Baskara menatap Fania dengan mata yang penuh dengan air mata dan memerah.

"Kan aku nangis juga karena mu. Kamu yang udah bikin aku nangis begini"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!