Throwback Memories

*Kisah kembali ke masa setelah Sandra di diagnose kanker

Hari itu sandra sangat aneh, tidak seperti biasa sandra yang biasanya cuek hari ini sangat ramah bahkan dengan siska. Sudah rahasia umum kalau sandra dan siska sangatlah tidak akur. Siska iri dengan sandra yang bisa berteman dengan boni dan reyhan, bahkan sandra berpacaran dengan nathan. Itu merupakan hal-hal yang sangat di dambakan oleh siska.

Namun seperti yang di ketahui orang-orang, siska merupakan anak yang sangat berisik, caper, manja dan bermulut ember. Bersama 2 temannya yang lain yaitu reyna, gadis yang instagramable, always selfie, dan sok imut. Dan nala, nala sangat lah berbanding terbalik dengan siska dan reyna, ia sangan sopan,manis, elegan, idaman para pria.

“hai siska” sapa Sandra di saat siska sedang berdandan ria

Siska yang tak menyangka Sandra akan menyapanya terdiam sejenak dan menatapnya sedikit curiga.

“emm.. hai?” jawabnya dengan canggung

“lo apa kabar?” tanya Sandra

“ba-baik sih. Kenapa?” jawab siska kaku

“nggak, gue Cuma mau minta maaf ja ke elo. Sorry ya kalo gue kadang suka rese sama elo” ucap Sandra dengan tulus

Melihat ketulusan Sandra membuat siska sedikit takut dan curiga. Namun ia tak membesarkan masalah tersebut.

“Iya, gue juga ya. Maaf” jawab Siska malas

Sandra pun tersenyum dan meninggalkan siska beserta kedua temannya

“kanapa tuh sama si Sandra?” tanya reyna

“tau ah, aneh tuh cewek!” balas siska

“udah lah, mungkin niat dia emang tulus mau minta maaf” ucap nala menenangkan

Siska dan Rayna pun hanya terdiam tak menanggapi lebih lanjut perkataan Nala

Tidak hanya dengan siska dan kawa-kawan, Sandra pun berbaik hati membantu dika sang ketua kelas. Sandra bukan membenci dika, hanya saja ada beberapa hal yang tidak ia sukai dari dika yaitu sifatnya yang merasa dirinya yang paling pintar, dika banyak di sukai oleh teman-teman kelasnya dan para senior hanya karena ia berasal dari singapur, tampan, holang khayahh pula.

“san, lo sakit?” tanya dika tiba-tiba

Saat ini dika dan Sandra sedang berada di koperasi kampus untuk memfotocopy sebuah materi yang nanti akan dibagikan kepada teman-teman kelasnya.

“hah? Ngaco lu, sakit dari mananya coba” jawab Sandra mengelak

“gue penah denger dari senior yang ngajarin gue budaya di Indonesia. Kalo ada orang yang biasanya cuek lalu tiba-tiba baik ke semua orang itu tandanya Cuma dua. Itu orang butuh duit kalo nggak ya dia lagi sakit keras” jawa dika

“lu dateng jauh-jauh dari singapur ke indo Cuma dapet gitu doang?” tanya Sandra mengernyit

“ralat, gue itu orang indo, Cuma gue lahir dan tinggal di singapur aja. Tapi kewarganegaraan gue Indonesia. Nih buktinya” ucap dika dengan menunjukkan sebuah ktp miliknya

“iya iya… biasa aja dong. Lagian lo jangan sepenuhnya percaya sama omongan senior. Nggak semua orang begitu dik” jawab Sandra

“tunggu, berarti dari kecil lu udah tinggal di singapur. Terus baru ini lu pulang ke indo karna kuliah? Tapi kok Bahasa Indonesia lu bagus banget sih?” tanya Sandra

“oh, itu karena papa sama mama gue kalo dirumah ngomongnya pake Bahasa Indonesia. Soalnya mereka berdua Indonesia asli. Jadi katanya biar gue juga bisa Bahasa Indonesia gitu.” Jawab dika

“ohhh… gitu ya. Tapi kok lu nggak kuliah di singapur aja sih. Kan ada tuh universitas yang lebih bagus dari yang ada di Indonesia?” tanya Sandra penasaran

“mama gue juga nanyain itu. tapi gue yang nggak mau, udah dari kecl gue tinggal di singapur, terus pulang ke indo kali Cuma buat liburan. Itu pun kalo nggak bali yak ke jogja. Jadi gue rasa gue nggak punya pengalaman aja di Indonesia gitu. Makanya gue minta kuliah di indo aja. Sekalian belajar terus ngenal lingkungan hidup orang tua gue dan tanah kewarga negaraan gue. Ya itung-itung buat ngisi rasa nasionalis gue gitu lah” jawab dika Panjang

“hem… bijak juga ya lu” ucap Sandra

Dika yang pendengar pujian dari Sandra pun tersenyum malu-malu.

Dika memang ingin sekali dekat dengan Sandra, ia ingin menjadi salah satu dari ke tiga orang yang dekat dengan Sandra bahkan ia berharap bisa menjadi yang ke-empat di antara mereka.

Namun apalah daya siska dan kawan-kawan selalu saja mendekat dengan dika, sehingga dika tak ada kesempatan untuk berinteraksi dengan the dumbers. Dan dika paham betul jika Sandra tidak dekat dengan siska, terlebih siska lah yang memang dengan terang-terangan membenci Sandra.

Setelah usai membantu dika, sandra kini menghampiri dwi dan citra, dua teman wanita di kelasnya.

“wi, tumben lu cantik hari ini?” ucap sandra seraya duduk di sebelah dwi.

“biasa sis.... ada yang lagi memikat hati sang pujaan hati” jawab citra.

“serius lu wi, tega ya lu ngga cerita-cerita ke gue, temen macam apa dirimu wi, tega kamu wi... tegaaa....” ucap sandra .

“jijik gue san” jawab dwi singkat.

“lagian lu juga cit, gue lagi nggak memikat siapapun, gue dandan begini karna abis kondangan aja” lanjut dwi.

“kondangan di mana? Terus lu kapan juga nyebar undangan, nanti gue bantu kok pas resepsi, gue rela kok jadi tukan cuci piring di nikahan elu wi...” sambar citra.

“apaan sih lu cit” ucap dwi kesal. Sedangkan sandra hanya melihat ke-2 teman wanitanya ini dengan senyumman.

Dwi dan citra adalah dua dari sekian banyak wanita di kelasnya yg bisa ia jadikan teman karena mereka merupakan wanita yg asik saat di ajak ngobrol.

“oh iya, dwi, citra, gue mau bilang ke kalian. Gue minta maaf kalo selama ini gue ada berbuat kesalahan ke kalian, lu pada tau kan gimana sifat gue. Itu sebabnya gue mau minta maaf ke kalian” ucap sandra panjang lebar.

“lu apaan sih san, ngga biasanya lu kaya gini” ucap dwi

“iya, lu ngga kenapa-kenapa kan?” lanjut citra.

“ engga, gue Cuma mau minta maaf aja, dan plis deh ya.. jangan mikir macem-macem. Gue minta maaf karna gue sadar diri kalo gue itu nyebelin” jawab sandra.

“oke, gue maafin. Gue juga minta maaf ya atas kesalahan gue yang di sengaja maupun tidak di sengaja, dan dari segi perbuatan maupun perkataan” ucap dwi.

“iyaaa gue maafin tapi ngga selebai itu juga wi” jawab sandra, sedangkan dwi hanya terkekeh dan si citra sudah asik dengan smartphone nya.

“ liat tuh bocah, pasti lagi chatting sama yayang reza tuh” ucap dwi sambil melihat citra yang sedang senyum dengan smartphone nya.

‘kagak ada tandingannya dia mah...” jawab sandra.

“ ya udah, gue pergi dulu ya, lagian udah 47 menit kita di sini dan sang dosen nggak dateng, itu artinya... tidak ada kelas, hahaha bhayyy!” lanjut sandra dan pergi keluar kelas tentunya denga sahabat-sahabat bodohnya.

“iya hati-hati yaw” balas citra yang ternyata sudah selesai dengan urusannya, sedangkan dwi hanya tertawa melihat ke-2 temannya itu sambal melambaikan tangannya kepada Sandra.