Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Shapire tercengang ketika mengetahui kenyataan sebenarnya apabila suaminya itu adalah ketua mafia yang kejam. Dia bahkan pernah menculik kakak iparnya Jasmine hanya karena tidak terima apabila wanita yang ia cintai sebelum Safia menikah dengan kakaknya.
Shapire membuka matanya lebar-lebar, "Maksudmu Axel adalah seorang mafia?"
Ratu mengangguk, "Ya, aku sering mendengar tentang itu. Dia memiliki reputasi yang buruk di kalangan orang-orang tertentu."
Shapire terdiam sejenak, "Aku tidak tahu tentang itu. Tapi itu menjelaskan banyak hal tentang perilaku Axel."
Kini Shapire telah mengetahui apabila Jasmine istri Junior adalah cinta pertama Axel. Pantas saja ia tidak pernah bersikap dingin kepada Jasmine. Berbeda dengan yang lainnya pria itu akan kembali menampakkan wajah datar tanpa ekspresi.
Shapire menghela napas, "Aku tidak peduli tentang cinta pertama Axel atau siapa pun yang dia cintai. Aku hanya ingin menyelesaikan masalah ini dan hidup dengan tenang." Tapi di dalam hati, Shapire mungkin memiliki perasaan yang berbeda.
Shapire mengaduk-aduk kopi yang sudah mulai dingin karena ia abaikan sejak tadi. Suasana tenang di dalam kafe dan alunan musik yang indah sama sekali tidak dapat menghibur dirinya. Kini ia harus berlari kemana, pria itu pasti dapat menemukannya di manapun.
"Aku lelah."
Pandangan Shapire kini tertuju kepada dua pria yang baru saja masuk ke dalam kafe. Salah satunya adalah pria yang selalu menempati ruang di dalam hatinya. Pria yang selalu menyayanginya dengan kasih sayang, namun ketika pandangan mereka bertemu pria itu memalingkan wajahnya.
Terlihat jelas dalam mata yang selalu menatapnya dengan cinta kini menatapnya dengan penuh kebencian dan kekecewaan. Bagaimana tidak? Andai Shapire menjadi Dino yang tiba-tiba saja membatalkan pernikahannya hanya demi pria yang lebih kaya darinya pasti sangat kecewa.
"Ada Dino dan Vano! Sedang apa mereka di sini?" tanya Ratu dengan suara pelan.
Namun Shapire tidak menjawab, Shapire merasa telah ditusuk oleh kebencian dari mata Dino. Dia ingin menjelaskan situasinya, namun tidak bisa. Semuanya demi kebaikan Dino, selama ia masih dapat melihat Dino itu saja sudah cukup bagi Shapire.
"Lo enggak ingin menghampiri Shapire? Lo kan enggak datang ke acara pernikahannya. Jangan seperti ini, gue ngerasa Shapire melakukannya terpaksa!" ucap Vano sedikit berbisik.
"Buat apa? Males!" ucap Dino lalu melengos begitu saja mencari tempat duduk.
Tak lama kemudian seseorang memasuki kafe, pria tampan tinggi dengan rahang tegas dan tatapan yang tajam membuat semua orang menatapnya. Shapire sudah dapat menduga apabila Axel akan menemukannya.
Tidak seperti biasanya pria itu tersenyum ketika mendekati Shapire, senyumnya malah membuat Shapire bergidik ngeri. Begitu pun dengan Ratu yang merasa aneh dengan sikap Axel yang tidak seperti biasanya.
"Aku menunggumu sejak tadi, operasimu sudah selesai kan? Mari kita pulang!" ajak Axel dengan lembut dan ramah.
Ia tidak boleh terlihat kejam, ada Vano dan Dino yang memperhatikan mereka. Shapire kini baru menyadari apabila Axel bersikap seperti itu karena ada mereka. Ia tidak mau semua orang mengetahui Shapire menikahi Axel karena terpaksa.
"Iya" jawab Shapire singkat, ia lalu bangkit dari tempat duduknya.
Setelah berpamitan kepada Ratu, Axel dan Shapire pergi begitu saja meninggalkan Ratu di kafe. Dino tersenyum getir melihat keduanya pergi bersama, seharusnya ia yang berada di sana namun hanya karena pria itu lebih unggul darinya ia kalah.
"Lo lihat? Yang kayak gitu elo bilang terpaksa!" cibir Dino dengan raut wajah kesal.
Vano hanya terdiam, entah mengapa ia masih tidak percaya Shapire seperti itu. Meskipun Vano bukan teman terdekatnya, namun ia yakin ada sesuatu yang aneh yang Shapire sembunyikan.
Sementara di dalam mobil Shapire hanya menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatap wajah Axel yang sejak tadi semakin menyeramkan. Pria itu melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membuat Shapire semakin ketakutan.
"Kau semakin berani Shapire!"
Shapire melihat tatapan mata Axel yang membara membuatnya kembali menundukkan kepalanya.
"Kita lihat hukuman apa yang pantas untuk pembangkang sepertimu!" cerca Axel sambil fokus menyetir.
Setengah jam berkendara mereka telah sampai di kediaman Axel, sebuah rumah besar dengan nuansa klasik membuat rumah itu terlihat elegan dan berkelas. Meskipun dari luar terlihat sederhana namun ketika masuk ke dalam begitu banyak pemandangan yang dapat menyejukkan indera penglihatan.
Di dalam rumah Axel, terdapat ruang tamu yang luas dengan sofa kulit hitam dan meja kayu jati. Dindingnya dihiasi dengan koleksi seni modern dan lampu gantung kristal yang memberikan kesan elegan. Di sudut ruangan, terdapat tanaman hijau yang memberikan kesan segar dan alami.
Axel menarik Shapire berjalan menuju kamar Axel, pria itu mendorong Shapire sehingga Shapire terjatuh ke atas ranjang. Shapire menangis karena rasa sakit ketika Axel menariknya ke dalam kamar. Pria itu sangat kasar dan kejam, pergelangan tangan Shapire bahkan sampai terluka dibuatnya.
"Apa salahku Axel?" tanya Shapire.
Axel tersenyum meremehkan Shapire, ia lalu duduk di sofa single yang berada di dalam kamarnya. Pria itu tersenyum penuh kemenangan, ia seperti memiliki ide agar wanita ini tidak lagi berani membantahnya.
"Kau masih bertanya salah apa? Kau sudah menentangku! Apa aku harus membuat kaki pria itu lumpuh dahulu agar kau mau menurutiku?" tanya Axel dengan tatapan menyala.
Shapire bangkit dari tempat tidur ia langsung bersimpuh pada kaki suaminya itu. Ia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi kepada Dino.
"Aku mohon jangan, Axel! Aku akan melakukan apapun asal kau tidak melarangku bekerja dan tidak menyakiti Dino."
Shapire memohon dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Ia berharap Axel mau berbaik hati mengabulkan permintaannya. Axel memijat pelipisnya yang tiba-tiba menjadi pening, entah ada yang aneh dengan dirinya hari ini.
Ia kembali menatap Shapire, Axel tersenyum sinis melihat wanita itu bersimpuh pada kakinya. "Apa yang membuatmu berpikir aku akan mengabulkan permintaanmu, Shapire? Di sini aku yang berkuasa, dan tak akan ada yang bisa menolongmu!"
Pria itu menarik rambut kebelakang, membuat Shapire meringis kesakitan. Axel menarik Shapire ke atas ranjang dengan sangat kasar. Shapire mulai ketakutan ketika Axel mulai melepaskan kemeja yang menempel pada tubuhnya. Terlihat jelas tubuh sixpack suaminya yang bersih meskipun ada banyak luka pada tubuh itu.
"Kau..kau mau apa Axel?" tanya Shapire dengan terbata.
Shapire terus bergerak mundur, hingga ia sampai di ujung kepala ranjang, manik matanya tak lepas dari Axel yang terus mendekatinya dengan senyum jahat. Ia merasa takut dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Tidak Axel? Kau tidak akan menyentuhku kan? Aku sudah tidak suci lagi Axel!" ucap Shapire berbohong berharap Axel menghentikan niatnya.
"Aku tidak peduli, yang jelas kau harus mendapatkan hukuman Nyonya Shapire Smith."
"No, Axel!"
Jangan lupa like komen gaess 🤗
dasar bayi kolot🤣