Setelah kepergian Dean, sahabatnya, Nando dihadapkan pada permintaan terakhir yang tidak pernah ia bayangkan, menikahi Alea, istri Dean. Dengan berat hati, Nando menerima permintaan itu, berharap bisa menjalani perannya sebagai suami dengan baik.
Namun, bayangan masa lalu terus menghantuinya. Arin, wanita yang pernah mengisi hatinya, masih terlalu nyata dalam ingatannya. Semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat perasaan itu mencengkeramnya.
Di antara pernikahan yang terjalin karena janji dan hati yang masih terjebak di masa lalu, Nando harus menghadapi dilema terbesar dalam hidupnya. Akankah ia benar-benar mampu mencintai Alea, atau justru tetap terjebak dalam bayang-bayang Arin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Giska
Rumah sakit
23.00
Nando mengusap lembut rambut Arin. Laki-laki itu berbaring di atas brankar rumah sakit yang sama dengan Arin, membiarkan dirinya dipeluk erat oleh gadis itu. Seakan tak ingin kehilangan lagi, Arin memeluknya tanpa ragu, enggan membiarkan Nando pergi darinya sekali lagi.
"Kalau ada apa-apa sama kamu, aku bakal jadi orang kedua yang paling panik setelah mama kamu," ucap Nando.
"Bukannya kemarin kamu sendiri yang bilang kalau udah nggak peduli sama aku?"
"Mulut sama isi hati kamu ternyata beda banget ya, Nan. Masih ada nama aku kan di hati kamu? "
"Kenapa bisa seyakin itu?"
"Kalau memang kamu nggak sayang sama aku, nggak mungkin kamu ngorbanin istri kesayangan kamu buat nyelametin aku. "
"Mama bilang yang donorin darah buat aku itu alea," ucap Arin. "Setelah tahu ini, aku harus bilang makasih gitu sama dia? " Arin menaikkan alisnya.
Arin memiringkan posisi tidurnya, menatap mata Nando dengan serius. "Kamu ada niatan buat selingkuh nggak? Aku rela kok," ucap Arin, mengulas senyum di bibirnya.
"Bukan selingkuh sih lebih tepatnya. Kan, lo harusnya jadi milik gue, bukan jadi milik perempuan itu," lanjut Arin.
"Jangan terlalu jauh," ucap Nando tegas.
"Kenapa? Ngerasa nggak enak sama Dean? Dean itu udah mati, Nan. Nggak perlu lah kamu mikirin dia bakal marah atau nggak sama kamu."
"Hidup kamu, hati kamu, itu semua kamu yang atur. Kenapa harus ada campur tangan Dean buat itu semua?"
"Nikah itu seumur hidup, Nan. Kalau kamu nikah cuma karena nggak enak sama Dean, emangnya itu semua bisa bikin kamu bahagia?"
Arin menghela napas, lalu mengalihkan pembicaraan. "Besok aku ada pemotretan buat produk pakaian."
"Kamu masih sakit, jangan maksain diri," balas Nando khawatir.
"Udah dibayar dan udah tanda tangan kontrak. Lagian, itu cuma fashion show buat nampilin produk terbaru mereka," ucap Arin santai.
"Minusnya, aku harus se-proyek sama Giska. Aku nggak suka," lanjut Arin dengan wajah kesal.
"Temenin aku ya, besok?" pinta Arin, menatap Nando dengan sorot mata memohon.
-
Di belakang panggung, suasana begitu sibuk. Para model berlalu-lalang dengan pakaian-pakaian yang memukau, sementara para stylist sibuk merapikan rambut dan make-up mereka.
Giska tertawa kecil, melirik laki-laki yang kini tengah berdiri di sebelahnya. "Ngapain lo di sini? Lupa kalau punya istri?" bisik Giska sambil mengulas smirk di bibirnya.
"Kayaknya kalau gue jadi Alea, gue langsung minta cerai aja deh sama lo."
"Atau Alea gak tau kalau lo lagi di sini sekarang? " Giska menatap laki-laki itu dengan pandangan mengintimidasi.
"Ngomong sama gue? " balas Nando.
"Kenapa? Ngerasa tersindir sama omongan gue?"
"Lo pikir selama ini gue gak tau kalau lo diam-diam nikah di luar negeri sama Alea karena janji lo sama Dean?"
"Gelar cowok green flag yang dikasih orang-orang buat lo itu gak cocok banget sama kepribadian lo, Nan," ucap Giska sinis.
"Gue emang benci sama Alea, tapi kalau dibandingin sama Arin, gue lebih benci cewek itu," lanjut Giska, sorot matanya menatap Arin yang masih sibuk dirias oleh MUA.
“Gue cuma pengen ngingetin, lo tuh pengecut. Lo nikahin perempuan bukan karena cinta, tapi karena janji lo sama Dean.”
"Dan sekarang Arin bisa disebut kayak... selingkuhan lo... iya?" Giska menaikkan satu alisnya, wajahnya penuh provokasi.
"Gak ada perempuan lain apa yang bisa lo jadiin selingkuhan?" ucap Giska, semakin menusuk.
"Kira-kira Dean nyesek gak ya kalau dia tau, sahabat yang dia percaya malah sebrengsek ini?"
"Gue gak pernah ikut campur urusan lo, jadi gue harap lo juga gak akan ikut campur urusan gue,” ucap Nando tegas, sorot matanya tajam menatap Giska.
"Kita lihat aja, Nan. Seberapa lama lo bisa bertahan sama ini semua.”