Niatnya ingin bertemu teman lama, Anne malah salah masuk kamar. Bukan bertemu teman malah bertemu lawan.
Sky dalam pengaruh obat merasa tenang saat seorang wanita masuk ke kamarnya. Ia pikir wanita ini telah di atur oleh asistennya untuk melepaskan hasratnya.
Anne memberontak saat Sky menarik dan menciumnya secara paksa. Tenaganya jelas tidak sebanding dengan pria ini. Sekuat tenaga memberontak pada akhirnya Anne hanya bisa pasrah. Kesuciannya diambil oleh orang yang sangat ia benci.
**
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Apa yang akan Sky lakukan saat tahu Anne hamil anaknya? Menikah atau ada opsi lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Mengetahui
Membatalkan pertemuan jelas tidak mungkin dilakukan, itu bukan bentuk profesionalitas kerja. Anne bisa mempersiapkan diri untuk bertemu kembali dengan Sky. Ia tidak boleh terlihat lemah, itu akan membuat Sky mencurigainya.
Saat ini mereka tengah duduk berhadapan dan baru saja membahas proyek kerjasama mereka. Sudah 70% kerjasama terpenuhi, sisanya masih dalam tahap penyelesaian.
"Ini akan selesai sekitar 2 bulan lagi. Senang rasanya bekerjasama denganmu, Nona Anne." ucap Sky menatap Anne dengan kagum.
Sky akui, Anne memang saingan terberat saat SMA. Selain aktif dalam pelajaran, dia juga aktif di organisasi. Penampilan Anne juga sangat sederhana, tidak mencerminkan anak orang kaya yang kerap memakai barang branded. Itu membuat Anne tidak terlalu mencolok dimatanya.
Sangat disayangkan dulu Sky terlalu menurut dengan kekasihnya, Sonya. Setiap Sonya meminta Sky mengganggu Anne, ia pasti menurut. Terbilang cukup intens Sky membuat Anne kesal dan kini ia menyesalinya.
Hari ini Sky begitu senang bisa melihat Anne kembali. Perut wanita ini sudah sangat besar, terlihat badan Anne juga mulai sedikit membengkak membuat Anne mulai susah untuk bergerak bebas.
Sky mendadak sedih melihatnya, harusnya saat seperti ini ia menjaga Anne. Membantu kemana pun Anne ingin pergi. Sky juga sempat melihat Anne mengusap pelan perutnya sambil mengatakan agar anaknya tenang di dalam perut. Sudah pasti bayinya menendang, itu membuat Sky semakin bersemangat untuk bisa menikahi Anne.
"Sama-sama, aku juga senang bisa mendapatkan keuntungan besar. Baik, aku rasa cukup sampai disini pembicaraan kita. Aku pergi lebih dulu." Anne hendak bangkit dari tempat duduk namun Sky menghentikannya.
"Tetaplah duduk ditempat, ini mendekati jam makan siang. Aku telah memesan makanan khusus untukmu." ujar pria itu langsung melepas jasnya.
Apa yang dilakukan Sky membuat Anne bingung, untuk apa Sky bersikap seperti ini?
Beberapa pelayan masuk dengan membawa troli berisi beberapa jenis makanan. Menata di meja dengan rapi dan sebelum pergi lagi mempersilahkan Anne dan Sky menikmati hidangan.
"Anda tidak perlu repot memesan sebanyak ini, Tuan Sky." kata Anne mendadak tidak nyaman dengan perlakuan Sky.
"Jika tidak salah ingat, maka adalah pecinta makanan nusantara. Apalagi makanan berkuah seperti soto ini." Sky tidak menanggapi perkataan Anne, pria itu malah memberikan semangat soto ayam yang diletakkan di depan Anne. "Aku rasa tidak ada larangan ibu hamil memakan ini. Dan aku jamin ini higienis. Makanlah."
Anne masih diam tidak merespon, ia memperhatikan tingkah Sky yang menurutnya aneh.
"Ada apa kamu melihatku seperti itu?" tanya Sky menyadari tatapan aneh dari Anne.
"Kau kenapa?" Anne bertanya dengan nada dingin, tidak bersahabat.
Tahu ini membuat canggung, Sky menarik napas panjang. Lalu berkata, "aku benar-benar minta maaf atas perlakuan buruk ku dulu di masa lalu. Dulu aku terlalu buta dengan cinta, sehingga dengan mudah di kendalikan Sonya."
"Itu sudah berlalu. Bukankah kamu telah meminta maaf sebelumnya?" ujar Anne lirih. "Jadi, tidak perlu seperti ini lagi, Sky. Takut membuat orang lain salah paham dengan kita."
"Aku melakukan itu tidak hanya karena salahku saat masa SMA. Tapi juga salahku beberapa bulan lalu, Anne. Maafkan aku telah merenggut kesucian mu."
Sky langsung berlutut di depan Anne dengan kedua tangan memohon untuk dimaafkan. "Malam itu aku benar-benar tidak sengaja melakukannya. Aku dalam pengaruh obat yang diberikan oleh Sonya."
Panas dingin. Tubuh Anne mendadak tidak nyaman mendengar ucapan Sky.
"Apa maksud mu?" tanya Anne dengan suara bergetar.
Sky berdiri, berjalan memutar mendekati Anne membuat wanita itu waspada.
Mata Sky langsung tertuju pada perut Anne. "Itu anakku kan?" tanyanya dengan suara tercekat. "Kenapa kamu tidak memberitahu ku, An? Kamu malah terus menyembunyikannya dari ku?"
Anne menggeleng, pikirannya langsung kacau. Ini diluar prediksi. Padahal ia sudah membulatkan niat untuk tidak memberitahu Sky tapi malah pria ini yang datang dan membuka pembicaraan ini.
"Jawab aku, Anne. Kenapa diam saja? Apa kamu tidak mau memaafkan aku? Tolong maafkan aku, Anne. Aku benar-benar merasa bersalah atas kejadian itu."
Anne mendadak ikut berdiri, menatap Sky dengan tajam. "Ini bukan anakmu. Sudah aku katakan, aku sudah menikah. Jadi jangan asal sembarangan bicara, Tuan Sky."
"Menikah?" kata Sky sambil tertawa. "Jangan berbohong, Anne. Ini anakku, kita tidak sengaja melakukannya di hotel kamar 667."
"Kau tahu? Sejak kapan?" ujar Anne lirih namun Sky bisa mendengarnya.
"Ya, aku tahu. Sejak kita bertemu di rumah sakit, aku akhirnya tahu jika wanita malam itu adalah kamu." jawab Sky dengan jujur.
PLAKK
Anne menampar Sky dengan keras. "Bajingan, kau sudah tahu tapi tetap memilih diam. Dan hari ini setelah usia kehamilan ku 7 bulan baru mengatakannya." ucapnya marah bercampur kecewa.
"Maafkan aku, Anne. Aku takut kamu tidak menerimaku karena hubungan kita sebelumnya tidak sebaik sekarang. Apalagi beberapa kali kamu selalu menolak bertemu denganku. Tapi melihatmu hari ini berjalan mulai kesusahan, bahkan harus mengalami perubahan cukup signifikan, aku merasa semakin bersalah."
"Kenapa baru sekarang? Kemarin-kemarin kau kemana? Bahkan kita sempat bertemu saat perusahaan mu mengajukan penawaran bisnis untukku. Tapi kau malah memilih pura-pura tidak tahu." ungkap Anne kesal.
"Sudah aku katakan, aku tidak berani mengatakannya karena aku berpikir kamu membenciku."
"Lalu apa yang kau inginkan?" tanya Anne yang sebenarnya masih bingung harus bagaimana.
"Aku ingin kita menikah. Demi anak kita, kita harus menikah. Kamu tidak mungkin tega membiarkan anak ini lahir tanpa seorang ayah bukan?" kata Sky mencoba mengutarakan niatnya.
"Tidak, aku tidak mau menikah denganmu." tolak Anne dengan tegas. Jelas menolaknya, karena Anne tahu Sky telah memiliki calon istri.
"Kenapa? Apa yang membuat mu menolak ku?" ucap Sky merasa heran. "Kita sama-sama single, dan kita telah terikat dengan anak ini, Anne. Aku juga pria mapan, bisa memberikan kalian kebahagiaan. Tidak ada yang perlu di khawatirkan."
Ucapan Sky malah terdengar tidak nyaman di pikiran Anne. "Ini bukan soal mapan atau tidak. Jika pun kau miskin, aku masih bisa menghidupi anakku sendiri, Sky. Jangan lupa antara kau dan aku, kita setara."
"Lalu apa yang membuatmu menolak ku? Kamu memiliki kekasih? Aku rasa tidak. Kamu tidak pernah digosipkan dekat dengan pria manapun." Sky mencoba menerkanya.
"Atau kamu sebenarnya tidak mau anak ini? Sehingga tidak memikirkan masa depannya dengan baik?" kata Sky mendadak berpikir negatif.
"Tutup mulutmu. Jika aku tidak memikirkan anak ini, sejak lama sudah aku lenyapkan. Tidak perlu mengandung sampai sebesar ini." Mendadak hati Anne sakit dituduh seperti itu oleh Sky. Enak saja mulut pria ini menebak asal-asalan.
"Bukan begitu maksud ku, An. Aku hanya khawatir kamu masih dendam denganku."
"Jadi kamu berpikir ingin menjadikan anak dalam perutku sebagai pelampiasan?" sahut Anne ingin sekali memukul kepala Sky. "Aku tidak sejahat itu, Sky." lanjutnya sembari menarik napas panjang.
"Jika begitu, ayo kita menikah. Sebelum anak itu lahir ke dunia ini." Ajak Sky dengan sedikit memaksa.
Entah mengapa Sky tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Padahal niatnya hari ini ingin pendekatan biasa dulu pada Anne. Namun melihat Anne yang secara tegas menolaknya, Sky takut setelah ini Anne malah meninggalkannya.
"Aku tidak mau. Anak ini sudah memiliki calon papa sendiri. Jadi kamu tidak perlu khawatir tentang identitasnya. Kamu cukup pikirkan saja kekasihmu itu, calon istrimu. Jangan sampai nanti dia tahu dan malah menganggap ku pengganggu."