Perkenalan Mia dan Asril berawal dari sosmed dan tidak butuh waktu lama, mereka pun menikah tapi sayang pernikahan mereka hanya seumur jagung itu disebabkan oleh hadirnya Ida mantan istri dari Asril. yang sedang hamil dari laki laki lain namun laki laki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga Ida menjebak Asril agar bisa menikah dengannya. apakah nantinya kebusukan Ida terbongkar? dan apakah Asril dan Mia bersatu kembali? yuk kita baca bersama sama kelanjutan cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur leli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rutinitas malam
"bisa Bu? kalau tidak bisa aku panggil ayah saja ya." Andi berlari ke kamar asril. "yah, itu ...., "menunjuk ke arah kamar mereka. "kenapa?" Asril bergegas ke kamar anak anak.
"berikan kopernya ke mas, sayang." Mia menggeret koper Andi ke arah Asril. Dan Asril dengan mudah membukanya. "gampang banget kamu membukanya, mas" Mia terlihat heran.
"ada yang nyangkut di bagian resletingnya, jadi kopernya susah terbuka" jelas Asril.
"makasih ayah" Andi langsung mengambil baju dan pergi mandi bersama Tara.
Setelah itu, mereka keluar kamar dari kamar anak anak dan Mia melanjutkan menyusun pakaiannya. "mas, kamu mau aku masakin apa malam ini?" tanya Mia.
"emmm, masak? tidak usah, berhubung di lemari es belum ada bahan makanan jadi mas sudah pesan makanan online saja."
"mas, mau mandi?" Mia melihat Asril yang mulai membuka pakaiannya. "maunya mandi bareng kamu? Tapi ....," ekspresi wajah Asril begitu menggemaskan membuat Mia tertawa.
"kamu menertawakan mas ya," tampak wajah Asril yang semakin cemberut. "bukan, begitu mas." Mia memilih menahan tawanya karena dia tak ingin melihat wajah kesal suaminya.
Asril lebih memilih ke kamar mandi daripada harus di tertawakan terus oleh Mia.
Selang beberapa menit terdengar suara pintu kamar mandi terbuka terlihat Asril yang sudah selesai mandi. "mas, sudah selesai mandi?"
"emmm," mendengar balasan suaminya begitu, dengan cepat Mia menghampirinya. "mas, kamu masih marah, maaf ya" lirih Mia sendu.
Asril melirik sekilas wajah Mia, mendaratkan kecupan singkat di dahi Mia. Mia langsung mendongakkan kepalanya, menatap Asril heran.
"mana mungkin mas bisa marah berlama lama dengan istri mas yang cantik ini" asril tersenyum ala pepsodent.
"aku mandi dulu ya,mas."
"iya, mas mau sama anak anak di ruang tv. nanti selesai mandi, kamu ikut gabung ya." Asril melangkahkan kakinya menuju ruang tv.
Selesai mandi Mia sudah melihat suami dan anak anaknya sudah duduk dimeja makan. Asril yang melihat kedatangan Mia langsung mempersilahkan istrinya duduk dan menyantap makanan yang dibeli Asril. Mereka makan bersama sesekali terdengar senda gurau mereka.
Seperti kemarin malam dan seterusnya sebelum tidur anak anak meminta Mia agar menceritakan sebuah dongeng.
dengan senang hati Mia menceritakan dongeng itu kepada Andi dan Tara, sampai mereka tertidur pulas.
Selesai dengan tugasnya, Mia bergegas ke kamar Asril yang kini sudah menjadi miliknya. terdengar suara pintu terbuka, dengan cepat Asril berpura pura tertidur. "ternyata mas Asril sudah tidur" ucap Mia pelan yang masih bisa di dengar oleh Asril. Mia ikut membaringkan tubuhnya di sisi Asril, dan mulai tertidur.
Terdengar suara dengkuran halus Mia, Asril membuka matanya perlahan dan menatap wajah polos mia tanpa polesan. meskipun Mia jarang dandan tetapi Mia memiliki wajah yang cantik natural. Perlahan Asril memejamkan matanya dan tertidur juga.
Pagi ini, Mia sudah di sibukkan dengan mengurus anak anak dan suaminya. Mia sudah memasak untuk bekal anak anak dan suaminya.
"sayang, hari Sabtu ini kita akan pergi berbulan madu ya," ucap Asril yang sambil mengunyah makanan.
"Sabtu ini? bagaimana dengan anak anak? tidak mungkin kita meninggalkan mereka dirumah."
"iy, Sabtu ini, anak anak akan ikut dengan kita. Anggap saja kita pergi sebagai liburan bukan bulan madu," tutur Asril.
"anak anak apakah kalian mau ikut ayah dan ibu liburan?" menatap Andi dan Tara yang sudah senyum senyum sedari tadi. "mau.....mau ayah" jawab serentak Andi dan Tara. "sudah pada selesai sarapan? Kita berangkat sekarang, takut telat." Asril beranjak dari tempat duduknya begitu juga dengan Andi dan Tara.
"mas, ini bekal makan siang mu," menyodorkan kotak makanan yang di lapisi dengan paperbag. "makasih sayang," Asril mengecup dahi Mia dan Mia mencium punggung tangan Asril. "Bu, kami berangkat ke sekolah ya," Andi dan Tara berpamitan dengan Mia dan mencium punggung tangan Mia bergantian.
"hati hati ya, ingat pulang sekolah langsung pulang jangan main" pesan Mia kepada Andi dan Tara. Mereka diantar Asril dengan mengunakan sepeda motor matic Asril.
Mia berlanjut membereskan rumahnya, selesai dengan tugas rumah. Mia bergegas kepasar dengan berjalan kaki karena jarak pasar ke rumah Asril tidak terlalu jauh.
"wah, pengantin baru sudah masuk kerja saja nih." celetuk Anto yang membuat suasana bengkel menjadi rame.
"gimana? Uda tancap gas?" ledek salah seorang montir.
"apaan sih kalian, uda pada kerja sana" ucap Asril ketus. Asril malas kalau menanggapi perkataan anak buahnya, apalagi kalau mereka tahu kalau Asril belum berhubungan suami istri dengan Mia pasti di buli abis abisan dia.
sepulang dari pasar Mia menata bahan makanan yang ke dalam lemari es. selesai dari itu, ia memasak untuk makan malam. sekitar jam tiga sore, anak anak sudah tiba dirumah.
"Bu, Sabtu ini kita mau liburan kemana?" tanya Andi yang menghampiri Mia di ruang tv. "ibu juga belum tahu, karena ayah belum memberitahukan kepada ibu." terlihat Tara yang ikut mendekati Mia, "Tara pingin pergi ke puncak Bu, Tara pingin lihat kebun teh, trus teman Tara pernah bilang udara disana itu enak." tutur tara.
"nanti ibu tanya sama ayah, kita mau liburan kemana." ujar Mia.
Dari luar terdengar suara motor matic Asril. "itu ayah sudah pulang Bu." Tara dan Andi berlari ke teras rumah menyambut Asril di ikuti Mia.
"wah, senang banget ayah di sambut begini," Asril turun dari motornya dan Mia langsung mencium punggung tangan Asril begitu juga anak anak.
"mas, mau mandi dulu, tolong buatkan mas kopi ya sayang! pinta Asril. "dan kalian anak anak pada mandi juga ya, selesai mandi kita kumpul di ruang tv." Andi dan Tara langsung menganggukkan kepala lalu pergi mandi.
Dengan sigap Mia langsung membuatkan kopi untuk Asril dan setelah itu Mia menyiapkan baju ganti untuk Asril.
Terlihat Asril sudah berkumpul dengan keluarga kecilnya. Asril memilih lebih cepat pulang dari biasanya, karena mengingat dia baru menikah, Asril ingin lebih banyak meluangkan waktunya untuk keluarga kecilnya.
"mas, hari Sabtu ini kita mau liburan kemana?" tanya Mia.
"rencananya mas mau ajak kalian ke puncak. Tapi, apa kalian mau?" tampak Asril ragu
"mau....," jawab Andi dan Tara kompak.
"kamu, bagaimana sayang?" Asril melirik Mia.
"kalau aku, yang penting anak anak mau dan pasti aku juga mau," ucap Mia di akhiri dengan senyuman.
"okelah, kalau begitu mulai besok, kita mulai mempersiapkan apa apa saja yang mau di bawa" tutur Asril.
Seperti biasa rutinitas malam, selesai makan malam anak anak belajar sebentar dan tidur ditemani Mia yang sambil bercerita dongeng.
"sayang, anak anak sudah pada tidur belum?" hanya terlihat kepala Asril saja dari balik pintu kamar anak anak.
"sudah mas, sebentar ya" Mia langsung membenarkan posisi tidur Andi dan Tara serta menaikan selimut sampai batas leher anak anak. dan Mia langsung keluar dari kamar anak anak.
Mia terus menuju kamar mereka yang sudah ada Asril di dalam kamar. "sayang, sini duduk dekat mas" pinta Asril yang menepuk nepuk tepi kasur. Mia menuruti permintaan Asril.
Asril mulai membelai rambut panjang Mia yang hitam dan mulai mendaratkan kecupan dari dahi ke mata lalu ke pipi dan berakhir di bibir. awalnya dilakukan dengan perlahan dan lembut tapi dengan satu kali balasan dari Mia tampak Asril gairahnya bertambah.
bukan hanya sampai disitu saja, Asril mencoba membuka kancing baju Mia satu persatu, dan dalam hitungan detik pakaian Mia sudah teronggok dilantai kini Mia sudah dengan tubuh polosnya.
"sayang, sudah boleh mas minta hak mas?" lirih Asril.
Mia hanya mengangguk, setelah mendapat persetujuan dari Mia.
Asril pun mulai memainkan tangannya dengan handal di dada Mia. Mia hanya bisa mendesah dan terjadilah penyatuan malam itu. Ketika hendak mencapai puncak Asril membungkam bibir Mia dengan ciuman agar suara desahan Mia tidak terdengar keluar kamar.
Selesai dengan permainan itu, mereka terkulai lemas dan tertidur dengan tubuh yang dilapisi oleh selimut.
Mendekati shubuh Asril kembali bergairah melihat tubuh polos Mia. permainan itu pun berlangsung lagi, bahkan lebih lama durasinya. Mia sudah seperti ayam yang mau dipanggang, dibolak balik oleh asril sehingga Mia merasakan sakit di daerah intimnya.
Melihat Mia yang terkulai lemas dan kesakitan membuat Asril tidak tega membiarkan Mia mandi sendiri. Asril mengendong Mia ala bridal style ke dalam kamar mandi dan membantunya untuk membersihkan tubuhnya.