Laura Menikahi Mafia Posesif

"Asshole!!!! " Hardik Laura.

Laura terus saja berlari tanpa menoleh ke belakang, dia benci harus melihat adegan itu.

Emang brengsek!!! Gue benci harus terjebak sama pernikahan kaya gini. Batin Laura.

Kini dia berlari terus sampai keluar mansion.

Saat tiba-tiba.

Brugggh...

"Sorry, gue gak sengaja, tadi gue buru- buru" Ucap Laura.

Laura pun memandang kearah orang yg tidak sengaja dia tabrak itu.

"Ah, kamu...." Ucapnya ragu, merasa mengenal pria bertubuh jangkung itu.

"Hai Laura, masih inget sama aku?" Ucap pria tampan itu.

Laura masih mencoba mengingat, dimana dia pernah bertemu Dengan pria itu.

Dan sedetik kemudian Laura mengingatnya, tentu saja dia sangat ingat kepada pria tampan ini, dia yg selalu hadir setiap hari menemani masa indah saat masih ada ibunya.

"Kak jeff??? ini beneran kak jeff??" Pekik Laura, saat mengenal pria tampan dihadapannya itu.

"Aku fikir kamu udah lupa sama aku." Ucap jeff.

Jeffrey Miguel adalah anak dari sahabat mendiang ibu Laura, mereka dibesarkan dilingkungan yg sama, walaupun usia mereka terpaut 10 tahun, tapi tidak menghalangi kedekatan mereka, saat ibu Laura masih hidup, dia dan Laura tinggal dirumah terpisah dari mansion Belluci.

Mendiang ibu Laura memilih tinggal disebuah komplek perumahan elit, dan mereka bertetangga dengan keluarga Miguel. Sampai suatu saat rumah yg ditempati Laura dan ibunya terbakar dan menewaskan sang ibu. Kejadian itu terjadi ketika Laura berusia 10 tahun, sampai akhirnya dia dibawa oleh tuan Adam untuk tinggal di mansion.

"Udah lama banget gak ketemu kakak apa kabar?" Tanya Laura.

"Aku baik Lau, udah tujuh tahun kita gak ketemu, kamu tambah cantik sekarang, " puji Jeff.

"Tapi kok gak tambah tinggi ya..." Candanya.

Membuat Laura terkekeh.

"Kamu aja kak, yg terlalu tinggi, kaya tiang listrik!" Cebik Laura.

Semilir angin membuat Laura kedinginan dan menggosok -gosok lengannya sendiri, jeff yg melihat langsung membuka jas nya dan memakaikannya kepada Laura.

"Udah tau malem begini, kenapa gak pake mantel, hmmm? " Tanya Jeff.

"Aku gak bawa mantel kak, ngomong-ngomong Kakak tinggal dimana sekarang?" Tanya Laura.

"Aku baru kembali dari Palermo (sebuah kota di italy) seminggu yg lalu, sekarang menetap disini" jawabnya.

"Kamu mau kemana, aku anter yu?" Ajak jeff.

Karena asik mengobrol dengan jeff, Laura sampai lupa kalau dia sedang berlari dari Lucas.

"Aku mau pulang kak, ke apartemen aku" jawab Laura.

Jeff pun menawarkan lagi untuk mengantar Laura, dan langsung disetujui, kemudian mereka hendak berjalan menuju mobil Jeff yg sudah ada didepan mereka, Jeff merangkul Laura untuk dibawa masuk kedalam mobil itu sampai barito suara seseorang menghentikan Laura.

"Coba saja kamu berani masuk ke mobil itu, akan ku ledakan kepalanya!!!"

Laura dan Jeff menoleh ke arah sumber suara, Disana sudah berdiri dengan gagah dan arogan, Lucas dengan tatapan tajam dan penuh amarah, melihat ada pria lain yg berani merangkul istrinya.

"Don Lucas huh..." Ucap Jeff.

Laura hanya mematung saja, dia tidak berani melakukan apapun, dia hanya ingin pergi dari Lucas.

Kemudian Lucas menghampiri Laura, dia menepis tangan Jeff yg sedang merangkul Laura.

Lalu dia melepaskan jas milik Jeff yg dipakai istrinya itu. Kemudian melepas jas miliknya dan memakaikannya kepada Laura.

"Ayo kita pulang, istriku.." ucap Lucas.

Jeff sedikit terkejut mendengar ucapan Lucas, tapi melihat Laura yg tidak melakukan apa-apa, Jeff bisa menyimpulkan bahwa Lucas memang benar suami dari Laura.

Kemudian tanpa aba-aba Lucas langsung saja menggendong Laura ala bridal style. Laura yg kaget langsung mengalungkan lengannya ke leher Lucas, setelah itu Lucas langsung saja meninggalkan Jeff dan masuk kedalam mobil miliknya yg berada tepat didepan mobil Jeff.

"Kenapa dia bisa menikah dengan seorang Bendetti??" Gumam Jeff.

Didalam mobil, Lucas sama sekali tidak menurunkan Laura dari pangkuannya. Dia merangkul erat pinggang langsing istrinya itu, tanpa ada niat melepaskan.

"Bisa turunin aku gak sih, jangan kaya gini??" Ketus Laura, entahlah melihat kejadian tadi sedikit membuat dia kesal.

"Gak baby, aku gak akan turunin kamu" jawab Lucas.

"Siapa laki- laki tadi baby ? Kenapa kalian terlihat begitu akrab?" Tanya Lucas, padahal dia sudah tentu kenal dengan Jeff, keluarga Jeff sama-sama berkecimpung di dunia bawah, dan mereka saling mengenal satu sama lain.

"Dia kak Jeff, dulu kami tinggal dilingkungan yg sama, mama kak Jeff bersahabat sama mama rossie." Jelas Laura.

"Kami udah gak ketemu sejak mama meninggal tujuh tahun lalu" lanjut Laura dengan nada lirih.

"Aku tidak suka dia menyentuh milikku baby, kenapa kamu membiarkan dia menyentuh milikku??" Ucap Lucas.

Laura pun berdecih.

"Ck, dia cuma kaya gitu doang, kamu itu egois! Melarang aku ini dan itu, tapi kamu sendiri gak bisa jaga harga diri aku di depan orang, bahkan membiarkan wanita lain menyentuh kamu sembarangan." Sungut Laura.

Lucas terkekeh mendengar ucapan Laura.

"Apa kamu cemburu baby ?" Tanya Lucas kemudian.

"Siapa yg cemburu?? Aku gak cemburu!!." Kilah Laura. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak mau bertatapan dengan suaminya.

"Baby, kamu juga tau kan kehidupan seorang mafia seperti apa? Wanita itu hanya alat penawaran dari mereka supaya aku mau bekerja sama dengan mereka" tutur Lucas.

Sama kaya aku, hanya alat tukar dengan nyawa kakak ku. Batin Laura.

"Aku tau, kehidupan mafia seperti apa, makannya aku memilih hidup terpisah dari papa, Karena gak mau terlibat dalam hal ini." Jawab Laura.

"Harusnya kamu menikah sama Lilian saja, karena impian aku dalam pernikahan itu, bisa menikah dengan orang yg aku cintai dan dia juga harus cinta sama aku, " lanjutnya seraya menatap Lucas.

"Kamu memang begitu polos baby, aku gak sabar untuk menghancurkan kepolosanmu itu, sejak pertama kita saling bertatap kamu sudah jadi milikku, aku hanya ingin menikah sama kamu" Ucap Lucas.

"Aku hanya milik diriku sendiri Don Lucas Bendetti, kamu mungkin bisa mendapatkan tubuhku, tapi kamu gak akan pernah bisa dapetin hati aku, sejak kamu bilang pernikahan kita tanpa cinta, aku sudah menutup rapat hatiku dari kamu" tutur Laura, entah keberanian darimana Laura bisa berkata seperti itu, kepada Lucas, bahkan sang asisten yg ikut mendengarkannya pun bergidik ngeri, tidak pernah ada yg berani melawan seorang Lucas Bendetti.

Lucas tersenyum smirk, lalu dia mencengkram kuat pinggang Laura.

"My little Kitty, sudah bisa membalas ucapanku ternyata" desis Lucas sembari tangannya mencengkram pinggang Laura lebih kuat lagi.

"Aaaakk" Laura mencoba melepas cengkraman Lucas yg terasa menyakitkan.

"Lep..ass, ini sakit Lucas, aaaak..." Pinta Laura.

Tatapan Lucas tidak bisa ditebak, dia sedang menahan suatu emosi, tapi bukan rasa benci, dia sedang menahan rasa lain, karena jantungnya berdegup kencang, dan Lucas merasa aneh, dia tidak pernah seperti ini.

Braakk...

Lucas mendorong tubuh Laura sedikit kasar hingga kepala Laura terbentur kaca mobil.

"Aaaawww..ssshh" pekik Laura, sejak pertama bertemu Lucas, baru kali ini Laura dikasari olehnya.

Laura memegang kepalanya yg terbentur, basah!

Dia melihat sedikit darah dari kepalanya yg terbentur tadi, tangannya bergetar melihat darah segar ditangannya.

Lucas melihatnya ada sedikit penyesalan, namun saat dia menyentuh Laura untuk melihat lukanya, tangannya ditepis oleh Laura.

"Don't touch me!" Ucap Laura.

"Robby, ke rumah sakit" perintah Lucas, kemudian Robby sang asisten pun menancap gas menuju rumah sakit.

•••

Laura dan Lucas sudah berada disebuah rumah sakit, mereka berada diruang perawat khusus dan sedang menunggu dokter.

Laura diam membisu tidak berbicara sama sekali, dia bahkan tidak melirik ke arah Lucas sedikit pun.

Lucas sebenarnya merasa bersalah, tapi ego nya terlalu tinggi, dia tidak mengenal kata maaf jadi mana mungkin dia mau meminta maaf kepada orang lain.

Setelah beberapa saat pintu ruang perawatan pun terbuka.

Ceklek...

"Laura...." Panggil seorang dokter yg baru masuk itu.

Rahang Lucas langsung mengetat, dia mengepal kuat tangannya.

"Seriously !!" Ucap Lucas.

•••

Bersambung