NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Desa

Cinta Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengasuh
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: moms arka

Nurul Aulia seorang gadis dengan tekad kuat kabur dari desa demi menghindari perjodohan dengan juragan tanah di desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms arka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Di suatu pagi yang cerah, mentari mulai menampakan pesonanya, burung burung bernyanyi dengan riangnya, aku memulai hari ini dengan semangat yang membara, tak terasa aku berada di kota ini sudah beberapa bulan, aku mulai menata hidupku, hari demi hari ku lalui dengan penuh kebahagiaan.

seperti pagi ini aku sudah mulai bersiap untuk berangkat bekerja, aku mulai mencicil motor buat transformasi bekerja, karena aku tak mau bergantung pada gina selamanya,

sesampainya di kantor aku langsung menuju loker untuk mengganti baju, dan mengambil alat alat kebersihan untuk mulai bekerja.

waktu istirahat pun seperti biasa aku selalu membelikan makanan buat makan siang tuan Arjun sang bos,

tapi kali ini ada yang berbeda saat Nurul masuk ke ruangan bosnya disana ada seorang wanita dan anak kecil memakai seragam TK sedang duduk di sofa, anak itu sedang memainkan game di hapenya, sedangkan si wanita duduk dengan setia di sampingnya.

ku lihat tuan Arjun berdiri dari kursi kebesarannya dan ikut duduk di sofa bersama anak kecil tersebut.

"Nurul cepat siapkan makanannya, anakku sudah dari tadi menunggu makanannya!" perintahnya padaku.

oh ternyata anak kecil tersebut anaknya.

aku pun segera mempersiapkan makanan yang ku bawa, dan menatanya di meja.

"Shaka simpan dulu hp nya, dan makanlah dulu" ucap tuan Arjun kepada anaknya.

"tapi aku mau makannya di suapin" jawab anak itu.

"ga boleh! Kamu sudah besar, ga boleh lagi makan di suapin" jawab tuan Arjun tegas.

Arjun memang sangat sangat tegas kepada siapapun termasuk kepada anaknya, dia tidak mau anaknya menjadi manja.

karena tidak tega bi Ina memberanikan diri berbicara kepada majikannya.

"pak biar bi Ina saja yang suapin" ucap bi Ina

"ga usah bi biarin aja, tar kebiasaan lagi" jawab Arjun

lalu aku pamit kepada tuan Arjun untuk kembali ke ruangan ku,

tapi sebelum aku pergi, anak itu memanggilku "hei kakak cantik kamu siapa?" katanya

aku pun menjawabnya "kakak Nurul, pegawai di sini" jawabku.

"ko kakak mirip dengan mamih Shaka sih" ujarnya lagi.

aku melongo saja saat anak itu bilang seperti itu, "apa iya yah" dalam batinku

Arjun juga berfikir seperti itu, memang tak di pungkiri Nurul mirip dengan mendiang almarhumah istrinya, oleh sebab itu Arjun sering menyuruh Nurul, agar dia sering melihat Nurul untuk mengobati rasa rindunya kepada istrinya. Dan Shaka pun tahu wajah ibunya karena di kamarnya di pajang foto ibunya.

"mau ga kakak main sama Shaka?" tanya Shaka memecah keheningan.

aku pun bingung harus menjawab apa.

lalu ku beranikan diri menatap tuan Arjun minta persetujuan.

tuan Arjun pun menganggukkan kepalanya.

lalu aku berucap kepada Shaka

"mau, asalkan den Shaka makan sendiri dan menghabiskannya"

"oke" jawab Shaka sigap

"tapi Shaka biarkan dulu kakaknya makan di ruangannya, tar kalau udah selesai baru kamu boleh main dengannya" ucap Arjun kepada anaknya.

dan Shaka pun menganggukkan kepalanya pertanda setuju.

aku pun bergegas ke ruangan ku di pantry buat makan siang. Selesai makan aku pamit kepada atasanku Bu Mira, dan bilang di suruh tuan Arjun buat menemani anaknya.

sesampainya di ruangan tuan Arjun, aku melihat Shaka masih memainkan hp nya dan bi Ina pengasuhnya sudah tak ada di sana, mungkin sudah di suruh pulang oleh tuan Arjun, sedangkan tuan Arjun sedang bekerja di mejanya.

"Kakak cepat sini, temani Shaka main," kata Shaka sambil melambaikan tangannya padaku

aku menghampirinya dan duduk dekat dengan Shaka,

"Shaka gimana kalau main game nya udahan, Kaka ceritain dongeng aja gimana?" tanyaku hati hati.

"emangnya Kaka bisa baca dongeng?" tanya Shaka sambil menghentikan main game nya.

"bisa dong, mau cerita apa?" jawabku

"cerita si kancil dan monyet" ucap Shaka sambil menyimpan hp nya ke tas.

sambil bercerita serta bersenda gurau Nurul dan Shaka terus bermain, dari mejanya Arjun sesekali mencuri pandang ke arah Nurul.

Arjun juga sebenarnya heran, kenapa Shaka cepat banget akrab bersama Nurul padahal Shaka anak yang susah bergaul dengan orang lain, apa mungkin karena Nurul mirip maminya atau memang Nurul yang pandai mengambil hati Shaka.

"kak aku bosen di sini, aku mau jalan jalan ke luar" kata Shaka yang mulai bosen bermain.

aku tidak menjawabnya, aku hanya menatap tuan Arjun minta persetujuan.

"yaudah kamu bawa saka ke taman saja, tapi jangan lama lama ya, karena Shaka harus tidur siang," ucap tuan Arjun tanpa melihatku.

aku segera membawa Shaka ke taman yang ada di depan kantor, di taman kita bermain

Ayunan, perosotan dan jungkat jungkit, shaka sampai kelelahan, lalu kami duduk di bangku yang ada di taman sambil memakan es krim.

Sementara Arjun memperhatikan mereka dari atas, dia berdiri depan jendela di ruangannya, sambil senyum senyum sendiri. Dia bahagia melihat anaknya senang,

sedangkan di taman, karena sudah kelelahan Shaka mengajak Nurul pulang ke ruangan papinya.

"kak Shaka cape, kita pulang yuk,"

"ayo" jawab Nurul.

"Shaka mau Kaka gendong?" tanyaku karena tidak tega melihat Shaka yang kelelahan

"ga ah jalan aja, Shaka kan udah gede, lagian tar papi marah kalau saka di gendong" jawabnya

"yaudah ayo kalau gitu" ucapku sambil menggandeng tangannya.

lalu kami pun pergi menuju ruangan tuan Arjun, sesampainya ke ruangan tuan arjun kami langsung duduk di sofa.

lalu yg tuan Arjun menghampiri kami.

"Shaka ayo cuci tangan kakinya terus tidur" ucap tuan Arjun kepada anaknya.

tanpa menjawab Shaka langsung melakukan apa yang papinya perintahkan.

sedangkan aku berdiri berniat membantu Shaka untuk mencuci kaki dan tangannya di cegah oleh tuan Arjun.

"kamu mau kemana?" tanyanya

"mau membantu Shaka tuan" jawabku

"biarin aja Shaka sudah biasa melakukannya" cegahnya.

aku pun mengurungkan niatku.

setelah dari kamar mandi Shaka menuju ke sebuah pintu yang ternyata itu adalah kamar pribadi tuan Arjun. Aku bingung antara diam atau pergi mengikuti Shaka.

sementara Shaka sudah masuk ke kamar buat tidur siang, sedangkan aku masih duduk di sofa dengan tuan Arjun,

"tuan sekarang saya boleh keluar?" tanyaku hati hati.

"terima kasih ya hari ini kamu mau menemani anak saya" ucap tuan Arjun sambil menatapku.

aku jadi salah tingkah di tatap oleh laki laki ganteng seperti tuan Arjun, jangan di tanya jantungku yang dag Dig dug tak karuan.

"yaudah silahkan sekarang kamu boleh keluar" ucap tuan Arjun lagi, tapi tak ku hiraukan karena aku yang melamun.

"apa kamu mau menemaniku sampai pulang nanti?" tanyanya sambil menyunggingkan bibirnya.

cepat cepat aku tersadar dan langsung berdiri dari dudukku sambil berucap " ga tuan, terima kasih, saya pamit tuan," sambil tergesa gesa aku pergi dari ruangan tuan Arjun.

sementara Arjun hanya senyum aja sambil geleng geleng kepala "lucu juga dia."

1
Harlintjes Lakapi
mana kelanjutannya ?
Giselle Bustamante
Pusing kepala baca cerita ini, tapi tetap seru. Teruslah menulis, author!
Dzakwan Dzakwan
Jelek, bosen.
C S Rio
Wuih, seru abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!