Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…
Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.
YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.
Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.
Dibayangi fitnah, d
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 – Tanda Milik
Sejak insiden dengan Jennie di ruang arsip, suasana kantor berubah drastis. Tidak ada lagi Yoongi yang dingin dan seolah tak peduli. Kini ia hadir sebagai bayangan pelindung di setiap langkah YN. Tidak terang-terangan, tapi cukup untuk membuat semua orang sadar: Lee YN bukan gadis biasa.
Mulai dari caranya memerintahkan staf lain agar tidak membebani YN dengan pekerjaan tambahan, sampai menyuruh manajer keuangan mengganti mesin kopi hanya karena YN mengeluh sedikit tentang rasa kopinya yang terlalu pahit.
Namun perhatian Yoongi juga datang dengan sisi yang lebih... intens.
Hari itu, YN sedang duduk di pantry bersama dua temannya—Soojin dan Hana, sambil tertawa kecil melihat meme lucu di ponsel.
“YN, kamu lihat ini nggak? Kayaknya Jimin sunbaenim tuh suka sama kamu deh. Lihat cara dia ngeliatin kamu pas rapat kemarin!”
YN tersedak jus jeruk. “Apaan sih, Hana! Jangan ngomong gitu!”
“Beneran! Aku juga lihat,” timpal Soojin. “Dia beda lho pas deket kamu. Biasanya kan flirty, tapi kamu tuh kayak... bikin dia gugup.”
Belum sempat YN merespons, seseorang masuk ke pantry. Seluruh ruangan mendadak hening.
Yoongi.
Ia tidak mengatakan sepatah kata pun. Hanya menatap YN yang duduk di antara dua temannya, lalu berjalan pelan mendekat.
“Bisa ikut aku sebentar?”
Suaranya tenang, tapi dingin.
YN berdiri dengan gugup, mengikuti langkah pria itu keluar pantry. Yoongi tidak berkata-kata hingga mereka sampai ke ruangannya.
Begitu pintu tertutup, pria itu berbalik.
“Kenapa kamu duduk di sana terlalu dekat dengan Hana dan Soojin?”
YN mengerutkan alis. “Mereka teman saya... Kenapa?”
Yoongi berjalan mendekat, langkahnya pelan namun tegas. “Kamu lupa siapa dirimu sekarang? Kamu milikku, YN.”
Jantung YN berdetak cepat. “M-maksud Anda?”
Yoongi menyentuh dagunya, mengangkat wajahnya agar mereka bertatapan.
“Aku tidak suka kamu terlalu dekat dengan siapa pun. Termasuk temannya Jimin.”
“Apa itu berarti saya tidak boleh berteman, Pak?”
Yoongi menghela napas panjang. Ia melepas jasnya, menggulung lengan kemejanya hingga terlihat urat-urat di lengannya yang tegas. Lalu dia berdiri di depan YN, menatap gadis itu dengan mata gelapnya yang mendalam.
“Ini bukan soal larangan. Ini tentang siapa kamu untukku.”
Dia mencengkeram pinggang YN dan menarik tubuh gadis itu ke pelukannya.
“Kamu tahu kan, apa yang aku rasakan tiap kali pria lain memandangmu seolah mereka punya hak?”
Tangannya naik ke belakang leher YN, mengelus lembut. “Aku ingin mereka tahu, YN. Bahwa kamu sudah ada yang punya.”
“Yoongi... ini di kantor...”
“Aku tidak peduli.”
Dan sebelum YN bisa berkata apa-apa, bibir Yoongi sudah mendarat di bibirnya. Ciuman itu dalam, mengklaim, membuat napas YN tercekat. Tangan pria itu melingkari pinggangnya, mempererat pelukan seakan ingin menyatu.
Saat ciuman itu terlepas, YN memejamkan mata, wajahnya merah padam. Yoongi hanya tersenyum kecil, lalu merapikan rambutnya.
“Mulai sekarang, semua orang harus tahu. Kamu milikku, YN. Aku tidak akan biarkan siapa pun menyentuhmu.”
YN masih bingung dengan debar jantungnya saat ia kembali ke meja kerjanya. Dan seperti sudah diduga, Hana dan Soojin menatapnya dengan tatapan terkejut dan penasaran.
“K-kalian lihat?”
“Kami dengar pintunya dikunci,” bisik Soojin. “Kamu oke, YN?”
“Ya, aku... aku cuma ditegur soal kerjaan.”
Tapi dalam hati, YN tahu, ini bukan lagi soal kerjaan. Ini tentang perasaan yang terus berkembang—dan bagaimana Yoongi mengekspresikannya dengan cara yang begitu posesif dan... memabukkan.
Sementara itu, Jennie duduk di sebuah lounge mewah, memandangi layar ponsel yang menampilkan foto-foto CCTV Yoongi dan YN. Ia punya mata-mata di dalam kantor.
“Hm... Kau mencium gadis itu di ruang kerjamu sendiri?” gumamnya, suara datarnya mengandung kemarahan yang tenang.
Ia menekan tombol panggilan.
“Lakukan seperti yang aku minta. Aku ingin catatan prestasi kerja YN tercoreng. Kirimkan dokumen palsu itu atas namanya. Dan pastikan dia yang bertanggung jawab.”
“Baik, Nona Jennie.”
Jennie tersenyum dingin. “Kalau Yoongi pikir dia bisa menyingkirkanku begitu saja... dia salah besar.”
---
kenapa gk ada yg nge like yaaa