Di sebuah akademi rahasia yang tersembunyi dari pandangan dunia biasa, para siswa diajari cara mengendalikan waktu. Ada yang bisa melihat masa depan, yang lain mampu mengubah masa lalu, dan beberapa memiliki kemampuan untuk hidup di antara detik-detik yang hilang. Namun, ada legenda tentang seorang murid yang berhasil melarikan diri dari batas waktu dan menjadi abadi—dan sekarang, dia berencana mengubah sejarah manusia sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADHIWARNA_AUTHOR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKADEMI WAKTU EPISODE 8
*CERITA BERLANJUT: MENGHADAPI BAYANGAN MASA LALU*
Setelah penangkapan Chronos, ketenangan sementara menyelimuti Akademi Meulaboh. Namun, bagi Kirana, Alana, dan Aisyah, kesadaran akan warisan penjaga waktu dan potensi ancaman yang masih mengintai justru menumbuhkan kewaspadaan yang lebih besar. Orion, yang kondisinya berangsur membaik di bawah perawatan intensif para tetua akademi, mulai berbagi lebih banyak tentang sejarah kelam para pemburu waktu dan artefak-artefak berbahaya yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Salah satu artefak yang paling sering disebut adalah "Amulet Tempus," sebuah relik kuno yang konon mampu mempercepat atau memperlambat aliran waktu di area yang luas. Orion memperingatkan bahwa jika Amulet Tempus jatuh ke tangan yang salah, konsekuensinya bisa jauh lebih dahsyat daripada tindakan Chronos.
Kekhawatiran Orion terbukti beralasan. Beberapa minggu kemudian, serangkaian kejadian aneh mulai mengganggu stabilitas waktu di sekitar akademi. Jam-jam di menara berdentang tidak sinkron, memori para siswa terkadang kabur, dan fenomena *déjà vu* menjadi semakin sering terjadi. Kirana merasakan adanya resonansi temporal yang tidak alami, sebuah gangguan halus yang menandakan adanya manipulasi waktu di sekitar mereka.
Bersama Alana dan Aisyah, Kirana mulai menyelidiki. Mereka memeriksa setiap sudut akademi, mencari jejak energi temporal yang mencurigakan. Alana dengan kemampuannya merasakan fluktuasi waktu yang subtil, sementara Aisyah menggunakan instingnya untuk mendeteksi kehadiran energi asing yang tidak selaras dengan lingkungan akademi.
Penyelidikan mereka membawa mereka kembali ke perpustakaan kuno, tempat Kirana pertama kali menemukan wasiat ayahnya. Di antara tumpukan buku-buku tua, mereka menemukan sebuah manuskrip tersembunyi yang berisi catatan tentang simbol-simbol temporal kuno. Orion mengidentifikasi beberapa simbol tersebut sebagai kode rahasia yang digunakan oleh para pemburu waktu untuk berkomunikasi dan menandai lokasi artefak.
Salah satu simbol tampak familiar bagi Kirana. Ia ingat pernah melihatnya terukir di sebuah kotak kayu kecil milik ayahnya. Kotak itu kini tersimpan di kamarnya. Dengan tergesa-gesa, mereka menuju kamar Kirana dan menemukan kotak itu tersembunyi di balik lukisan keluarga.
Di dalam kotak, selain beberapa benda pribadi ayahnya, mereka menemukan sebuah peta kuno yang terbuat dari perkamen usang. Peta itu dipenuhi dengan simbol-simbol temporal yang sama dengan yang mereka temukan di manuskrip. Orion, dengan pengetahuannya yang mendalam, berhasil menguraikan beberapa lokasi yang ditandai di peta. Salah satu lokasi mengarah ke sebuah reruntuhan kuil kuno di pedalaman Aceh, yang diyakini menyimpan petunjuk lebih lanjut tentang Amulet Tempus.
Tanpa membuang waktu, Kirana, Alana, Aisyah, bersama dengan Farhan dan Arya yang semakin mahir dalam menggunakan elemen mereka, memutuskan untuk melakukan perjalanan ke reruntuhan kuil tersebut. Pak Rudi memberikan mereka izin dengan berat hati, mengingatkan mereka untuk selalu berhati-hati dan melaporkan perkembangan mereka secara teratur.
Perjalanan ke pedalaman Aceh penuh dengan tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, menyeberangi sungai deras, dan menghindari jebakan-jebakan kuno yang mungkin dipasang untuk melindungi kuil. Kerja sama tim dan kemampuan elemen mereka menjadi kunci untuk mengatasi setiap rintangan.
Sesampainya di reruntuhan kuil, mereka menemukan struktur batu yang megah namun sebagian besar hancur dimakan usia. Simbol-simbol temporal terukir di berbagai sudut bangunan, memberikan petunjuk tentang jalur yang harus mereka ikuti. Di tengah reruntuhan, mereka menemukan sebuah ruangan bawah tanah yang gelap dan dingin.
Di dalam ruangan itu, mereka menemukan sebuah prasasti kuno yang menceritakan kisah tentang Amulet Tempus – artefak yang diciptakan oleh seorang penjaga waktu yang khilaf dan mencoba untuk mengubah masa lalunya. Tindakannya justru menciptakan paradoks waktu yang dahsyat, dan untuk mencegah kehancuran yang lebih besar, para penjaga waktu lainnya menyembunyikan Amulet Tempus dan menyebarkan petunjuk tentang lokasinya dalam bentuk simbol-simbol rahasia.
Prasasti itu juga menyebutkan tentang adanya ujian yang harus dihadapi oleh siapa pun yang mencari Amulet Tempus. Ujian itu dirancang untuk menguji kebijaksanaan dan kemurnian hati para pencari, memastikan bahwa artefak tersebut tidak jatuh ke tangan yang salah.
Saat mereka mempelajari prasasti itu, tiba-tiba muncul beberapa sosok berjubah hitam dari balik reruntuhan. Mereka bergerak cepat dan terkoordinasi, jelas terlatih dalam pertempuran. Pemimpin mereka membuka tudungnya, memperlihatkan wajah dingin dengan bekas luka melintang di pipi.
"Kalian terlalu jauh mencampuri urusan kami," katanya dengan suara serak. "Kami adalah 'Krono Sekte', dan Amulet Tempus adalah hak kami."
Kirana mengenali simbol sekte itu – sebuah jam pasir yang retak. Mereka adalah sisa-sisa pengikut Chronos yang berhasil melarikan diri dan kini berusaha untuk melanjutkan rencana pemimpin mereka.
Pertempuran tak terhindarkan. Kirana dan teman-temannya harus menggunakan seluruh kemampuan mereka untuk menghadapi para anggota Krono Sekte yang fanatik. Farhan dan Arya menggunakan elemen api dan bumi untuk menciptakan pertahanan dan menyerang musuh. Alana memanipulasi aliran waktu di sekitar mereka untuk memperlambat gerakan musuh dan memberikan keuntungan bagi timnya. Aisyah dengan insting alamnya mampu memprediksi serangan musuh dan memberikan peringatan kepada teman-temannya.
Kirana sendiri, dengan bimbingan Orion yang masih terngiang di benaknya, mencoba untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan waktu mentah. Ia berusaha untuk merasakan aliran waktu di sekitar musuh-musuhnya, mencari celah dalam gerakan mereka, dan menggunakan energi temporal untuk melumpuhkan mereka tanpa harus melukai secara permanen.
Pertempuran itu sengit dan menguras energi. Para anggota Krono Sekte ternyata memiliki pengetahuan tentang taktik para penjaga waktu dan mampu mengantisipasi beberapa gerakan mereka. Namun, dengan kerja sama tim yang solid dan tekad yang kuat, Kirana dan teman-temannya berhasil mengalahkan mereka.
Pemimpin Krono Sekte berhasil melarikan diri, namun mereka berhasil menangkap beberapa anggotanya dan menyita artefak-artefak kecil yang mereka bawa, yang ternyata juga memiliki kemampuan manipulasi waktu dalam skala kecil.
Setelah pertempuran usai, mereka kembali mempelajari prasasti kuno. Ternyata, ujian untuk mendapatkan Amulet Tempus bukanlah pertempuran fisik, melainkan serangkaian teka-teki dan ilusi temporal yang dirancang untuk menguji pemahaman mereka tentang waktu dan konsekuensi dari manipulasi waktu.
Dengan memecahkan teka-teki dan melewati ilusi-ilusi tersebut, Kirana dan teman-temannya akhirnya menemukan lokasi persembunyian Amulet Tempus – sebuah kristal berdenyut lembut yang memancarkan energi temporal yang kuat namun terkendali.
Saat Kirana mengulurkan tangan untuk mengambil Amulet Tempus, sebuah suara bergema di benaknya, suara ayahnya: "Ingatlah, Kirana. Kekuatan terbesar datang dengan tanggung jawab terbesar."
Kirana terdiam sejenak, merenungkan kata-kata ayahnya. Ia menyadari bahwa warisan penjaga waktu bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam tentang aliran waktu. Ia tahu bahwa Amulet Tempus harus dilindungi dengan sungguh-sungguh, dan mereka harus siap menghadapi bayangan masa lalu dan ancaman masa depan demi menjaga keseimbangan waktu. Perjalanan mereka sebagai penjaga waktu sejati baru saja dimulai.