NovelToon NovelToon
Mas CEO I Love You

Mas CEO I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Langkah gontai menemani pgi Aluna, rasanya pagi ini begitu malas memasuki gedung bertingkat itu, sungguh berbeda dari beberapa hari lalu yang begitu bersemangat.

"Aku bisa ..., aku pasti bisa." Aluna menghentikan langkahnya tepat di depan pintu masuk, menengadahkan kepalanya seolah tatapannya mampu menembus atap-atap tebal yang menjadi penghalang satu lantai dengan lantai yang lainnya.

"Pagi Aluna," sapaan itu membuat Aluna menarik sudut bibirnya, seolah menguapkan rasa malas yang tadi hinggap.

"Pagi kak Yudi." pria itu adalah salah satu senior di devisinya. dia memang cukup ramah.

"Aku dengar kamu naik pangkat ya, selamat ya."

Dengan cepat Aluna menggelengkan kepalanya, "Enggak kok kak, itu hanya rumor. Hanya saja aku di tugaskan di ruangan pak Revan langsung." ucapnya segera menjelaskan sebelum semua kesalah pahaman ini semakin berlarut-larut.

"Okey, apapun itu. selamat ya, aku duluan. Di tunggu mbak Rani di dalam."

"Siap kak," ucap Aluna sembari mengangkat tangannya dan meletakkannya di atas pelipis seperti memberi hormat, ia juga menghela nafas bersamaan dengan langkah pria itu yang semakin menjauh. "Ini baru pertama, sepertinya akan lebih banyak kejutan setelah ini."

Aluna segera kembali berjalan, ia tidak boleh terlambat untuk hari pertamanya berada dalam satu ruangan dengan sang CEO dingin. tangannya sedikit gemetar saat hendak menarik handle pintu, tapi terlambat seseorang sudah lebih dulu menariknya dari dalam hingga pintu itu terbuka.

"Pak Bastian,"

Pria itu tersenyum tipis saat menatap Aluna, kemudian menggeser tubuhnya agar Aluna masuk kedalam ruangan, "Pak Revan sudah menunggu," ucapnya membuat Aluna tidak bisa lagi berkutik, ia berjalan masuk melewati tubuh tinggi Bastian.

"Selamat pagi, pak." sapa Aluna bersamaan dengan pintu yang di tutup dari luar.

Revan menatap dingin pada Aluna, tubuhnya selalu terlihat tetap dan tampak begitu pas dengan ruangan yang elegan dan misterius itu, "Terlambat satu setengah menit," ucapnya dingin sembari melihat ke arah jam yang menghiasi pergelangan tangan kekarnya.

Yang benar saja, hanya satu menit lebih sedikit dan dia mempermasalahkan hal itu ..., batin Aluna kesal.

"Jangan coba-coba mengumpat di belakangku." ucap Revan lagi membuat Aluna tersadar.

"Maaf pak, saya tidak berani."

Srekkkkkk

Tiba-tiba Revan menggeser setumpuk berkas yang ada di depannya hingga mendekat ke arah Aluna, "ini pekerjaan pertamamu, jadi lakukan dengan benar." ucapnya lagi bahkan tanpa menatap ke arah Aluna.

Semuanya, ini harusnya pekerjaan lima orang ..., batin Aluna.

"Kenapa? Tidak mau?" Revan tiba-tiba menatap Aluna dengan tatapan dingin membuat Aluna lagi-lagi semakin tertekan.

"Baik, pak. Saya akan kerjakan." Aluna dengan cepat mengambil berkas-berkas itu dan membawanya ke tempat duduknya.

Bukan hanya wajahnya saja yang dingin, tapi hatinya kayaknya. Juga udah beku .., umpat Aluna dalam hati dan mulai memeriksa satu per satu berkas di tangannya. Setidaknya ia harus mulai tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.

***

Aluna meregangkan ototnya, ini masih setengah dari pekerjaannya tapi perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi beruntung Tifani begitu pengertian. Ia menunggu di lobi dengan makan siang yang sengaja ia bawakan untuk Aluna.

"Best ......, gue kangen....," Aluna langsung berhambur memeluk Tifani begitu keluar dari pintu lift.

"Gaya Lo, baru juga tadi pagi ketemu." keluh Tifani.

"Bukan Lo, tapi makanannya." ucap Aluna sembari menunjuk pada makanan yang berada di atas meja lobi.

Tifani mencebirkan bibirnya, "Jahat banget sihhhh," ucapnya tapi kemudian tersenyum, "Gue tahu ya apa yang lagi Lo butuhkan di tengah gempuran padat ini."

"Lo emang yang paling ngertiin gue deh ...,"

Rupanya percakapan mereka sedari tadi dilihat Revan yang baru kembali dari meeting bersama Bastian, ia bahkan tidak memperhatikan apa yang harus aja di bicarakan oleh Bastian karena terlalu fokus pada interaksi Aluna dengan sahabatnya, tanpa ia sadari bahkan bibirnya mengulas senyum tipis yang bahkan tidak pernah muncul belakangan ini, dan hal itu pun di sadari oleh Bastian.

Sepertinya semua akan segera berubah, hanya butuh waktu saja untuk menyadari, batin Bastian. Ia sengaja membiarkan bosnya menikmati moment itu.

****

Aluna meregangkan otot-otot nya, kemudian mengucek matanya yang terasa pedih karena seharian ini berada di depan layar laptop.

"Akhirnya selesai juga," gumamnya, kemudian menyalakan layar ponselnya, melihat jam yang tertera di sana, "Ya ampun, sudah jam sebelas malam." Aluna begitu terkejut dan dengan cepat bergegas mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas kanvasnya.

Ia beranjak hendak meninggalkan ruangan itu, tapi ia melirik ke arah kursi yang masih kosong sejak tadi siang, "Ahhh, pria itu benar-benar sibuk. Entah sudah berapa banyak meeting yang ia lalui hari ini,"

Rasa simpatinya tiba-tiba menguap saat mengingat bagaimana ia melalui hari ini dengan pekerjaan berat dari pria itu, "Baguslah, setidaknya bukan hanya aku yang kehabisan waktu untuk bekerja. Memang dia pikir aku robot apa, nggak punya rasa capek. Dasar pria gila kerja."

Aluna segera menyambar ponselnya dan keluar dari ruangan itu, menutup pintu dengan sedikit kasar.

Tapi sepertinya nasip baik enggan menghampirinya, karena saat keluar dari gedung bertingkat itu, air tiba-tiba turun dari langit dan begitu lebat.

"Ya ampun ...., ini cobaan apa lagi. Aku mau pulang dan berlindung di balik selimut, kenapa begitu saja sulit banget sih." keluhnya dengan kesal.

Sepatu bahkan bajunya sedikit basah karena air hujan yang begitu lebat hingga tampiasnya mengenai sepatu Sam bajunya.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depannya membuat Aluna penasaran dengan orang yang berada di dalam mobil itu.

Bersambung

Happy reading

1
yuning
🔥🔥
Entin Fatkurina
makinn penasaran,peristiwa apa yang membuat revan trauma.
yuning
kamu rumahku, sweet
Entin Fatkurina
keren revan.
Entin Fatkurina
tetap semangat
yuning
dia jodohmu Tifani 😁
yuning
asisten sama bosnya sama
yuning
pak CEO keren
Entin Fatkurina
sebelas dua belas dengan bosnya.
Lina Herlina
yg bner aja pagi sampe jm 11 malem
Entin Fatkurina
revan benar benar keren.
Entin Fatkurina
menunggu detik detik penyelamatan aluna.
Entin Fatkurina
intinya, tetap semangat aluna.
yuning
Revan gak mau nurunin gengsi , Aluna gak punya kepercayaan diri 🥴
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siapppppp
total 1 replies
yuning
hmmm
Tri Ani: hmmmmm
total 1 replies
Entin Fatkurina
kuatkan imanmu Aluna😊😊😊
Tri Ani: mantap
total 1 replies
yuning
Revan tukang gengsi 😁
Tri Ani: setuju
total 1 replies
Entin Fatkurina
so sweet.
Tri Ani: makacihhhhhh😘😘😘😘
total 1 replies
yuning
pak Revan, sweet juga ya
Tri Ani: menyala
yuning: langsung lunglai kita 😅
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!