Ashley adalah seorang yatim piatu yang bertransmigrasi ke dalam novel 'Nayla Love Story '. Ia menjadi Asheel, antagonis ke dua di dalam novel. Asheel Merupakan karakter yang akan mati di tangan kakaknya sendiri.
Bagaimana jadinya hidup Ashley sebagai Asheel?, akankah ia mati mengenaskan?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MWS~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8.
...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
Kali ini di buka dengan asheel yang berjalan riang di koridor sekolah menuju kelasnya. Ia berjalan sembari memamerkan senyumannya yang cukup lebar, menarik perhatian para siswa siswi di koridor yang merasa aneh melihatnya tersenyum seperti itu.
" hai asheel." sapa nayla saat berpapasan dengannya.
Asheel berhenti, ia tersenyum kemudian menyapanya balik " hai juga nayla."
" seneng banget aku liat, ada apa nih?." tanya nayla mencoba akrab.
" gk ada apa-apa sih, cuma mood aku lagi bagus pagi ini." jawab asheel seadanya.
" oalah gitu, kirain lagi menang lotre." ucap nayla sedikit bercanda.
" boleh juga tuh." ucap asheel menanggapi candaan nayla.
" yaudah kalo gitu, aku pamit ke kelas dulu ya. Bye asheel." pamit nayla kemudian berlalu dari sana.
" bye juga." balas asheel.
Asheel kemudian melanjutkan jalannya menuju kelas. Sesampainya di kelas bertepatan dengan bunyi lonceng masuk dan saat itu juga wajah asheel yang awalnya gembira berubah menjadi lesuh. " cepet banget sih masuk." lesunya. " mana pelajaran sejarah lagi, pasti ngantuk nih." lanjutnya sembari memanyunkan bibirnya imut.
Tak berselang lama, guru sejarah memasuki kelas dan memulai pelajarannya. " oke anak-anak, buka buku halaman 375." ucap guru tersebut. Asheel dengan ogah-agahan membuka bukunya.
...****...
Kring.
Kring.
Kring.
Akhirnya bunyi lonceng yang sudah di tunggu para siswa dan siswi tiba. " baiklah sampai di sini saja pelajaran kita." ucap guru sejarah di kelas 10 ipa 1, kelas asheel. Guru tersebut kemudian membereskan bukunya dan pergi keluar kelas.
Asheel dengan gembira membereskan bukunya kemudian pergi menuju kantin. " akhirnya kelar juga tu kelas yang membosankan. Kantin queen coming." serunya dengan cepat berlari ke kantin.
" perasaan baru aja deh lonceng, kenapa nih kantin dah full aja." bingungnya saat sampai di pintu kantin.
Asheel kemudian berjalan masuk menuju stan makanan yang ia inginkan. Usai memesan makanan yang ia inginkan, asheel celingak celinguk mencari meja kosong hingga ia melihat sebuah meja kosong yang terdapat di ujung kantin.
" huh, akhirnya dapat juga nih meja kosong. Kalo gk, mungkin gw harus makan sambil berdiri kali ya." cerewetnya.
" sendiri aja?." tanya seseorang yang tak lain adalah gevan.
" menurut lo, lo gk liat apa gw cuma sendiri di sini. Atau jangan-jangan lo indihome lagi bisa liat kunti." sewotnya.
" indigo asheel." ucap gevan membenarkan. " lagian gw cuma basa basi aja." lanjutnya.
" basa basi lo basi tau gk." ketus asheel. Gevan mengangkat bahunya tak peduli.
" ngomong-ngomong, lo udah mesen?." tanya gevan.
" udah, kenapa lo mau traktir gw?." jawab asheel kembali bertanya.
" iya." jawab singkat gevan.
" beneran?." tanya asheel ragu. Gevan tak membalas hanya mengangguk malas.
" bagus kalo gitu, lo tau balas budi rupanya." ucapnya santai. " pesanan gw belum gw bayar, jadi lo bayarin." lanjutnya dengan tak tau malunya.
Tak berselang lama pesanan asheel datang. " dia yang bayar mbak." ucapnya pada mbak-mbak yang membawakan makanannya.
" widih, kalian berdua ngapain disini?, pacaran?." ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping asheel begitu saja.
" sebarangan!, harusnya gw yang nanya, lo ngapain disini?." ucap asheel tak terima.
" ya, emang gk boleh?." tanya orang itu yang tak lain adalah aska.
" gk." jawab asheel dan gevan secara bersamaan.
Aska langsung merubah wajahnya berpura-pura sedih. " tega banget sih lo berdua sama gw." ucapnya berpura-pura sedih mengusap air matanya yang tak ada sama sekali.
" alay banget sih lo." jengah asheel.
" hehe." cengirnya.
" van, masa asheel doang yang di traktir. Gw juga dong." ucapnya dengan tak tau malunya pada gevan.
Gevan kemudian mengelurkan selembar uang berwarna biru. " pesen." ucapnya.
Aska langsung bersemangat, ia mengambil uang tersebut dan pergi untuk memesan makanan.
Tak lama aska datang dengan pesanannya dan juga ia memesankan pesanan yang sama untuk gevan. " yuhuu~ pesanan datang." ucapnya kemudian memberikan pesanan gevan.
" seneng banget lo." ucap asheel.
" gratisan, siapa sih yang gk bakal seneng." balasnya.
Asheel mengangguk anggukan kepalanya. " bener juga."
" iya dong." bangga aska.
" kalo gitu, lo harus sering-sering buat traktir kita van." ucap asheel tiba-tiba pada gevan. Aska yang mendengar itu mengangguk setuju. " bener tuh."
Gevan mengerutkan dahinya mendengar ucapan asheel. " kenapa gitu?."
" ya karena itu bisa buat orang bahagia, dan kalo orang bahagia karena lo, otomatis lo bakal dapat banyak pahala. Jadi bermurah hatilah." ucap asheel menjelaskan.
" bener tuh. Selain itu lo bakal di hormati banyak orang dan pasti makin banyak yang ngefans sama lo." ucap aska menyetujui.
" gw gk butuh." singkat gevan santai.
" gk boleh gitu, lo mau rezeki lo di tarik sama tuhan hah!." ucap asheel menggebu.
" tau tuh, lo harus rendah hati." setuju aska.
Gevan memandang sinis kedua bersaudara itu. Gk perlu tes DNA sih ini, pikirnya. " serah." pasrahnya.
Asheel dan aska yang mendengar itu merasa senang. Mereka berdua langsung saling bertepuk tangan dan berpelukan gembira. sadar akan apa yang mereka lakukan, mereka langsung menjauh satu sama lain memasang wajah sok cool. Gevan yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Brak.
Bunyi gebrakan meja membuat aska yang tengah memasukan bakso ke dalam mulutnya tersedak. Asheel yang berada di sampingnya dengan sigap memberikan minum kepada aska sembari menepuk nepuk bahu aska.
" siapa sih tuh, ngagetin aja." kesalnya setelah meneguk habis minumannya.
" sahabat lo berdua tuh." santai asheel saat melihat bahwa ezra lah yang menggebrak meja bianca kemudian menarik bianca menuju keluar kantin.
Aska yang melihat itu ingin berdiri mengikuti ezra namun dihentikan gevan. " jangan ikut campur!." perintah gevan. Aska hanya bisa kembali duduk mendengar gevan.
Sementara itu, di tempat ezra dan bianca kedua insan itu tengah berdebat. " gw udah bilang berkali-kali sama lo bianca, jangan ganggu nayla!, Kenapa lo gk dengerin gw hah!" ucap ezra nampak sangat marah.
" gw juga udah bilang sama lo ezra, bukan gw yang gangguin nayla!, Kenapa sih lo gak bisa percaya sama gw sekali ini aja!." balas bianca tak terima di salahkan begitu saja.
" siapa lagi orang yang bakal ngunciin nayla di gudang selain lo bianca!." ucap ezra tak mau kalah.
" ya mungkin selama ini gw gangguin dia-" belum selesai dengan ucapannya, ezra segera memotongnya.
" lo sendiri ngaku kan kalo lo selama ini gangguin nayla!."–ezra.
" EZRA!."
" kenapa?!."
" bisa gk sih, lo gk motong omongan gw!?."
" tapi lo sendiri ngaku kan kalo lo yang gangguin nayla selama ini!."
" iya, emang gw yang selalu gangguin dia selama ini. Tapi, untuk yang kali ini bukan gw yang lakuin!. Gw aja, seharian ini gk pernah ketemu sama dia. Jangan semuanya yang terjadi sama nayla, lo salahin ke gw!, lo pikir semua waktu gw, gw habisin buat gangguin nayla apa!?, Pikir ezra!. di mata lo gw sejahat itu ya zra, padahal kita udah kenal dari SMP tapi kenapa lo lebih percaya sama nayla yang jelas-jelas baru lo kenal. Oke gw tau, dia emang tunangan lo tapi masa lo segitunya nuduh gw. Lo berubah tau gk. Lo udah bukan ezra yang gw kenal."
Bianca langsung berlari pergi dari sana dengan emosi. Ezra yang mendengar semuanya hanya bisa terdiam melihat kepergian bianca. Ada sedikit rasa bersalah di lubuk hati ezra, namun ia berusaha menepisnya. Ia kemudian pergi dari sana dengan wajah datarnya seolah tak terjadi apa-apa.
......................