Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.
Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.
Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)
Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
𖤓HAPPY READING𖤓
"Terimakasih pak 😇" ucap Akara sambil membayar grap tersebut.
"Iya sama-sama, eh dek uangnya kelebihan tunggu." ujar bapak tersebut.
"Udah pak gak usah di kembaliin udah rezeki bapak." Akara menolak ketika bapak tersebut ingin memberikan kembalian.
"Terimakasih dek, semoga barokah." ucap bapak tersebut "Amiiiin"
Mobil pun meninggalkan mereka berempat di depan gerbang pesantren.
"Ayo-ayo masuk..." monolog samy sambil membawakan beberapa barang masakan.
"Baru pulang kalian!?" tanya satpam yang sedang berjaga bernama pak Andi.
"Iya pak, ini ada sedikit makanan." Farhan pun memberikan martabak telur yang masih cukup panas.
"Aduh repotin, terimakasih loh." ucap pak Andi dan langsung menerimanya.
"Kita masuk duluan, mari pak." mereka berempat pun menaiki tangga menuju kamar mereka.
"Buka pintunya Al." Alvin pun merogoh saku celananya dan mengeluarkan kunci kamar.
Cekrek
Cekrek
"Alhamdulillah...taro di sebelah sini aja barangnya." usul Akara, mereka bertiga pun mengiyakan dan menaruhnya didekat pintu kamar.
"Badan ku, pegal-pegal ini kayanya enak kalau langsung tidur." ujar Farhan yang langsung duduk di kasur.
"Mandi dulu lah Han..." ucap Samy sambil duduk di lantai lesehan.
"Iya-iya..." Farhan pun segera mengambil baju di lemari dan segera masuk ke kamar mandi.
"Kalian di sananya lama banget, hampir jam delapan baru sampe iya." ujar Alvin, mereka bertiga hanya duduk lesehan di bawah.
"Ngapel kali iya kamu Aka." celetuk Samy
"Apa? ngepet?" sahut Akara yang membuat Samy dan Alvin menoleh ke arahnya.
"Ngapel Aka... bukan ngepet, korek kuping sana." ucap Samy yang membuat Alvin tertawa.
"Owh, dikirain ngepet, kagak lah aku gak pernah ngapel iya." sambung Akara.
"### Iya kirain," sahut Alvin sambil menatap layar ponsel.
-
-
-
"Mana nih anak belum datang juga." Givan mulai mengeluh, tak lama kemudian suara motor pun menghampiri mereka
"Baru juga di omongin dah datang nih anak." Sheyna menimpali sambil menyalakan mesin motornya.
"Ayo gas lah, keburu malam." Mereka bertiga pun melajukan motornya di atas aspal mulus rahayu berkah slamet.
"Aku lagi malas ke mall, kita jalan-jalan nyari jajanan pinggir jalan aja iya." seru Meina sambil membelokkan arah motor ke kiri.
"Iya..." sahut Givan dan Sheyna berbarengan.
sekitar 10 menit berkendara, akhirnya mereka sampai di surganya kuliner, karena di sana banyak sekali pedagang kaki lima yang mangkal.
"Parkir sebelah sana saja." tunjuk Sheyna. Mereka bertiga pun memarkirkan motor mereka di sebelah sana.
"Wanginya... mau jajan apa kita nih." Givan mulai memperhatikan, mencari makanan yang memikat lidahnya. "kayanya cilor enak deh."
Givan pun segera menghampiri tukang cilor. "Mang lima ribu, super pedes kali mang."
"Baru sampai aja udah langsung jajan, Givan-Givan..." Meina pun menghampiri sahabatnya itu yang sedang berdiri di samping tukang cilor diikuti Sheyna dari belakang.
"Heh, kita jalan dulu di taman air mancur yuk, di sana ada pertunjukan kembang api." ajak Sheyna pada Givan.
"Sebentar ngapak, gak liat kalian ini aku sedang ngantri cilor..." ucap Givan.
"Iya-iya, kita duluan atuh. Kamu tahu kan tempatnya di mana" Meina dan Sheyna pun pergi meninggalkan Givan menuju taman air mancur.
********
Ceklek
"Udah tuh, mandi sana Aka." monolog Farhan sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk.
Akara pun segera mengambil handuk dari jemuran, dan masuk ke kamar mandi.
"Laper ey, kalau jajan enak nih." celetuk Farhan sambil menyisir rambut.
"Jajan terus... pikiran mu." sahut Alvin sambil memakan kacang rebus.
"Biarin lah, kita main yuk keluar sebentar." ucap Farhan sambil duduk bersandar di lemari.
"Mager aku..." sambung Samy.
"Lah, siapa yang ngajak kamu juliet." monolog Farhan sambil menyomot kacang.
Mendengar perkataan Farhan rasanya Samy ingin sekali menabok mulutnya, tapi jangan... astagfirullah.
-
-
-
-
Semoga kalian suka iya sama novel terbaruku 🙏🙏🤗🤗🤗
kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea