SHABRINA

 "Sampai kapan mah, mamah akan terus bersikap seperti itu pada sabrina? " setelah masuk kedalam kamar dan menutup pintunya erlangga langsung ke inti permasalahan, erlangga menatap istrinya dengan tajam rasanya dia benar benar sudah nggak kuat melihat perlakuan istrinya terhadap sabrina selama ini erlangga lebih banyak diam dan mengalah bahkan ketika Istrinya memperlalukan tidak adil terhadap sabrina pun dia cuma bisa diam, Shofia balik menatap suaminya dengan sorot mata tajam

  "Mama sudah berulang kali mengatakan kalau mau anak itu tetap disini ikuti aturan mama " sahut shofia , erlangga pun mengusap wajahnya dengan kasar selalu itu yang istrinya katakan ketika membahas sabrina

  "Baiklah ma, papa akan membawa sabrina keluar dari sini biar dia tidak diperlakukan semena mena lagi sama mama " ucapan suaminya pun membuat shofia terkejut dia tidak menyangka suaminya akan berkata seperti itu karena biasanya suaminy akan diam dan menurut

  "Oh jadi papa lebih membela anak itu dibanding mama dan sherina? papa rela meninggalkan kita berdua demi anak itu begitu??!! " teriak shofia dengan marah, erlangga tetap berusaha tenang walaupun didadanya sudah sangat geram dengan sikap istrinya

    "Bukannya mama yang memberi pilihan? " sahut erlangga tenang, dia juga sudah muak dengan semua perlakuan istrinya

  "Oke baiklah, papa liat sendiri apa yang akan mama lakukan sekarang! " lalu shofia pun bergegas menuju pintu keluar tapi erlangga pun langsung menarik tangan istrinya. shofia pun meronta berusaha melepaskan pegangan tangan suaminya tapi erlangga tetap tidak mau melepskan nya

  "Lepaskan pah...!! "

  "Mama mau lakuin apa? " Tanya erlangga cemas, erlangga sangat khawatir dengan sabrina

  "Papa nggak perlu tau apa yang akan mama lakuin! bukannya papa sudah nggak peduli lagi sama mama dan sherin, iya kan?!! " Erlangga berusaha meredakan emosi nya, erlangga merasa dia benar2 harus banyak sabar menghadapi istrinya,.

  " Ayo duduk dulu ma.. " Shofia pun menghempaskan tubuhnya diranjang, walapun dia masih kesal tapi dia senang karena suaminya masih peduli padanya karena sebenarnya shofia lah yang begitu sangat mencintai erlangga

  "Jadi mama mau nya gimana? mama mau papa berbuat apa? " tanya Erlangga masih berusaha sabar

  "Kalau memang anak itu keluar dari rumah ini, mama nggak mau papa juga ikut keluar, ingat pa ada sherina dia juga membutuhkan papa juga mama" seru shofia dengan tegas

  " Ma, sabrina juga anak kita, mama tau itu kan, Apa mama nggak bisa memberikan kasih sayang mama sedkit aja buat dia ma, sedari dia lahir mama sedikitpun tidak pernah mau melihat dia, papa cuma ingin kita semua bahagia ma keluarga kita "

  "Mama boleh nggak suka sama dia tapi papa mohon tolong jangan tunjukan didepan dia" erlangga masih berusaha meyakinkan istrinya tapi shofia benar benar sudah mati rasa terhadap sabrina

  "Sudahlah tidak perlu membahas itu, papa belum makan kan ayo kebawah " shofia pun mengalihkan pembicaraan erlangga membuang nafasnya dengan kasar selalu seprti itu istrinya setiap kali mereka membahas sabrina

 "Mama sudah makan belum? kalau belum, ayo kita makan sama sama" ajak erlangga lalu mereka pun keluar kamar dan turun kebawah. .

****

Saat mereka turun kebawah ternyata sudah ada Risa, adik dari Erlangga entah kapan dia datang, terlihat Risa sedang bercengkrama dengan sabrina dimeja makan, sherina sudah tak terlihat dia sudah kembali kekamarnya, shofia pun memutar bola matanya dengan malas karena dari dulu shofia tidak pernah akur dengan risa ditambah sikap risa yang sangat menyayangi sabrina dibanding sherina, melihat erlangga dan shofia turun. risa dan sabrina pun menghentikan candaanya, sabrina melanjutkan makannya

 "Lho Ris, kapan kamu datang? tumben nggak ngabarin mas dulu " tanya erlangga sementara shofia hanya diam dan acuh

  " nggak sengaja mas tadi lewat ya udah sekalian aja mampir, udah kangen juga sama keponakan tante yang cantik ini " jawab risa sambil menoleh kearah sabrina, shofia pun berdecih dengan kesal

 "Sudah makan belum ayo kita makan bareng bareng " ajak erlangga

  " Sudah mas tadi sekalian ketemu teman, oh ya sherina mana ya apa dia nggak ikut makan "

" ingat juga sama sherina" sahut shofia dengan sinis, Risa pun pura pura tak mendengarnya

" Dia tadi sudah makan duluan " jawab erlangga.. lalu merekanpun semua diam, Risa pun sibuk dengan gawainya

*****

Setelah Makan malam selesai mereka pun berkumpul diruang keluarga, dan sherina pun turun ikut kumpul setelah diberitau ada tantenya, Risa tidak pernah membeda bedakan kasih sayangnya terhadap dua keponakannya itu walaupun memang Risa lebih perhatian pada sabrina itu karena Risa tau sabrina tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari shofia, pernah Risa mengutarakan pada Erlangga untuk mengajak Sabrina tinggal bersamanya tapi Erlangga menolaknya karena erlangga ingin semua anaknya tinggal bersama nya. .

"Tante, Om Angga kapan pulang? " tanya sherina, Angga adalah tunangan Risa yang sedang bekerja diluar kota

"Mungkin kalau nggak ada halangan minggu depan om kalian pulang, kenapa? udah kangen ya " ledek Risa, sabrina dan sherina memang juga dekat dengan Angga karena risa dan angga berpcaran sudah sejak lama , Risa sebenarnya ingin segera menikah tapi Angga beralasan kalau finansial dia belum cukup mapan untuk menikah jadilah mereka bertunangan dulu

"Iya ih kapan kita qualitime lagi nihh.. seru kalau ada om angga iya kan sab? " Sabrina memang terlihat pendiam kalau ada sherina dan shofia,

" Ris, memang Angga belum ada rencana untuk segera menikah? kalian pacaran udah lama banget lho " tiba tiba saja Shofia menanyakan hal itu

"Mah.. " erlangga merasa nggak enak itu menanyakn itu pada risa,

" Apa pah? mamah kan cuma bertanya, mereka pacaran memang sudah lama kan tapi ko angga kayanya nggak ada niatan untuk kejenjang pernikahan " shofia seakan nggak peduli dengan peringatan suaminya untuk menanyakan hal pribadi pada risa, risa yang sudah tau watak kakak iparnya hanya mendesah

" Doakan saja yang terbaik mbak, semoga secepatnya aku dan angga menikah"

" kamu seharusnya lebih tegas pada angga ris, apalgi sekarang kalian udah tunangan. umur kalian pun semakin bertambah mau sampai kapan menunggu ? kamu nggak curiga apa siapa tau dia sudah menikah disana "

"Mamaa..!!! " seru erlangga kaget mendengar omongan istrinya tapi shofia malah memalingkan mukanya sedangkan Risa dia sedkit mulai memikirkan kata kata shofia, Sabrina san sherina cuma diam mendengarkan karena mereka juga masih terlalu kecil untuk ikut campur urusan itu

" Kamu jangan terlalu difikirkan omongan mbak mu Ris, nanti malah membuat kamu banyak fikiran kalau memang angga ditakdirkan jadi suami kamu pasti jalan kalian akan dipermudah " ujar erlangga , Risa pun mencoba untuk tersenyum

"Iya mas tenang aja, aku santai ko kalau memang angga disana dia mengkhianatiku pasti suatu saat akan ketauan juga " balas Risa.

"Tapi kamu fikirkn juga kata kata mbak Ris, jangan terlalu percaya sama dia " Risa pun cuma mengangguk tanpa membalas ..