Istri Kecil Gus Zayyan

Akibat hukuman dari zayyan Safira harus bergadang hingga pukul satu dini hari sebelum ia terlelap bersama kertas-kertas yang masih menunggu untuk diselesaikan. Matanya merapat karena rasa kantuk yang teramat, padahal ia hanya baru menyelesaikan tiga puluh lima rangkap, belum lagi ia harus bangun pukul tiga dini hari, membuat kepalanya berdenyut pusing.

Zayyan kembali memanggil Safira keruang guru karena Safira tidak menampakkan batang hidungnya untuk mengumpulkan tugas yang diberikannya.

"Mana tugas yang saya berikan kemarin?" tanya zayyan datar.

"A.. anu Gus, I... ini." Ucapnya gugup sambil menyerahkan lembar kertas dengan ragu.

Zayyan mengernyitkan dahinya saat melihat lembar kertas ditangannya ternyata hanya tiga puluh lima lembar. "Kenapa hanya segini?" Ucap zayyan dengan suara tinggi.

"Saya ketiduran Gus" Jawab Fira santai dan tenang, dia menyembunyikan kegugupan dan ketakutannya di depan zayyan, padahal jantungnya berdegup kencang takut hukumannya bertambah.

"Kamu be_" ucapan zayyan dipotong oleh Fira.

"Maaf Gus, saya mau izin ke toilet sebentar" Pintanya dengan duduk yang dibuat gelisah.

"Kamu sengaja mau menghindar kan?" tanya zayyan yang yakin jika Safira berbohong.

"Gus, saya sudah tidak tahan lagi Gus, saya izin ke toilet sebentar."

"Ya sudah sana."

Safira langsung berlari keluar ruang guru menuju toilet. Zayyan yang merasa curiga mengikuti serta memperhatikan Safira yang berlari, Fira masuk ke toilet wanita dan tidak mungkin zayyan mengikutinya sampai kedalam, ia hanya menunggu di luar pagar kamar mandi santriwati.

Sudah tiga puluh menit zayyan menunggu tapi tidak ada tanda kemunculan Fira, zayyan melihat jam dipergelangan tangannya merasa cemas juga kesal.

"Assalamualaikum Gus" Sapa Eli dan Julia, mereka sedang berjalan hendak menemui ustazah Ningsih dan kebetulan sedang berpapasan dengan zayyan.

"Waalaikumsalam" jawab zayyan. "Antum teman Safira kan?" sambung zayyan bertanya.

"Afwan Gus, iya." jawab mereka kompak.

"Kebetulan, Safira tadi izin ke toilet tapi hingga setengah jam masih belum keluar. Coba kalian lihat kedalam." perintah Gus zayyan.

"Iya Gus permisi, assalamualaikum" jawab mereka.

"Waalaikum salam."

Eli dan Julia memasuki area kamar mandi, mereka melihat setiap pintu kamar mandi untuk menemukan Safira. Netra mereka membola kala melihat Safira yang duduk bersandar di toilet dengan mata terpejam.

"Fir, Fira, Anti kenapa?" Julia menepuk-nepuk pelan wajah Fira namun tidak ada respon dari Fira.

"Bagaimana ini Jul, apa Fira pingsan?" Timpal Eli yang juga khawatir. "Lebih baik kamu minta bantuan Gus zayyan Jul." ucap Eli menyuruh Julia.

"Nggeh," Julia langsung berlari menghampiri zayyan.

"Gus, tolong Gus, fir... Fira Gus." Julia terbata gugup, nafasnya tidak beraturan karena berlari.

"Ada apa?" Tanya zayyan heran melihat santriwati nya berlari ngos-ngosan.

"Fira pingsan Gus." Setelah nafasnya teratur ia bisa menyampaikannya.

Zayyan langsung berlari melihat kedalam, toh ini keadaan darurat jadi tidak apa jika dia masuk area toilet santriwati. Netra Zayyan juga membola melihat Safira tergeletak di lantai, padahal tadi posisi Fira duduk bersandar tapi karena Eli terus mengguncangnya membuat ia merosot kelantai.

"Coba antum cek Nadi nya" perintah Zayyan dan langsung dilakukan oleh Eli.

"Berdetak Gus" ucapnya sambil meletakkan jari tangannya ke hidung Fira untuk merasakan hembusan nafas Fira. "Bernafas Gus, nafas nya juga teratur." Sambungnya.

Zayyan menautkan alisnya. "Dia pingsan apa tidur?" batinnya.

"Coba antum percikkan air ke wajahnya, saya rasa dia sedang tidur bukannya pingsan."

Julia memercikkan air di wajah Fira, terdengar lenguhan Fira yang terusik. "Hmm.. jangan gangguin gue Jul, gue sangat ngantuk." racaunya dengan mata yang masih terpejam.

Zayyan, Eli dan Julia menganga melihat Safira, ternyata ia tidur bukannya pingsan. Mereka menggeleng melihat tingkah Fira yang bisa bisanya tidur di toilet, lebih parahnya ia lari dari zayyan menghindari hukuman.

Zayyan mengambil setimba air kemudian mengguyur Fira.

Byurr...

"Eh banjir, banjir... " Fira langsung bangun melompat kaget berfikir sedang terjadi banjir. Setelah sepenuhnya sadar netra nya membola melihat Zayyan ada di hadapannya.

"Gu... Gus." kemudian ia menoleh ke arah Eli dan Julia seolah minta kejelasan apa yang terjadi sebenarnya.

"Ganti pakaian mu dan temui saya di ruang guru." Zayyan langsung pergi meninggalkan Safira, Eli dan Julia.

"Jul, Li, apa yang terjadi?" Tanya Fira bingung juga syok.

"Anti kenapa bisa tidur di toilet sih fir?" Tanya Julia.

"Gue ngantuk banget ya ketiduran deh. Trus kenapa Gus zayyan ada disini?"

"Tadi Gus zayyan minta bantuan kami untuk mengecek kamu di dalam karena sudah setengah jam gak keluar, pas kami cek kamunya tergeletak bersandar di dinding kamar mandi." ucap Eli. "Dan kami pikir anti pingsan. Jadi kami meminta bantuan sama Gus zayyan." sambung Julia.

Safira mengusap wajahnya kasar. ia merasa gelisah sudah pasti ia akan mendapatkan hukuman lebih.

Selesai berganti pakaian ia kembali menemui zayyan di ruang guru.

"Biasakan ucap salam saat masuk rumah atau berjumpa dengan siapa pun." Ucap zayyan datar tanpa menatap Fira.

"Assalamualaikum" ucap Fira langsung.

"Waalaikumsalam" zayyan meletakkan buku yang ia pegang di atas meja, kemudian menoleh pada Fira. "Saya tidak habis fikir dengan santriwati yang selalu melanggar aturan." zayyan menarik nafas kasar. "Hukuman apa yang antum inginkan?"

"Terserah Gus" jawab Fira ketus.

"Baiklah, kamu berdiri di lapangan sambil mengucap istighfar, jangan berhenti sampai saya menyuruhmu kembali. Paham?" tegas zayyan.

"Paham Gus."

Ana langsung pergi menuju lapangan, berdiri pas dekat tiang bendera. Ia berdiri tegak sambil mengucapkan istighfar.

.

.

Bersambung.

"