Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 08
Aryo mengernyitkan keningnya saat melihat siapa yang menekan bel pintu rumahnya. Seorang pria yang ia kenal berdiri tegap di depan sana. Orang yang sudah lama tidak ia lihat itu kini kembali.
" Samsul, apa itu kamu. Silahkan duduk."
Samsul duduk di sebuah kursi yang ada di teras. Pun dengan Aryo, ia juga duduk di sana. Keduanya saling diam. Terlihat sekali Samsul seperti bingung untuk memulai pembicaraan.
" Sam, bagaimana kabar kamu. Sudah lama ya, terakhir kali waktu aku belum menikah." Aryo memulai pembicaraannya. Ia bisa melihat Samsul seperti ada sesuatu yang penting untuk disampaikan.
" Aku baik Yo, kamu sendiri bagaimana?"
Pembicaraan basa-basi itu pun berlangsung sedikit lama. Aryo bertanya banyak mengenai Sam dan juga sebaliknya. Dan, tidak lama kemudian Sekar keluar membawakan nampan yang berisi minuman dan makanan.
" Yo, aku kesini sebenarnya untuk~"
Kalimat Samsul terhenti saat Sekar meletakkan dua cangkir teh panas dan mempersilahkan keduanya.
" Silahkan dinikmati."
" Ahh Sekar tunggu. Aku kenalkan kamu kepada temanku. Dia adalah Samsul, teman lamaku. Dan Samsul, ini adalah Sekar istriku."
Glek
Samsul menelan saliva nya dengan susah payah. Dengan sedikit kikuk, Samsul mengucapkan terimakasih untuk sajian yang diberikan oleh sekar.
Dia sudah menikah lagi, apa aku harus mengatakan keberadaan Rima kepada Aryo, ucap Samsul dalam hati sambil meminum teh nya perlahan.
" Oh iya Sam, tadi kamu mau bilang apa? Kamu kesini untuk apa?" tanya Aryo.
" Ahh, tidak ada apa-apa Yo. Aku hanya main saja. Sudah lama kita tidak bertemu bukan?" jawab Samsul kikuk.
Aryo membalas senyuman Samsul yang seperti dipaksakan. Sebenarnya tujuan Samsul datang ke rumah Aryo adalah untuk memberitahukan pria itu soal Rima. Rima yang saat ini butuh support setelah ditinggal oleh sang anak. Dan, Samsul merasa Aryo adalah orang yang tepat.
Namun, sepertinya itu tidak sesuai dengan rencananya. Aryo baru saja mengenalkan istrinya. Samsul akhirnya merasa ragu untuk mengatakan niat awalanya.
30 menit berlalu, Samsul berpamitan untuk pulang. Aryo sebenarnya merasa janggal dengan kedatangan Samsul tersebut. Pasalnya, ia tahu persis bahwa Samsul adalah teman dari Rima. Dan semenjak ia berpisah dari Rima, Samsul juga tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya.
" Mas, mari kita bicara."
" Eh, ayo."
Suara sekar membuyarkan lamunan Aryo. Ia langsung mengikuti Sekar yang sudah lebih dulu berjalan di samping kolam renang yang ada di sisi kiri kediaman Suseno.
" Mas, apa yang mas inginkan dalam pernikahan kita ini? Jawabanmu akan menentukan sikapku kedepannya. Aku tahu, kita sama-sama terpaksa dalam pernikahan kita kali ini. Kamu dan aku tidak saling mengenal. Kamu dan aku juga tidak saling mencinta. Kita dipertemukan oleh perjodohan kedua orang tua kita."
Aryo mendengarkan kata demi kata yang diucapkan Sekar dengan seksama. Ia lalu menanyakan ke dalam dirinya, apa yang ia inginkan dengan pernikahan yang sudah sah secara agama dan negara itu.
" Jika aku katakan, mari jalani pernikahan ini, maka bagaimana kamu akan bersikap?" tukas Aryo.
Sekar sedikit terkejut dnegan ucapan Aryo. Tapi beberapa saat kemudian ia tersenyum. Sebuah senyuman yang begitu cantik, dan Aryo belum pernah melihat senyuman setulus itu sebelumnya.
" Maka aku akan bersikap seperti seorang istri pada umumnya," jawab Sekar.
Aryo membuang nafasnya kasar. Entah dia harus bagaimana sekarang. Tapi, ini adalah pernikahan yang sah. Saat ini, wanita yang tengah duduk di sebelahnya adalah istrinya.
" Baiklah, mari kita jalani ini. Tapi aku tidak bisa menjanjikan sebuah pernikahan yang romantis karen akau bukanlah tipe pria yang seperti itu."
" Iya lah situ kan emang dingin, kayak es," cibir Sekar sangat pelan sehingga Aryon sama sekali tidak mendengar apa yang ia ucapkan.
Keduanya kembali ke kamar mereka setelah melakukan pembicaraan tersebut. Sebuah keputusan yang keduanya ambil untuk menerima dan menjalani pernikahan mereka ini bersama.
Sekar tidak langsung pergi tidur. Dia meminta izin untuk menggunakan meja belajar milik Aryo untuk memeriksa pekerjaannya. Dan, Aryo memilih untuk tidur terlebih dulu.
" Jangan terlalu larut. Segera tidur setelah selesai."
" Ya, baiklah. Awal yang bagus."
Sekar mengatakan kalimat terakhirnya dengan sangat pelan. Ia tersenyum simpul saat melihat perhatian suami dinginnya itu. Meskipun perhatiannya hanya setipis tisu tapi Sekar senang. Paling tidak ini merupakan awal yang lumayan bagi keduanya.
Sekar berkutat dengan laporan keuangan yang banyak kejanggalan. Ia memastikan bahwa ini memanglah sebuah tindakan korupsi. Dan, rupanya dilakukan bukan hanya satu dua kali, tetapi sangat sering.
Pukul 23.00, Sekar mulai menguap. Ia merasa matanya juga mulai perih. Tanda sudah waktunya untuk istirahat.
" Hoaaaam. Baiklah, sepertinya harus segera pergi tidur."
Ia merapikan beberapa kertas laporan dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Setelah memastikan semuanya masuk tas, agar besok tidak ada yang tertinggal, ia pun berjalan menuju ke arah ranjang dan naik ke sana.
Sebelum merebahkan tubuhnya di samping Aryo, Sekar melihat wajah Aryo sejenak. Tidak ia pungkiri., Aryo memiliki wajah yang tampan. Garis wajah nya menunjukkan pria tampan pada masanya. Bola mata hitam, rambut yang lumayan lebat, hidung mancung, dan ada kumis tipis di bawah hidungnya. Jika boleh mengatakan, Aryo ini layaknya aktor Rano Karno saat masih muda.
" Ganteng juga, tapi sayang dinginnya itu lho. Haish, sebuah pertanyaan yang saat ini bersarang di kepalaku. Mengapa pria setampan ini ada yang tega melepaskannya."
Sekar berbicara lirih, ia hendak menyentuh wajah Aryo tapi urung. Ia memilih untuk merebahkan tubuhnya dan mulai terlelap pergi ke alam mimpi.
" Aku pun tidak tahu mengapa Rima meninggalkan ku Kar?"
Rupanya saat Sekar berbicara dna memperhatikan wajahnya, ia sama sekali tidak tidur. Aryo mendengarkan semua yang Sekar katakan.
Pria itu bangkit dari ranjang dan berjalan ke luar kamar dengan perlahan. Ia menyalakan sebatang rokok lalu menghisapnya.
Aryo bukanlah seorang perokok aktif. Dia hanya melakukan itu sesekali jika pikirannya tengah kalut. Seperti malam ini, pikirannya sedang tidak karuan. Aryo kembali memikirkan perbincangan dirinya tadi dengan Sekar.
" Entahlah, apakah keputusan ku tadi tepat atau tidak, aku pun tidak tahu."
TBC
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir