Tak pernah terbayangkan dalam benak Bella, bahwa dia akan menjadi pemuas seorang cassanova setelah kepergian ayahnya.
Cerita ini bermula dari sang tante yang menjualnya. Membuat dia terjerat pria yang tak memiliki komitmen itu. Pria yang selalu menatapnya dengan tajam, tetapi begitu mendamba tubuhnya. Dia, William Hognose Liem.
Akankah kisah mereka berujung bahagia? Atau justru selamanya Bella akan menjadi pemuas hasrat William saja? Ikuti kisahnya di sini, dan jangan lupa follow akun sosial media author.
Ig @nitamelia05
Fb @Nita Amelia
Salam anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Berubah Semakin Dingin
Sejak saat itu sikap William berubah semakin dingin. Bahkan ia nyaris tak pernah mengajak Bella bicara. Mata setajam elang itu tak pernah meredup, beriringan dengan bibir yang selalu mengatup.
Saat Bella melayani William, pria itu hanya melayangkan wajah datar, tak peduli meski Bella menyentuh tubuhnya sana-sini saat mandi.
Dan hal tersebut tentunya membuat Bella merasa tak nyaman. Dia mencoba berbagai cara agar William kembali bersikap seperti biasanya. Namun, usaha Bella ternyata belum membuahkan hasil.
Hingga tiba di suatu sore, William pulang dari perusahaan. Bella yang saat itu sedang memasak makan malam lantas bergegas membuka pintu, memasang wajah seceria mungkin untuk menyambut pria itu.
Namun, senyum Bella surut seketika saat melihat ada wanita lain yang mengekor di belakang tubuh William. Wanita cantik dengan pakaian seksi dan memiliki tubuh semampai, berbeda jauh dengan Bella yang nampak seperti gadis biasa.
Bella menggeser tubuhnya secara otomatis saat William berjalan melewati dirinya. Dan wanita itu kembali mengekor.
"Darling, siapa dia?" tanya wanita bernama Ester itu sambil menunjuk Bella dengan ekor matanya. Penasaran kenapa ada gadis cantik di apartemen William.
"Pelayan," jawab William datar, yang membuat tubuh Bella semakin membeku. Sebenarnya siapa wanita yang ada di hadapannya ini? Kenapa bisa dia memanggil William semesra itu?
Ester tersenyum lebar, kemudian memberi perintah pada Bella. "Kalau begitu tolong buatkan aku minum ya. Aku mau jus jeruk, nanti bawa saja ke kamar William."
Bella terpaksa mengangguk, kemudian Ester melangkah mendekati William yang saat itu sedang membuka jasnya. Tanpa segan Ester memeluk tubuh William dari belakang. "Di mana kita akan bermain?" Tanya wanita itu dengan nada manja.
William melepaskan pelukan Ester, lalu menerima ciuman kecil tepat di bibirnya. Dia sama sekali tak menghiraukan Bella yang melihat itu semua.
"Tunggu aku di sana, aku harus mandi dulu," ucap William sambil menunjuk kamar lain. Kamar yang berseberangan dengan kamar Bella. Karena dia memang tak pernah mengizinkan orang lain masuk ke kamar pribadinya. Kecuali Bella.
Patuh, Ester mengangguk cepat, dia kembali mengecup bibir Wiliiam kemudian berlalu dari sana. Sementara Bella hanya bisa menahan sebuah rasa sesak. Bukan, bukan karena ia menyukai William, tetapi karena sikap pria itu sungguh berbeda saat bersama dengannya.
Mereka akan bermain di tempat ini. Sebaiknya aku tidak keluar dari kamar sampai mereka selesai.
Bella kembali ke dapur untuk membuat minuman yang Ester pesan. Kemudian mengantarnya ke kamar yang sempat ditunjuk William. Di depan wanita itu, Bella benar-benar bersikap layaknya seorang pelayan.
"Nona, ini pesanan anda," ucap Bella, dia sedikit terperangah karena Ester sudah melucuti pakaiannya sendiri. Kini wanita cantik itu hanya memakai sebuah bikiini yang sangat minim bahan.
"Ya, terima kasih," balas Ester dengan ramah. Bella mengangguk dan segera pamit undur diri. Namun, saat ia baru saja menutup pintu, ia dibuat terkejut dengan kehadiran William yang sangat tiba-tiba.
Kedua netra mereka bertemu sekilas, tetapi Bella segera memutusnya. Karena bingung harus bersikap seperti apa, Bella pun menunduk untuk meminta maaf.
"Maaf, Tuan, aku tidak melihat anda datang."
"Berdiri di sini, dan jangan ke mana-mana sampai aku selesai," balas William tanpa menatap wajah Bella, untuk pertama kalinya pria itu kembali memberi perintah. Namun, hal tersebut tentu membuat Bella tercengang, untuk apa dia menunggu orang yang sedang bercinta? Apakah William sudah gila?
Rencana Bella untuk mengunci diri di dalam kamar harus pupus, sebab ia tak kuasa menolak, sehingga yang bisa ia lakukan hanyalah mengangguk pasrah. "Baik, Tuan."
William tak menjawab lagi, dia segera masuk ke dalam kamar Ester, hanya dengan pakaian kimono yang membungkus tubuhnya.
Entah di menit ke berapa, Bella mulai mendengar suara-suara laknat dari dalam sana. Desaahan Ester bergema, memekik layaknya seseorang yang sedang dihujam kenikmatan.
"Tidak, aku tidak boleh membuat dia marah lagi, aku harus tetap berdiri di sini," gumam Bella, tetapi tangannya justru reflek menutup telinga, tak ingin mendengar suara yang membuat tubuhnya bergetar.
@@@
Siraman roh halusnya jangan lupa😝😝
Ternyata Lena ibu tiri sangat jahat membunuh suaminya sendiri secara perlahan yang adalah ayahnya Bella demi meraup harta, benar-benar gila
Benar kata William Lena bak ibu peri tapi memang wanita bodoh.
Deborah mengorbankan diri demi William tapi nyatanya juga malah mau bunuh William.