NovelToon NovelToon
Bisikan Hati

Bisikan Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:534
Nilai: 5
Nama Author: DessertChocoRi

Terkadang orang tidak paham dengan perbedaan anugerah dan kutukan. Sebuah kutukan yang nyatanya anugerah itu membuat seorang Mauryn menjalani masa kecil yang kelam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2- Jalan yang kupilih

Mauryn beranjak remaja dengan satu kesadaran ‘iya tidak akan pernah diterima di kampung itu’ . Tatapan orang-orang sudah cukup jelas, mereka tidak ingin dekat, tidak ingin bersinggungan, apalagi berbagi kehidupan dengannya.

Saat usianya enam belas tahun, ia memberanikan diri berbicara pada ibunya.

“Bu, aku mau merantau, aku mau cari hidup sendiri”

Larasati menatapnya lama yang penuh air mata.

“Kamu masih terlalu muda nak”

“Tapi kalau aku disini, aku akan jadi beban. Mereka sudah terlanjur melihatku sebagai aib. Aku.. aku ingin tahu apakah aku bisa hidup tanpa bergantung pada siapa pun”

Larasati tau ia tidak bisa menahan. Gadis itu keras kepala, sama seperti ayahnya dulu. Jadi ia hanya mengangguk pelan, lalu memasukkan sedikit bekal ke dalam tas kain.

Beberapa pakaian, uang tabungan kecil, dan syal wol buatan tangannya sendiri.

“Jangan pernah lepaskan ini” kata Larasati sambil mengenakan syal itu di leher Mauryn.

“Kalau kamu merasa dingin, takut, atau sendirian, bayangkan aku memelukmu”

Mauryn memeluk ibunya lama sekali. Ada rasa sakit saat meninggalkan rumah kecil itu, tapi juga ada kelegaan, akhirnya ia akan mencoba menjadi dirinya sendiri.

\~

• Kota Baru •

Perjalanan menuju kota memakan waktu sehari penuh. Mauryn menumpang bus tua yang berderit setiap kali menanjak. Di dalamnya, ia duduk diam memandangi orang-orang dengan wajah asing.

Suara hati mereka berkelebatan, ada yang mengeluh soal uang, ada yang merencanakan kebohongan kecil, ada juga yang diam-diam agar perjalanan selamat.

Mauryn menarik napas panjang. Di tempat baru ini ia harus hati-hati. Tidak semua isi hati ia dengar, apalagi diucapkan.

Sesampainya dikota, ia terkejut sekaligus gugup. Jalan ramai, gedung tinggi menjulang, suara klakson bersahut-sahutan. Beda sekali dengan sunyi kampung.

Ia menyewa kamar kecil di gang sempit, cukup untuk tidur dan menyimpan barang seadanya.

Hari-hari pertamanya dikota tidak mudah. Ia mencoba melamar pekerjaan di toko, warung makan, hingga pabrik rumahan. Namun selalu saja ia gagal, bukan karena ia tidak mampu, tapi karena ia sering tanpa sadar membaca isi hati calon majikannya.

Pernah suatu kali, seorang pemilik toko roti tersenyum ramah.

“Kalau kamu rajin, kamu bisa kerja disini lama”

Tetapi dalam hatinya ia berkata.

“Ah, paling anak ini cuma bertahan seminggu, lagi pula aku tidak mau bayar penuh”

Mauryn yang mendengar itu hanya tersenyum tipis lalu menolak tawaran tersebut. Ia tahu bertahan di tempat yang penuh kebohongan hanya akan menyakitinya.

\~\~

Akhirnya Mauryn menemukan cara lain untuk hidup. Ia pandai merajut sejak kecil, diajari oleh ibunya. Jadi ia mulai membuat syal, sarung tangan, dan tas rajut sederhana, lalu menjualnya di pasar.

Pasar itu ramai dan keras, pedagang saling berteriak menawarkan dagangan, pembeli menawar habis-habisan, dan terkadang ada yang mencoba menipu dengan uang palsu. tapi Mauryn berbeda dari pedagang lain, ia tidak pernah tertipu.

Suatu hari seorang lelaki mencoba membayar dengan lembaran lusuh.

“Semoga anak ini tidak sadar, uang ini palsu”

Mauryn menatapnya tenang.

“Pak, uang ini tidak asli. Kalau mau belanja pakai uang yang benar”

Lelaki itu terdiam, lalu kabur dengan wajah memerah. Sejak saat itu kabar menyebar, ada pedagang muda yang tidak bisa dibohongi.

Makin lama dagangannya habis, bukan hanya karena rajutannya bagus, tapi karena orang juga percaya padanya.

Ia tidak suka menawar berlebihan, ia jujur soal harga, dan ia tahu kapan seseorang benar-benar butuh dan kapan hanya pura-pura miskin.

Dengan uang itu ia bisa membayar uang sewa kamar, makan sederhana, bahkan menabung sedikit demi sedikit. Hidupnya memang keras tapi ia menikmatinya, untuk pertama kalinya ia merasa punya kendali.

Meski begitu kesepian tetap menjadi teman setia. Mauryn bisa mendengar isi hati orang lain tapi sangat jarang ada yang mau mendengar isi hatinya.

Saat malam ia sering duduk di jendela kecil kamarnya menghabiskan waktu, memandang kota. Ia mendengar suara hati orang-orang di sekitarnya.

Keluh kesah tentang hidup, rencana rahasia, atau sekedar doa agar esok lebih baik. Tapi tidak ada yang bertanya bagaimana perasaannya.

Kadang ia menulis di buku catatan tua, hanya di sana ia bisa jujur tentang rasa lelah, tentang keinginannya punya sahabat, tentang kerinduannya pada pelukan ibu.

Namun ia tidak menyerah memilih jalan ini, setidaknya dikota ia tidak di sebut kutukan. Ia hanyalah gadis sederhana yang berjualan rajut, itu sudah cukup.

Suatu sore saat pasar mulai sepi, seorang pria muda berjas lusuh berdiri tak jauh dari lapaknya. Mauryn memperhatikannya.

Wajah pria itu tampak lelah, matanya gelisah, seakan sedang menyembunyikan sesuatu. Tanpa sengaja suara hatinya terdengar jelas.

“Aku harus menemukan orang itu..seseorang yang bisa membedakan lawan dan kawan. Kalau tidak semua akan hancur”

Mauryn membeku, kata-kata itu berbeda dari bisikan orang lain. Biasanya isi hati orang di penuhi hal remeh, tapi suara pria ini di penuhi luka sekaligus harapan besar.

Ia tidak tahu pertemuan sore itu akan mengubah seluruh jalan hidupnya.

Bersambung..

Terimakasih sudah mampir 🥰

Jangan lupa supportnya yah 🫰🏻

1
Anonymous
Semangat thor
Syalala💋 ig: @DessertChocoRi: Hai hai.. terimakasih sudah mampir, tunggu update selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!