Di khianati adik tiri dan pacar nya, Airin langsung memilih seorang Pria secara acak hari itu. Tanpa ia tahu, Pria itu adalah seorang narapidana yang sedang menghadiri sebuah acara penting. Airin pun terjebak. Ia tak bisa menghindar dan terpaksa menikah dengan laki-laki itu.
Bagaimana kah kehidupan Airin setelah menikah dengan seorang narapidana? Akan kah ia bertahan atau kah ia harus menyerah?
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Beberapa pria sudah ada di depan mereka saat ini. Airin menatap mereka satu persatu. Tak ada satu pun yang dikenali oleh Airin. Bahkan, supir truk yang tadi menabrak mereka, keluar dari truk nya dan langsung bergabung dengan para pria itu.
"Jadi, kalian memang sengaja melakukan ini pada kami? Kami salah apa? Sehingga kalian sangat tega."
"Kalian salah apa, itu bukan urusan kami. Jika Bos sudah menyuruh kami, maka kami pun akan bergerak. Sudah lama sekali kami menantikan hal ini. Harus nya, ia ma-ti saat itu. Tapi, adik nya malah datang. Sungguh merepotkan."
"Jadi, ini adalah rencana nya Arman?" Airin langsung bertanya tentang hal itu. Ia memang curiga pada laki-laki itu karena sudah mendengar pembicaraan mereka.
Hahahahhahahahha
"Karena kalian mau ma-ti, jadi kami berbaik hati untuk mengatakan nya. Iya. Tuan kami sudah lama mengincar laki-lakinya busuk ini. Jika ia tak ada, maka seluruh harta warisan orang tua nya, akan jatuh pada Tuan Arman."
Hahahahhahaha
Mereka semua tertawa. Dan hanya Airin yang saat ini berada di tengah kepungan mereka semua. Airin benar-benar ketakutan. Tapi, ia harus bisa melindungi suami nya.
Leo harus segera di bawa ke rumah sakit. Dan ia juga harus menghadapi semua laki-laki kuat yang ada di depan nya saat ini.
"Kalian tunggu saja. Sebentar lagi polisi akan datang. Aku juga sudah menghubungi Ibu mertua ku."
"Ibu mertua mu? Ia sedang sibuk dengan anak nya yang lain. Ia pasti tidak sempat mengurus kalian. Jadi, ucapkan selamat tinggal pada dunia ini."
Airin berusaha mencari benda yang ada di sekitar nya. Namun, saat pis-tol yang ada di tangan pria itu akan mengenai Airin, pria itu lebih dulu tewas dengan lu-ka yang ada di kepala nya.
Dor...
Dor...
Dor....
Bukan hanya satu tembakan. Tapi beberapa tembakan yang menyebabkan semua pria itu langsung tewas tanpa bisa mengucapkan kata terakhir nya.
Airin yang berdiri di depan, hanya bisa menutup mata dan pasrah. Ia membuka mata nya setelah suara tembakan itu menghilang.
"Sudah lah. Jangan takut. Ada aku di sini."
"Leo! Kamu belum ma-ti? Aku pikir tadi aku tidak bisa bertemu dengan mu lagi."
Huhuhuhuhuhu
Airin menangis sambil memeluk sang suami. Hampir saja ia menjadi janda dalam sehari. Pasti Meta akan mengolok diri nya jika wanita itu tahu.
"Aku tidak semudah itu ma-ti dan meninggalkan istri ku menjadi janda. Sudah lah jangan menangis lagi. Ayo kita ke rumah sakit dan melihat Ibu."
"Dengan apa kita pergi? Mobil kita sudah han-cur."
"Mobil kita hancur. Tapi tidak dengan mobil mereka."
Leo pun mengajak Airin untuk meninggalkan tempat itu. Tak lupa, ia mengambil semua pengenal dan juga ponsel para bandit itu. Leo akan mencari tahu dimana markas mereka. Dan akan menghan-curkan nya dengan tangan nya sendiri.
Leo dan Airin pun pergi ke rumah sakit tempat adik nya Leo, Aris di rawat. Leo dengan tubuh yang di penuhi oleh da-rah, terus berjalan di koridor rumah sakit.
Semua mata menatap nya aneh. Apalagi lu-ka di bagian punggung nya itu, tidak main-main. Walaupun begitu, Leo masih saja kuat untuk berjalan ke ruangan adik nya itu.
"Ibu!" Panggil nya, sambil mendobrak pintu kamar itu. Nyonya Lina yang saat itu sedang berada di dalam, sangat lah terkejut dengan kedatangan Airin dan juga Leo. Apalagi tubuh Leo di penuhi dengan da-rah.
"Leo. Apa yang terjadi pada mu, nak? Mengapa tubuh mu seperti ini?"
"Aku tak apa, Bu. Bagaimana keadaan Aris? Mengapa Ibu pergi ke sini tanpa mengabari ku?"
"Leo, Ibu tiba-tiba saja di telpon oleh nomor tak dikenal. Ia mengatakan jika akan mencelakai Aris. Ibu panik dan langsung ke sini."
"Apa Ibu Tidka menerima pesan dari Airin?"
"Pesan? Pesan apa? ponsel Ibu bahkan tinggalkan di dalam tas. Dan tas itu pun tak tahu ada di mana."
"Jika Ibu ada sini, lalu siapa yang menjawab ponsel itu?" Mata Airin membola. Ia benar-benar bingung dengan kejadian hari itu.
"Ibu juga tidak tahu. Ibu terburu-buru ke sini karena mendengar kan apa yang terjadi pada Aris." Nyonya Lina pun di buat bingung.
"Jika memang ada yang menjawab ponsel itu, bisa di pastikan ada orang dalam yang sedang mencoba menjadi pengkhianat." Ucap Leo.
"Apa? Tapi siapa yang berani berbuat ke-jam seperti ini?"
"Bu, apa Ibu tidak tahu? Baru sehari Airin jadi pimpinan perusahaan. ia langsung jadi target pembu-nuhan."
"Apa? Jangan-jangan mereka menginginkan apa yang sudah aku berikan pada Airin?"
Nyonya Lina sangat kesal. Ia pun diam-diam menghubungi adik nya. Tidak lama kemudian, adik nya Frans sudah siap untuk mencari dimana keberadaannya markas kelompok itu.
"Tenang saja. Sekarang, obati lu-ka mu."
Luka itu pun di obati oleh dokter dan perawat. Leo naik-naik saja saat luka itu dijahit. Ia sama sekali tidak merasakan sakit.
"Apa sakit?" Tanya Airin saat melihat luka Leo.
"Itu kecil bagi nya, Airin. Leo adalah mantan pasukan khusus yang sudah pensiun."
"Apa? Mantan pasukan khusus?"
"Iya."
wkwkwk
jgn pula nnati bnyk drama kasihan no leo
ya kan
aq harap nnti airin jd kuat kk thor biar yg menindas tau klo airin yg skrg bukan lemah
dlu pembacamu bnyk lho kk dr nopel pertama mu itu ayok kk smgt dong
ohh airin rontok.sudah rasa malu mua kek mana pun dia suami mu lho wkwkwk
mkne kau liaht dlu baik2 siapa lawan mu kali ini gooo
nahh kann ayo nyonya lina
kek di ibutiri ku agen kusgus keren
saiki rasak no wae
teus nikmati wae hasil.pilihan mu ya kann
wkwkk
benerw bodoh macam itu pun jadi sekertaris ohh ya ampum jadi apa coba nnti
akal.licik sudah berjalan
ohh demi harta smpe mengorbN kan sodara