Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan malam bersama.
Keesokan harinya setelah kembali dari tempatnya bekerja, Rahma membantu mama Rika memasak untuk makan malam. rencananya malam ini Dr Atala dan juga kedua orang tuanya akan berkunjung ke mansion.
Ayah dari Dr Atala merupakan kakak kandung dari papa Abraham.
Selesai membantu mama Rika serta beberapa ART menata makanan di meja makan, Rahma kembali ke kamar.
Sepertinya kali ini Rahma mengulang kembali kesalahannya Tempo hari, ia masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu lebih dulu dan benar saja saat ini Riko baru saja selesai mandi.
Jika Tempo hari pria itu masih mengenakan handuk yang dililitkan pada pinggangnya namun kali ini tubuh pria itu tak terbalut apapun, kecuali pakaian dalam yang menutupi bagian sensitifnya.
Dengan cepat Riko meraih sebuah handuk untuk menutupi tubuhnya saat mendengar suara pintu terbuka dari ara luar, namun sayangnya Rahma telah melihatnya.
"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk hah??." protes Riko dengan wajah panik.
"Aku lupa, lagi pula kenapa pintunya tidak dikunci kalau mau ganti baju." jawab Rahma. Bukannya ingin membela diri tetapi menurutnya itu bukan sepenuhnya salahnya.
Tidak ingin perdebatan mereka semakin berlanjut, Riko memilih berlalu ke ruang ganti.
"Bagaimana aku sampai lupa jika aku sekamar dengannya." Gumam Riko merutuki kecerobohannya tidak mengenakan pakaian di ruang ganti.
Sementara Rahma mengusap wajahnya setelah tubuh Riko menghilang di balik pintu ruang ganti.
"Sepertinya Semakin hari sikapku semakin memalukan saja di hadapan mas Riko. jika aku terus seperti ini bisa bisa mas Riko jadi ilfil padaku." gerutu Rahma sebelum beranjak ke kamar mandi, setelah melihat jarum jam yang menggantung di dinding kamar telah menunjukkan pukul lima sore.
Di bawah kucuran air shower yang membasahi tubuhnya yang putih mulus tak bercela, Rahma nampak menggelengkan kepalanya ketika bayangan tentang senjata milik suaminya melintas di pikirannya.
Meski menyaksikannya dari balik benda segitiga namun masih jelas terlihat mengerikan di mata Rahma, mengingat size-nya yang cukup menantang.
Tok
Tok
Tok
Ketukan pintu dari arah luar membuat Rahma seakan tersadar dari lamunannya.
"Apa kau tidur di dalam sana??." cetus Riko yang sejak tadi menunggu namun istrinya itu tak kunjung keluar dari kamar mandi. rencananya ia akan turun bersama Rahma agar kedua orang tuanya tidak banyak bertanya.
"Iya sabar...."
Jauh berbeda dengan kisah yang sering terjadi di novel novel, yang terkesan malu malu pada suaminya terlebih lagi jika mereka hanya menikah kontrak. Rahma justru dengan santainya keluar dari kamar mandi dengan selembar handuk putih yang menutupi sebagian tubuhnya, sehingga bagian tubuhnya yang lain masih terekspos dengan jelas oleh Riko yang saat ini tengah duduk di sofa kamarnya.
Sebagai pria normal, tentu saja junior milik Riko seketika bereaksi ketika menyaksikan pemandangan yang begitu indah yang tersaji di depan mata, Namun dengan cepat Riko menepis perasaan itu.
"Tunggu."
Suara Riko membuat pergerakan Rahma yang hendak melepas handuk yang membalut tubuhnya terhenti.
Rahma menoleh ke sumber suara dengan memasang wajah berpura-pura bodoh."Ada apa mas??." tanyanya.
"Tidak ada apa apa." jawab Riko dengan napas yang mulai tidak beraturan dan itu masih terlihat jelas oleh Rahma.
Riko segera beranjak dari duduknya kemudian berlalu meninggalkan kamarnya. Sedangkan Rahma spontan mengembangkan senyum di wajahnya melihat reaksi Riko.
"Sepertinya aman, suamiku masih normal." gumamnya.
Rahma sengaja melakukan itu untuk melihat reaksi Riko sebagai pria normal.Dari penglihatannya, Rahma bisa memastikan suaminya adalah pria sejati.
"Sepertinya aku memiliki kesempatan untuk mendapatkan hati kamu mas." lanjut Gumam Rahma sebelum beranjak menuju ruang ganti berada.
Sebenarnya Rahma tidak serius ketika hendak melepaskan handuknya tadi. meskipun Riko adalah suaminya, jantung Rahma masih berdebar tak karuan saat menyadari tadi pandangan Riko terus tertuju pada tubuhnya.
"Apa yang terjadi Ko??." tanya Mama Rika saat berpapasan dengan Riko di tangga ketika menyaksikan napas Riko berhembus tak beraturan serta wajahnya yang sedikit pucat.
"Tidak ada apa apa mah." dusta Riko seraya mengatur napasnya agar kembali normal.
Mamah Rika mengangguk percaya dan Riko pun kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang tengah, di mana papa Abraham tengah menanti kedatangan kakaknya bersama istri dan juga anak bungsunya.
Tepat pukul tujuh tiga puluh malam akhirnya yang di nanti pun tiba.
Mengingat sudah waktunya makan malam mereka pun segera menuju meja makan.
Selama makan berlangsung terlihat hening tak ada yang bersuara, semua fokus dengan makanan masing masing. sudah menjadi kebiasaan di keluarga papa Abraham maupun kakaknya tak ada yang boleh bicara ketika sedang makan.
Setelah dua puluh lima menit akhirnya makan malam selesai dan mereka pun kembali berkumpul di ruang tengah untuk sekedar mengobrol santai.
Namun yang berbeda kali ini, Riko seperti enggan bergabung bersama di ruang tengah setelah makan malam. Riko lebih memilih duduk menyendiri di bangku yang berada di tepi kolam berenang. Sedangkan Rahma mau tak mau ikut bergabung dengan keluarga dari suaminya tersebut , termasuk Dr Atala.
Tak lama berselang, Atala menyapu pandangan untuk mencari keberadaan Riko. karena pandangannya tak kunjung menemukan keberadaan Riko, Atala kemudian pamit menuju satu tempat di mansion itu yang diyakini di mana saat ini Riko berada.
Atala menghela napas, sebelum kemudian kembali melanjutkan langkahnya mendekati Riko yang tengah duduk di bangku yang berada di tepi kolam berenang.
Atala kemudian menempati sisi bangku yang masih kosong di samping Riko. Kini keduanya duduk berdampingan.
Cukup lama hening sampai dengan Atala mulai memecah keheningan di antara keduanya.
"Aku rindu dengan bang Riko yang dulu." wajah Atala mulai berubah sendu kala teringat akan kehangatan di antara dirinya dan Riko dulu, sebelum terjadi kesalahpahaman di antara keduanya.
Riko hanya diam seraya menatap air yang memenuhi kolam berenang dengan melipat tangannya di dada.
"Aku tidak keberatan jika saat ini Abang masih belum bisa memaafkan aku, tetapi aku berani bersumpah bang jika malam itu tidak terjadi sesuatu di antara aku dan juga Rahma yang saat itu merupakan calon istri Abang. Aku yakin ada seseorang yang sengaja ingin menjebaknya dengan mengorbankan aku."
"ingat dia itu istriku jadi tidak perlu membelanya dihadapan ku!!."
"Maaf bang, aku tidak berniat membelanya di hadapan Abang, tapi aku hanya tidak ingin suatu saat nanti abang akan menyesali sikap dingin Abang selama ini padanya. Dan tentang di cafe Tempo hari, aku hanya tidak sengaja bertemu dengan Rahma dan juga Anis saat itu, jadi aku rasa Abang jangan semakin berpikir yang bukan bukan."
Setelah mengutarakan semua isi hatinya, Atala segera beranjak meninggalkan Riko yang masih nampak diam di tempatnya.
Jangan lupa dukungannya ya sayang sayangku 😘🥰🙏