Tentang sebuah ruang yang ku sebut bahagia.
Sebuah kisah tentang persahabatan di sebuah GC di mana canda dan tawa di tuangkan dalam tulisan menjadi sebuah karya dan bisa di nikmati banyak orang.
Yang tanpa bertatap ataupun berjabat tapi saling bersahabat.
This is The Random Zodiak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indri Diandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 : Yang jomblo gigit jari.
Putra heran melihat reaksi Lulu dan Vi yang tak biasa. Bahkan pandangan Alisya juga sedikit tak suka pada Brandon. Tapi ia tak mau bertanya dulu, hanya melihat adegan apa yang akan di lakukan geng scorpio tersebut.
"Kalian pikir aku pengangguran kayak kalian apa! Ngga penting banget ngikutin kalian. Dasar bocah nakal!" Ucap Brandon.
"Udah-udah, kita di sini mau makan bukan mau cari ribut. Lagian juga ada tempat duduk biarin mas Putra dan pak Brandon duduk sama kita." Ujar Alisya.
Sama hal nya dengan Putra, Alisya pun akan bersikap lembut saat ia berhadapan dengan Putra.
"Males banget gue," Saut Lulu yang langsung memalingkan muka ke arah lain.
Putra dan Brandon ngga peduli reaksi Lulu, mereka langsung duduk di sebelah Alisya.
"Kakak mau pesan apa?" tanya Putra sambil melihat daftar menu.
"Apa aja, yang penting ngga pedas." Jawab Brandon.
"Ngga pedas? Serius pak?" tanya Vi yang heran yang memandang ke arah Brandon.
Brandon masih diam tanpa menjawab pertanyaan Vi. Lalu beberapa menit kemudian Putra mengangguk.
"Baru kali ini gue lihat orang ngga suka pedes tapi galak. Kata nyokap gue kalau ngga doyan pedes orang nya kalem kayak author penulis novel berjudul Antara Cinta Dan Cinta, bagus cerita nya baca di aplikasi noveltoon. Author favorit gue dia, kalem soale," ucap Lulu membanggakan author favorit nya.
"Yang pedas itu omongan nya," ujar Alisya melirik sekilas ke arah Brandon.
"Hah, dasar bocil," ucap Brandon lirih tapi masih di dengar Alisya, Lulu dan Vi.
"Sabar, sabar, untung dia kakak sepupu nya mas Putra. Kalau ngga, udah gue damprat." Ucap Alisya dalam hati.
Tak hanya Alisya, Vi dan Lulu pun sama hal nya, ia mengumpat dalam hati karena melihat tingkah Brandon.
"Mas Putra mau pesan apa?" tanya Alisya.
"Em, bingung mau pesan apa."
"Mau aku bantu pilihan?"
"Boleh," jawab Putra sambil tersenyum menatap Alisya.
Brandon yang melihat kedekatan Putra dan Alisya, seketika ia merasa sedih. Ingat momen dulu saat bersama Ayako. Putra adalah versi dirinya di usia muda dulu. Ya, walaupun sekarang juga masih muda sih. Cuek dengan orang lain tapi sangat peduli dengan orang yang di sayang.
Alisya pun dengan senang hati memilihkan menu makan malam untuk Putra. Nasi goreng ikan asin dengan urusan petai serta teh manis hangat adalah menu yang di pilihkan Alisya untuk Brandon.
Beberapa saat kemudian, datang lah menu pesanan mereka. Putra masih sibuk berselancar dengan media sosial nya. Jadi, tidak memperhatikan menu yang di pesankan Alisya.
"Mas ini makanan nya sudah datang," ucap Alisya menggeser seiring nasi goreng ikan asin dengan irisan petai ke depan Putra.
"Dih, gue pengen muntah lihat kalian berdua," celetuk Vi.
"Iri bilang aja lo, makanya lo terima aja si Andra, biar ngga jadi jomblo ngenes lo." Saut Lulu.
"Ogah, sendiri itu asyik." Jawab Vi.
"Belum rasain sih, gimana jatuh cinta." Ucap Alisya.
"Namanya aja jatuh, yo pasti sakit. Pokoknya gue ogah jatuh cinta." Vi tetap kekeh dengan pendirian nya. Ia tetap tidak mau jatuh cinta, apalagi pacaran seperti Lulu.
Brandon diam-diam mendengar kan obrolan mereka bertiga. Walaupun matanya fokus ke benda pipih yang ia pegang tapi telinga nya mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut gadis-gadis yang ada di hadapan nya.
"Yuk, makan!" Putra menaruh benda pipih berwarna biru yang bagian belakang nya ada gambar apel yang di gigit sebagian.
"Ha! Apa ini? Petai? Ini yang kalau di makan mulut nya bau dan kencing nya juga ngga kalah bau kan?" tanya Putra yang menaikkan nada nya satu oktaf.
Putra heran karena sebelumnya ia tidak pernah makan makanan itu. Untuk sebagian orang petai adalah lalapan favorit, tapi tak sedikit pula nya enggan menyentuh makanan tersebut. Alasan utamanya adalah menimbulkan bau mulut dan juga kencing nya akan bau juga.
"Mas Putra ngga doyan, ya?" tanya Alisya.
"Doyan, tapi -" Putra menggantung kan ucapannya.
Putra menarik napas panjang lalu melanjutkan ucapannya. " Bikin bau itu."
"Oh, lo ngga bisa makan ini? Oke, tukeran sama makanan gue mau?" Tak enak hati karena ia yang sudah memesankan makanan untuk Putra, akhirnya Alisya menawarkan untuk menukar makanan nya.
Tanpa menunggu jawaban dari Putra, Alisya segera menukar makanan mereka.
" Sudah, yuk makan!" Alisya menyuapkan nasi goreng petai itu ke dalam mulut nya.
Vi, Lulu dan Brandon hanya memandang jengah ke arah mereka berdua. Bagaimana tidak, seolah mereka tak ada di sana. Ya, maklum lah kalau lagi kasmaran gitu, yang lainnya berasa ngontrak aja, kan?
Hayo, siapa yang pernah kayak gini ngaku?
Di tempat lain...
Duo kembar sedang duduk di balkon kamar mereka. Yang satu bercerita tentang perjuangan nya yang mengejar perempuan tapi tak kunjung juga berhasil mendapatkan. Dan yang satu lagi hanya mendengar dan sesekali menguap karena ia sudah mulai mengantuk dan mulai bosan dengan czruta sang adik yang itu-itu saja. Seolah tak ada perempuan lain saja, sehingga sang adik begitu tertarik pada perempuan tersebut.
"Lo, dengerin gue ngga sih? Dari tadi nguap aja!" Protes Andra.
"Dengerin kok." Jawab Andre.
"Itu cewek ngga bisa lihat pesona gue apa ya, udah dua kali nembak masih aja di tolak. Ganteng udah, kaya ngga usah di ragukan lagi, baik udah kelihatan. Minus nya cuma kadang suka godain cewek aja kok." Ucap Andra yang membanggakan dirinya.
"Minus lo, ilangin! Apa ada cewek yang mau sama cowok yang suka godain cewek lain?"
"Iya, juga sih. Tapi gue kan hanya bercanda kak. La, kalau cewek yang di candain anggap serius berarti rejeki gue dong. Kan kalau dapat rejeki itu harus di syukuri."
"Bukan gitu konsepnya dudul! Konsep yang bener itu setia, yang artinya setiap tikungan ada," setelah berucap, Andre tertawa dengan keras.
"Konsep lo, menyesatkan dan serem kayak demit penghuni kampus kita."
"Emang lo, pernah lihat demit nya?"
"Kagak sih,"
"Enakan kayak gue gini, pakai zona aman. Berdua bersama seperti kakak adik tapi dalam hati saling sayang." Ucap Andre.
"Lo, sama Mona ya?"
"Iya, lah sama siapa lagi emang."
"Kali, aja ada yang lain. Tapi, kalau gue ogah di zona kayak gitu, ntar tiba-tiba dia ada pacar lo ngga terima, begitupun sebaliknya." Andra berpendapat tentang hubungan sang kakak.
Hubungan yang di sebut friend zone antara laki-laki dan perempuan itu menyenangkan sebenarnya. Tapi, tak jarang ada salah satu di antaranya yang kadang merasa sakit dan sedih saat salah satu nya menemukan pasangan. Hubungan nya tak bisa seperti dulu lagi, waktu nya tak bisa leluasa lagi, karena harus saling menjaga perasaan antara satu dan yang lainnya.
"Eh, tapi kenapa kalian ngga jadian aja sih?"
"Entahlah, enakan gini, tapi kadang juga pengen kayak gitu." Jawab Andre yang bikin puyeng siapapun yang mendengar.
"Ngga jelas lo!"
"Yang jelas itu, adalah kita saudara kembar," Lagi-lagi Andre menanggapi ucapan sang adik kembar nya dengan candaan.
tenang aja, aku masih setia menunggu kok./Facepalm//Facepalm/
Perempuan yg tidak pernah marah, sekalinya dia marah konahan pun akan hancur🙂
tidak ada kata toxic di antara kalian
wish you all the best wat kalian