Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
“Eh kalian berdua emang nggak pengen ya duduk di depan” celoteh temannya yang sedang berdiri di depan pintu.
Luna dan Cheryl saling bertukar pandang dan kemudian mereka kompak berkata “nggak” sembari terkekeh.
“kalian bukan pengikut kaum jeruk makan jeruk kan” sahut temannya lagi.
Luna ternganga mendengar perkataan temannya itu “kenapa lo bisa berpikiran kaya gitu Dit” tanya Luna kepada teman sekelasnya yang bernama Dita.
“Soalnya kalian selalu kemana-mana berdua dah gitu kalian juga nggak punya pacar kan, alias jones” kata Dita yang di barengi tawa dari teman sekelasnya.
“Gue emang nggak punya pacar tapi kalo Luna punya, barusan gue liat dia dianter tuh ke kampus” tutur Cheryl membuat Luna mencubit tangan sahabatnya itu.
“Cher lo apa-apaan sih” bisik Luna, Cheryl hanya tertawa dan menutup mulutnya sendiri dengan satu jari sembari mengedipkan mata kearah Luna.
“Pantesan aja tadi gue liat dia jalan kaki pas masuk ke kampus” timpal Dita yang percaya dengan kata-kata Cheryl.
“Kalian tahu nggak pengusaha muda yang namanya Saga Ganendra” timpal teman Luna yang lain.
Deg
Luna tersentak ketika mendengar nama Saga, Cheryl yang pura-pura nggak tahu kemudian bertanya kenapa temannya menanyakan tentang Saga.
“Emang kenapa lo nanyain, siapa itu namanya emmm Saga, Saga?” tanya Cheryl.
“Nih gue lagi baca artikel online tentang Saga Ganendra ada yang liat dia pernah bawa cewe ke Hotel XX, ada fotonya juga cuma wajah cewenya nggak keliatan” ucapnya panjang lebar.
“Uhuk uhuk Luna yang merasa bahwa itu dirinya terkejut, Cheryl menoleh kearah Luna “lo kenapa” tanyanya.
“Nggak apa-apa tenggorokan gue gatel” jawab Luna grogi. Cheryl yang orangnya sangat sensitive merasa curiga dengan sahabatnya itu.
Dari arah pintu, terlihat Pak Roy dosen yang akan mengajar pagi ini sedang berdiri memperhatikan para mahasiswanya yang sedang bergosip.
“Pagi anak-anak” sapanya.
“Pagi Pak” jawab mereka semua kompak.
“Kalian pagi-pagi malah pada ngegosip” tegurnya yang di barengi dengan tawa dari mahasiswanya.
“Untung kita nggak lagi ngegosipin Bapak ya” sahut salah satu mahasiswa.
“Bisa bahaya kalo kita ngegosipin Pak Roy, ntar kita di kasih nilai D lagi” timpal mahasiswa yang lain.
"Bukan D malah mungkin dikasih nilai E" sahut yang lain lagi.
Semua yang berada di kelas tertawa termasuk Pak Roy.
Setelah kelas selesai Luna dan Cheryl pergi ke kantin, mereka memesan makanan kesukaan mereka yaitu bakso.
“Oh iya Cher dari tadi gue mau tanya cuma lupa mulu, kenapa kemaren lo di suruh pulang cepet sama tante Mira? tanya Luna sembari memasukkan bakso ke mulutnya.
Cheryl terdiam, ia menghela nafasnya secara perlahan “mamah kemaren ninggalin rumah Lun, dia bilang mau tinggal sendiri dulu untuk sementara waktu” Cheryl menunduk mnyembunyikan kesedihannya.
Luna mengusap lembut punggung sahabatnya itu “sabar Cher, mungkin om sama tante memang butuh waktu untuk berpikir, kamu berdoa aja semoga mereka bisa kaya dulu lagi” kemudian Cheryl memeluk Luna.
Di kantor Saga
“Tom kamu sudah menyelidiki tentang Perusahaan IT Corporation” tanya Saga.
“Sudah Tuan perusahaan itu memang bermasalah” jawan Tommy.
“Untung saja kita belum terlambat mengetahuinya kalau tidak” Saga tidak melanjutkan perkataannya, matanya melirik jam yang ada di tangan kirinya “jam 16.00 sudah waktunya Luna pulang” gumamnya.
“Tom aku akan pulang cepat, tolong kamu gantikan aku untuk meeting”
“Tapi Tuan” Tommy bahkan belum sempat menyelesaikan perkataannya bosnya sudah keluar dari ruang kerjanya.
“Huuft” ia menghela nafas dan menggaruk kepalanya walau tidak gatal.
Ting
Suara pesan masuk ke ponsel Tommy dari bosnya yang isinya “aku akan memberimu bonus” Tommy yang awalnya lesu karena harus menggantikan bosnya meeting sekarang mulai bersemangat kembali setelah membaca pesan, “yes” ucapnya sembari mengepalkan kedua tanganya di depan.
Setelah kuliah selesai Luna masih meminta Cheryl mengantarnya ke rumah, terdengar dering ponsel dari dalam tas Luna.
“Siapa Lun” tanya Cheryl kepo.
“Mas Saga” jawab Luna.
“Ngapain sih dia telepon gue” sambungnya lagi sembari mengangakat telepon dari Saga.
“Halo” jawab Luna Singkat.
“Udah pulang Lun” tanya Saga yang sudah berada di depan kampus Luna.
“Udah” jawab Luna bohong.
Saga tertawa mendengar jawaban Luna, sebenarnaya ia tahu Luna sedang berbohong karena melihat Luna masih berada di kampus.
“Aku ada di depan kampus, kamu mau keluar sendiri atau aku yang akan masuk jemput kamu” ancam Saga yang langsung menutup teleponnya.
“Iiih ngapain sih ini orang jemput gue segala” keluh Luna pada sahabatnya itu.
“Lo di jemput Mas Saga, ayo gue anterin, sekalian gue pengen kenalan sama kakak tiri lo itu, waktu acara nikahan om Wyman gue belum sempet kenalan sama dia” terlihat senyum sumringah terpancar dari wajah Cheryl.