Bukan keinginan untuk menjadi istri pengganti. Karena ulah saudara tirinya Zahra harus menjadi korban akibat saudara tirinya tidak hadir di acara pernikahannya membuatnya menggantikan dirinya untuk berada di pelaminan.
Pria yang menikah dengan Zahra tak lain adalah Dokter bimbingannya dengan keduanya sama-sama praktik di rumah sakit dan Zahra sebagai Dokter coast. Zahra harus menjadi korban untuk menyelamatkan dua nama keluarga.
Merelakan dirinya menikah dengan orang yang tidak dia sukai. Tetapi bukannya niatnya dihargai dan justru. Suaminya menganggap bahwa dia memanfaatkan keadaan dan tidak. Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahan Zahra.
Bagaimana Zahra menjalani pernikahannya dengan pria yang membencinya, pria itu awalnya biasa saja kepadanya tetapi ketika menikah dengannya sikap pria itu benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Zahra?"
Apakah Zahra akan bertahan dalam rumah tangganya?
Jangan lupa ngantuk terus mengikuti dari bab 1 sampai selesai.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7 Tetap Di Salahkan
"Mama!"
"Mama!"
Tasya memasuki rumah dengan berteriak-teriak.
"Tasya!" Syakira cukup kaget dengan kepulangan Tasya dan menuruni anak tangga.
"Kamu sudah kembali?" tanya Syakira menghampiri Tasya.
"Apa-apaan ini. Ma, mengapa Mama tidak memberitahu aku bahwa Naldy sudah menikah?" tanya Tasya.
Ternyata hal itu yang membuatnya panik, meminta klarifikasi dari ibunya yang memang selama ini berkomunikasi dengannya.
"Apa yang di katakan Naldy tidak benar bukan, Naldy hanya marah kepadaku. Dia hanya marah kepadaku karena aku menunda pernikahan kami!"
"Mama jawab aku jangan diam saja!" Tasya semakin tidak bisa mengendalikan diri yang memegang kedua bahu Shakira dengan mendorong-dorongnya yang ini meminta jawaban.
"Naldy memang sudah menikah!"bukan Shakira menjawab pertanyaan itu melainkan Wildan membuat Tasya dan Shakira menoleh ke belakang dengan Wildan menuruni anak tangga.
"Apa maksud papa...." tanya Tasya dengan suara rendah benar-benar kaget dengan pernyataan dari Wildan.
"Tidak ada pembatalan pernikahan di antara kalian, pernikahan tetap jalan di hari yang sama dan hanya saja pengantinnya bukan kamu, kamu lari dari tanggung jawab dan orang lain harus menjadi korban akibat kekacauan yang kamu lakukan," jawab Wildan.
"Tidak mungkin!"
"Naldy tidak mungkin menikah, aku sudah menjelaskan kepada Mama untuk memberi alasannya kepada Naldy," ucap Tasya.
"Kamu pikir semua orang anak kecil dengan semua alasan kamu dan mengiyakan lalu membatalkan begitu saja. Tasya ada dua keluarga yang kamu permalukan dan untuk mencegah hal-hal yang tidak terjadi. Naldy tetap menikah di hari yang sama dengan pengantin yang berbeda!" tegas Wildan.
"Dengan siapa Naldy menikah?" tanya Tasya.
Saat bertemu dengan kekasihnya, Naldy secara jujur menyampaikan rasa kemarahannya kepada Tasya dan juga mengatakan bahwa dia sudah menikah, tetapi belum sempat Naldy memberi penjelasan siapa yang setelah dia nikahi dan Tasya sudah pergi ingin meminta klarifikasi dari kedua orang tuanya.
"Ma, Naldy menikah dengan siapa?" tanya Tasya pada Shakira di saat Wildan belum memberi jawaban.
"Zahra," ucap Wildan membuat Zahra semakin melotot.
"Papa bilang apa?" tanya Tasya memastikan sekali lagi dan berharap jika jawaban itu tidak benar.
"Dengan terpaksa Zahra harus bertanggung jawab atas semua perbuatan yang kamu lakukan. Naldy menikahinya dengan cara sebagai pengganti kamu," jelas Wildan dengan menegaskan membuat Tasya benar-benar kaget.
"Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi. Kenapa Zahra tega melakukan semua ini kepadaku, kenapa dia harus merebut calon suamiku!" teriak Tasya tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Kamu mengatakan mengapa Zahra tega melakukan semua ini kepada kamu dan seharusnya kamu berpikir sendiri apa yang telah kamu lakukan sampai orang lain harus menggantikan kamu di hari pernikahan kamu. Kamu hanya menganggap semua permainan dan hanya mempermalukan orang tua, ketika semua sudah terjadi kamu datang ke rumah ini dan menyalahkan orang lain!" tegas Wildan.
"Mas jangan terlalu marah seperti ini kepada Tasya. Tasya saat ini sedang schok dengan apa yang terjadi dan pasti tidak mudah bagi dia menerima kenyataan bahwa calon suaminya menikah dengan wanita lain," sahut Shakira sudah dapat dipastikan akan membela putrinya.
"Kamu masih berani berbicara seperti ini kepada saya! bahkan selama anak ini tidak pulang kalian sering berkomunikasi dan kamu berpura-pura tidak berkomunikasi apapun dengan dia," ucap Wildan.
"Saya tidak bermaksud untuk menyembunyikan hal itu, tetapi saya hanya satu Mas marah, untuk dalam situasi seperti ini kita juga tidak bisa menyalahkan Tasya begitu saja dan sangat wajar jika dia plin-plan dalam menghadapi pernikahannya dan bukankah dalam pernikahan itu banyak hal yang harus dipertimbangkan," ucap Syakira.
"Kalau begitu jangan mengambil tindakan untuk menikah! orang lain tidak akan menjadi korban!" tegas Wildan.
"Jadi Papa ingin mengatakan bahwa Zahra adalah korban sebenarnya. Pa, Zahra telah menikah dengan laki-laki yang aku cintai, pria yang seharusnya menjadi suamiku dan di sini akulah menjadi korbannya bagaimana dia merebut calon suamiku!" tegas Tasya tidak terima.
"Semua tidak akan terjadi jika kamu tidak meninggalkan pernikahan kamu!" tegas Wildan.
"Seharusnya Papa tidak mengambil keputusan itu, Zahra hanya memanfaatkan situasi, dia memang gatal dan sudah menginginkan Naldy, dia berusaha untuk mengejar-ngejar Naldy, dari menjadi dokter coast di rumah sakit yang sama dengan Naldy praktik dan bahkan sampai detik ini," ucap Tasya.
"Cukup kamu menyalahkan orang lain, tangisan kamu sudah tidak berarti apapun lagi," ucap Wildan tampak lelah menghadapi Tasya dan memilih untuk pergi.
"Ma, aku tidak ingin berpisah dari Naldy. Aku sangat mencintainya dan menginginkan dia berada dalam hidupku. Mama kenapa tidak mencegah pernikahan itu dan tidak menyatakan kepadaku," Tasya sekarang hanya bisa merengek ketika penyesalan datang dalam hidupnya bagaimana laki-laki yang dicintai sudah menikah dengan adik tirinya.
Shakira mungkin tidak mengatakan secara langsung, karena tidak ingin membuat Tasya kepikiran dan pada akhirnya Tasya mengetahui yang sebenarnya.
***
Zahra berada di kamar mandi di rumah sakit terlihat mencuci tangannya. Zahra tiba-tiba saja terbayang bagaimana kejadian tadi pagi di saat suaminya berpelukan dengan wanita lain dan tak lain wanita itu adalah orang yang lari di hari pernikahannya.
Zahra tidak henti-hentinya mengatur nafasnya, menarik nafasnya perlahan dan membuang perlahan ke depan dengan mata terpejam.
"Jadi semuanya akan berakhir ketika kak Tasya sudah kembali," gumam Zahra terlihat begitu sendu.
Pernikahan yang baru berjalan 3 minggu itu, sekarang sedang diambang perpisahan, Naldy sudah menegaskan bahwa tidak menyukainya, hal itu bahkan ditegaskan di awal pernikahan mereka dan sampai hari ini tidak ada perubahan sama sekali.
Bruk.
Pintu kamar mandi dibuka begitu kuat membuat Zahra tampak kaget dan melihat orang yang masuk ke dalam kamar mandi ternyata adalah Tasya.
"Kak Tasya...." lirih Zahra.
Plakkk
Tasya tidak banyak bicara dan langsung melayangkan tamparan cukup panas ke pipi yang masih tertutupi cadar itu membuat wajah Zahra miring ke samping.
"Berani sekali kamu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, kamu menikahi pria yang seharusnya menjadi suamiku!" bentak Tasya menunjuk tepat di wajah Zahra.
"Kakak menyalahkanku atas pernikahan ini?" tanya Zahra ketika wajahnya sudah kembali berhadapan dengan Tasya.
"Lalu jika bukan karena kesalahan kamu kesalahan siapa hah! Naldy adalah pria yang aku cintai dan tidak seharusnya kamu jangan ganjen kepadanya sampai harus menikah dengannya!" tegas Tasya.
"Aku juga tidak akan menikah dengannya jika kakak ada di hari pernikahan kakak!" tegas Zahra menekan suaranya.
Dia benar-benar sangat lelah disalahkan dari sisi sana dan sini. Dia adalah korban sebenarnya tetapi terus saja dianggap memanfaatkan situasi.
"Jika kau dipaksa untuk menikah dengan Naldy. Apa kamu tidak punya mulut untuk menolak semuanya hah! Kau tidak perlu merasa menjadi korban di sini karena di sini korbannya adalah aku dan kau hanya memanfaatkan situasi!" tegas Tasya.
"Aku tidak memanfaatkan situasi dan aku juga tidak menginginkan pernikahan ini!" tegas Zahra.
"Kalau begitu berpisah dengan Naldy!" tegas Tasya.
Zahra langsung terdiam, Tasya memang berbicara dengan sesuka hatinya ada yang dia pikir pernikahan adalah permainan yang seenaknya menikah dan kemudian berpisah begitu saja sesuai dengan keinginannya.
"Kenapa?"
"Kau tidak ingin berpisah dengannya? Itu sudah menjadi kenyataan jika kau memang memanfaatkan situasi dan kau memang menginginkan dia!" tegas Tasya dengan segala tuduhannya kepada Zahra membuat Zahra hanya terdiam dengan posisinya yang benar-benar sulit.
Bersambung.....