Dihina dan direndahkan oleh keluarga kekasihnya sendiri, Candra Wijaya benar-benar putus asa. Kekasihnya itu bahkan berselingkuh di depan matanya dan hanya memanfaatkannya saja selama ini.
Siapa sangka, orang yang direndahkan sedemikian rupa itu ternyata adalah pewaris tunggal dari salah satu orang terkaya di negara Indonesia. Sempat diasingkan ke tempat terpencil, Candra akhirnya kembali ke tempat di mana seharusnya ia berada.
Fakta mengejutkan pun akhirnya terkuak, masa lalu kedua orang tuanya dan mengapa dirinya harus diasingkan membuat Candra Wijaya terpukul. Kembalinya sang pewaris ternyata bukan akhir dari segalanya. Ia harus mencari keberadaan ibu kandungnya dan melindungi wanita yang ia cintai dari manusia serakah yang ingin menguasai warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya.
Harta, Tahta dan Wanita "Kembalinya sang Pewaris. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Kamu yakin bisa balas dendam sama Viona? Keliatannya kamu bucin banget sama dia," tanya Erlin dengan wajah datar.
"Tentu saja, dia orang pertama yang akan menangis darah dan menyesal karena telah menghina dan menyia-nyiakan saya," jawab Candra, penuh dendam.
Erlin seketika tersenyum lebar. "Bagus, aku akan dukung kamu, Candra. Aku gak sabar pengen liat gimana reaksi dia saat dia tahu kalau ternyata kamu adalah pemilik perusahaan. Hmm ... gak kebayang segede apa penyesalan dia karena udah menyia-nyiakan kamu," serunya dengan gemas. "Hmm ... tapi ngomong-ngomong, kalau dia minta balikan sama kamu, gimana? Kamu mau nerima dia lagi?"
"Ya nggaklah, gila aja."
"Syukurlah kalau gitu. Aku lega ngedengernya."
Candra seketika menoleh dan kembali menatap wajah Erlin dengan senyum kecil seraya menggelengkan kepalanya samar. Wajah Erlin terlihat senang lengkap dengan senyuman yang mengembang di kedua sisi bibinya. Wanita itu kembali meringkuk menghadapnya, menatap wajah Candra dengan mata berbinar.
"Berasa nonton drama China tau, Can. Judulnya, 'Kembalinya sang Pewaris'. Kamu benar-benar beruntung, Candra, Viona adalah orang pertama yang akan menyesal dan aku orang pertama yang akan menertawakan dia. Mampus! Gemes deh rasanya."
Candra tersenyum lebar. "Drama China apaan sih? Cuma kebetulan aja kali, Er. Ngomong-ngomong, udah berapa lama kamu kerja sama Nyonya Rosalinda?"
"Baru dua tahun."
"Dia punya suami?"
Erlin menggelengkan kepala dengan wajah datar. "Sepertinya, Nyonya janda dan dia sendiri yang menjalankan perusahaan sebesar ini."
Candra terdiam seraya menarik napas dalam-dalam. Hatinya seketika dilanda rasa resah dan gelisah. Apakah wanita bernama Rosalinda benar-benar ibu kandungnya? Jika benar, mengapa hatinya tidak merasakan getaran atau setidaknya merasakan ikatan batin antara anak dan ibu kandungnya sendiri? Jika wanita itu bukan orang tua kandungnya, untuk apa Rosalinda mencarinya hingga mengadakan sayembara dengan imbalan uang sangat besar? Batin Candra seketika bertanya-tanya.
"Pesan aku buat kamu, setelah kamu resmi menjadi pewaris PT Abadi Sentosa, kamu harus tetap rendah hati, mengayomi dan menjadi pemimpin yang amanah, Candra," ujar Erlin, seketika membuyarkan lamunan panjang seorang Candra Wijaya. "Jangan lupa dari mana kamu berasal dan jangan pernah menindas bawahan kamu. Satu hal yang paling penting, jangan pernah tergoda lagi sama mantan pacar kamu yang matre itu. Kalau bisa, pecat dia sama manager pabrik yang namanya Bram itu."
"Saya gak akan pecat dia, Er."
"Lho, kenapa?"
Candra tersenyum sinis. "Saya akan mengingat pesan kamu, tapi saya juga gak akan melupakan penghinaan yang udah dilakukan sama Viona. Saya pastikan dia akan menerima ganjarannya dan bersujud di kaki saya."
"Wajar aja sih kamu dendam kayak gitu. Si Viona emang udah keterlaluan banget. Kamu sampe diusir dari kontrakan juga gara-gara dia, 'kan?"
"Ko kamu tau?"
"Ya taulah, uang buat bayar kontrakan kamu kasih ke dia, 'kan? Benar-benar keterlaluan sih tuh cewek. Gak tau diri!"
Candra kembali tersenyum ringan seraya menarik napas dalam-dalam, merubah posisi tubuhnya, meringkuk membelakangi Erlin. Kedua matanya seketika berkaca-kaca, mengingat pengorbanan yang sudah ia lakukan untuk Viona dan dibalas dengan hinaan yang luar biasa membuat hatinya benar-benar sakit tiada terkira. Ia begitu mencintai wanita itu, tapi dirinya sama sekali tidak menyangka, pengorbanannya akan dibalas dengan air tuba dan harga dirinya diinjak-injak sedemikan rupa.
"Saya pastikan akan membalas kamu, Viona. Kamu cinta pertama saya, tapi kamu membalas cinta saya dengan hinaan dan pengkhianatan," batinnya, seraya menyeka air mata yang memenuhi kelopak matanya.
***
Keesokan harinya pukul 09.00, Candra dengan mengenakan jas hitam tanpa dasi juga celana bahan dengan warna yang sama, nampak sudah berada di Rumah Sakit dengan ditemani oleh Erlin. Keduanya sudah siap mendengarkan hasil test DNA yang akan dibacakan oleh Dokter yang bertugas. Sebenarnya, hasil dari test DNA itu sendiri biasanya keluar tujuh hari setelah sample diambil, tapi karena Rosalinda berani membayar lebih, maka hasil tersebut bisa keluar hanya dalam kurun waktu 24 jam.
Candra dan Erlin nampak duduk di dalam ruangan, menanti Dokter yang bertugas. Keduanya sontak berdiri tegak saat pintu ruangan dibuka dan seorang Dokter memasuki ruangan tersebut dengan membawa amplop berwarna putih berisi hasil test DNA.
"Selamat pagi, Mbak Erlin, Pak Candra. Maaf harus menunggu agak lama," ucap sang Dokter, melangkah menuju kursi miliknya.
"Tak apa-apa, Dok. Hasilnya bisa langsung dibacakan sekarang, 'kan?" tanya Candra, kembali duduk di kursi saat sang Dokter duduk di tempatnya. Hal yang sama pun dilakukan oleh Erlin.
"Tentu saja bisa. Saya akan bacakan hasilnya sekarang juga."
Erlin dan Candra seketika menoleh dan menatap wajah satu sama lain. Telapak tangan Candra seketika bergerak, meraih lalu menggenggam telapak tangan Erlin dengan perasaan campur aduk. Erlin tersenyum kecil seraya menganggukkan kepala seolah memberi isyarat bahwa hasilnya akan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
"Saya siap mendengarkan hasilnya, Dok. Bacakan sekarang," ucap Candra kembali menatap wajah sang Dokter.
"Baiklah," jawab Dokter, membuka amplop tersebut lalu mengeluarkan isinya, menatapnya sejenak lalu membacakan isinya. "Dari hasil test DNA yang dilakukan pada tanggal Satu September 2025, DNA saudara Candra Wijaya dan Nyonya Febriana Putri dinyatakan 99,99% yang itu artinya mereka adalah Ibu dan anak."
Candra seketika tersenyum lebar. "Serius, Dok? Hasilnya positif?"
Sang Dokter menganggukkan kepala. "Betul, Pak Candra. Silahkan Anda lihat sendiri." Dokter menyerahkan hasil test DNA.
Candra menerima apa yang diberikan oleh sang Dokter. Membacanya dengan seksama dengan bibir mengembang sempurna, tersenyum dengan begitu lebarnya. Ia benar-benar bahagia karena hasilnya sesuai dengan apa yang ia harapkan dan dirinya adalah putra dari salah satu konglomerat juga pewaris yang hilang belasan tahun silam.
Kebahagiaan yang sama pun dirasakan oleh Erlin, wanita itu tersenyum lebar seraya mengucap syukur. "Syukurlah hasilnya positif, Candra. Aku lega banget. Selamat, ya," serunya seraya menepuk pundak Candra dengan pelan.
"Makasih, Er," jawab Candra singkat.
Candra membaca secara berkali-kali kertas hasil test DNA yang masih berada di telapak tangannya. Ia merasa ada yang janggal hingga dirinya harus berkali-kali memastikan bahwa tidak ada salah dengan isinya.
"Baiklah kalau begitu. Kami permisi dulu, Dok. Terima kasih," ucap Erlin seraya berdiri tegak, menyalami sang Dokter masih dengan senyuman yang sama.
Dokter pun sontak melakukan hal yang sama. "Sama-sama, Mbak Erlin. Sampaikan salam saya kepada Nyonya Rosalinda."
"Pasti, Dok. Kami permisi sekarang," pamit Erlin, lalu menoleh dan menatap wajah Candra yang masih duduk di tempatnya seraya menatap hasil test DNA. "Kamu gak mau pulang, Can? Aku akan membawa kamu ke tempat Nyonya Rosalinda. Dia pasti senang karena kamu benar-benar anak yang sedang dia cari selama ini."
Candra terdiam, pikirannya berkecamuk. "Kenapa bukan nama Rosalinda yang tertera di sini? Itu artinya, Ibu kandung saya wanita bernama Febriana Putri, bukan Rosalinda," batinnya benar-benar merasa bingung.
Bersambung ....
lh
sekarang ohhh ada yang sengaja niat
jahat menculik Candra jadi tukang sapu jadi viral bertemu orang tua nya yang
tajir melintir setelah hilang 29 th lalu
👍👍
jangan mendekati viona itu wanita
ga benar tapi kejam uang melayang
empat jt ga taunya menipumu Chan..😭