NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yp_22

•Sinopsis

Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.

Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.

Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?

Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Matahari telah menampakkan sinarnya, menembus sela-sela gorden yang menutupi jendela.

Dua insan yang masih bergelung dengan selimutnya menggeliat saat sinar mentari menyilaukan mata.

Viona menarik selimut untuk menutupi wajahnya yang tersorot sinar matahari. Tangan nya kembali bergerak memeluk sesuatu yang ada di sampingnya.

'Guling gue kenapa jadi keras? Mana gede lagi'

'Eh, bentar-bentar. Kok kaya bentuk tangan sih? Sejak kapan guling punya tangan?'

Viona bergumam dalam hati saat ia merasakan sesuatu yang di peluknya terasa berbeda.

Dengan hati-hati, Viona membuka matanya walaupun tak sepenuhnya terbuka.

Seketika matanya melebar saat menyadari bahwa yang di peluknya bukanlah guling, melainkan seorang pria bertubuh kekar tanpa atasan yang menutupi tubuh atletis nya.

"Aakkh.."

Bruk.

"Argh.."

Suara benda terjatuh dan suara erangan menggema di kamar Viona.

"Kamu mau bunuh saya?"

Suara Michael terdengar di susul oleh tubuh pria tersebut yang bangkit sambil memegang pinggangnya yang terhantuk ujung ranjang.

Viona bengong, mencerna apa yang terjadi barusan. Seketika ingatan nya melayang pada kejadian kemarin, dimana Michael mengucapkan janji suci di depan penghulu dan papah nya.

"O-Om Mic, sorry gue gak sengaja. Lagian ngapain sih Om masuk kamar gue dan malah tidur di samping gue?"

Michael melirik Viona sinis. Ia mendudukkan dirinya pada sisi ranjang dengan tangan yang masih betah bertengger pada pinggang nya yang terasa linu.

"Kamu lupa sama status kita yang udah berubah? Kota udah jadi suami istri, jadi wajar dong kalo saya tidur sama kamu?"

"Maaf. Lagian kan gue juga kaget tiba-tiba ada Om" ujar Viona memberi pembelaan.

Michael tak menanggapi ocehan Viona.

Pagi-pagi malah dapet rejeki nomplok, udah di tendang, jatuh dari ranjang pula.

Tanpa berbicara, Michael segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sekaligus mendinginkan kepala nya yang terasa panas menghadapi tingkah Viona.

Viona mengedikan bahunya acuh. Saat ia teringat akan satu hal, ia segera menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bernapas lega saat melihat pakaian nya masih utuh dan rapi.

"Untung gak di grepe-grepe gue. Tapi kok dia gak pake baju ya? Terus.. kenapa gue malah meluk dia, guling yang semalem gue taruh di tengah kemana?"

Viona mengedarkan pandangannya mencari guling yang ia maksud. Saat matanya jatuh ke bawah lantai, ia melihat guling nya sudah tergeletak tak berdaya dengan kelopak mawar bersama nya.

"Jam berapa nih?"

Ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas untuk melihat jam yang tertera pada ponsel.

Matanya terbelalak. 'Jam sembilan? Serius? Nyenyak banget tidur gue, sampe kesiangan begini.'

"Di marahin gak ya?"

Viona bergumam pada dirinya sendiri. Ia pun ingat bahwa semalam ia terjatuh di kamar mandi dan kakinya keseleo.

Ia melirik kakinya yang sudah tidak terlalu bengkak. Namun nasih terasa nyeri saat ia mencoba menggerakkan nya, walaupun tak separah sebelum di urut oleh suaminya.

Suami?

Viona terkekeh geli saat menyadari pria yang sedang berada di kamar mandi sudah resmi menjadi suami nya.

Tak lama, suara pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Michael dengan handuk kimono yang menutupi tubuhnya.

"Mandi, abis itu turun buat sarapan. Sekitar pukul sebelas kemasi barang-barang kamu, kita pindah hari ini juga" ucap Michael sambil berjalan menuju walk in closet tanpa menoleh pada Viona yang siap mengeluarkan protesan nya.

"Gak usah protes gak mau pindah, saya gak mau bangun tidur di tendang lagi sama kamu" tambah Michael sebelum menghilang di balik pintu walk in closet.

Viona mengangah menatap pintu yang menelan tubuh tegap Michael.

Setelah tersadar, ia merapatkan giginya dan mengepalkan tangannya merasa kesal dengan Michael.

"Dasar Om-om rese" ucapnya jengkel.

Viona yang merasa perutnya mulai berbunyi meminta makanan segera turun dari ranjang dan berjalan tertatih menuju kamar mandi, berniat membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum memulai sarapan yang terlambat.

Sekitar dua puluh menit kemudian Viona keluar dari kamar mandi dengan kimono yang membungkus tubuhnya. Ia melirik sekilas pada Michael yang duduk di sofa sudut ruangan tanpa berniat menyapa.

Michael yang menyadari kedatangan Viona tampak acuh memainkan ponselnya, membalas pesan dari asistennya yang mengabarkan bahwa banyak berkas yang harus segera di beri tanda tangan Michael.

Setelah Viona berpakaian, ia segera keluar dan berdiri di hadapan cermin meja riasnya untuk memakai skincare nya.

"Jangan terlalu lama pakai make-up nya, kita turun" Michael berujar setelah melirik sekilas pada Viona yang tengah memakaikan cream pelembab pada wajahnya.

"Sabar napa, lagian gue juga gak pake make-up, tapi pakai skincare" balas Viona.

Michael diam. Menunggu Viona menyelesaikan rutinitas nya. Namun pandangannya jatuh pada rambut Viona yang terlihat basah.

"Kamu keramas?" Tanya nya.

Viona melirik Michael pada pantulan cermin di hadapannya. "Iya. Om tenang aja, gye gak bakal keringin rambutnya kok, biar cepet. Lagian gue juga gak terbiasa ngeringin rambut pake hairdryer."

"Udah. Yuk turun, udah laper" ajak Viona sambil membalikkan tubuhnya menghadap Michael saat sudah selesai dengan urusan skincare nya.

Michael mengernyit memandangi wajah Viona yang terlihat natural. Tak ada satupun riasan yang menempel pada wajah putih mulusnya, hanya terlihat bibirnya yang berwarna pink alami yang di olesi sedikit lip bam agar tidak kering.

"Malah bengong nih Om-om. Ayok turun, cacing di perut gue udah pada bunyi minta makanan. Apalagi semalem kita gak makan" ujar Viona sambil berjalan membukakan pintu.

Michael akhirnya berjalan mengikuti Viona yang tampak berjalan dengan langkah sedikit tertatih.

Saat sampai di depan tangga, Viona terhenti. Michael yang menyadari hal itu tau, bahwa Viona kesulitan menuruni tangga dengan kakinya yang masih sakit.

Michael menghampiri Viona dan berdiri di samping gadis itu. Tangan nya dengan perlahan membungkukkan tubuhnya dan mengangkat tubuh Viona.

"OM.. kenapa di gandong sih? Aku juga bisa jalan" pekik Viona kaget dengan tangan yang reflek melingkar pada leher Michael.

Michael diam tak memperdulikan pekikan Viona yang tepat pada telinganya. Ia terus berjalan menuruni tangga dengan Viona yang berada dalam gendongannya.

Sesampainya di ujung tangga, barulah Michael menurunkan Viona dengan perlahan.

"Waduh.. pengantin baru emang beda, udah jam setengah sepuluh baru turun. Gimana semalem? Nyampe ronde berapa?" Suara Nathan yang lantang dari arah ruang tengah menggema membuat Viona dan Michael menoleh ke raha sumber suara.

Pipi Viona memerah saat matanya melihat semua orang tengah berkumpul di ruang tengah dan menatap ke arahnya dan Michael.

"Kamu keramas sayang?" Tanya Amora sambil berjalan menghampiri Viona yang masih berdiri di ujung tangga bersama Michael.

"Iya mah" Viona menjawab lirih karena merasa malu saat semua mata tertuju padanya.

Amora tersenyum lebar. Ia menatap Viona dan Michael dengan senyum menggoda.

"Kalian mau makan kan? Minta pelayan buat ngangetin makanan nya ya" ujar Amora yang di angguki oleh Michael.

"Kalo gitu kita ke dapur dulu ya Mah" pamit Michael.

Michael kemudian mengajak Viona untuk segera berjalan menuju dapur.

Amora yang berada di belakang mereka tampak memperhatikan jalan Viona yang sedikit tertatih.

"Jangan kasar-kasar Mic main nya, kasian Viona, sampe susah jalan gitu. Pelan-pelan aja" ucap Amora lantang membuat Michael menoleh ke arahnya dan memberikan senyuman canggung.

Amora kemudian kembali berjalan menuju ruang tengah, dimana suami dan keluarga kakak nya berkumpul.

Sementara Michael dan Viona yang sudah sampai di dapur segera mengambil makanan dalam freezer untuk di hangatkan.

"Kamu duduk aja, biar saya yang menghangatkannya."

Viona mengedikan bahunya acuh dan beranjak menuju salah satu kursi meja makan dan duduk si sana sambil memperhatikan Michael yang tengah menghangatkan makanan mereka.

"Om" merasa bosan, Viona akhirnya memanggil Michael yang tengah pokus pada makanan nya.

Michael yang mendengar panggilan Viona hanya membalas nya dengan gumaman singkat tanpa menoleh.

"Tadi maksud mamah apa ya? Emangnya Om main apa? Terus apa hubungannya sama cara jalan aku?" Viona bertanya.

Ya, ia memang tidak mengerti dengan apa yang Amora ucapkan saat ia dan Michael berjalan menuju dapur. Dan sekarang, rasa penasaran nya sudah menumpuk. Membuat ia segera bertanya pada Michael yang memang mendengar ucapan Amora, bahkan Michael juga membalas ucapan Amora dengan senyuman. Jadi ia yakin jika suaminya itu mengerti dengan apa yang di bicarakan sang ibu.

Michael menghentikan pergerakan tangan nya, ia menyeringai kecil. Lalu melanjutkan kegiatannya tanpa menjawab pertanyaan Viona.

Viona tampak menunggu jawaban Michael. Namun sudah beberapa saat, Michael tak kunjung mengeluarkan suaranya membuat Viona kesal.

Viona mendengus. "Ih.. Om, kenapa gak di jawab sih?" Kesalnya.

Michael menoleh ke arah Viona dengan alis yang terangkat. "Yakin mau denger jawabannya? Takutnya kamu syok dan malu saat nanti berhadapan dengan keluarga kamu."

"Emangnya apaan sih? Penasaran banget ini.." Viona merengek.

"Yakin mau denger?" Tanya Michael kembali untuk memastikan sambil berjalan menghampiri Viona dengan nampan berisi makanan yang sudah di hangatkan.

"Yakin pake banget, jangan bikin gue mati penasaran Om.." jawab Viona yakin.

"Sambil makan" ucap Michael sambil menyodorkan sepiring nasi yang sudah di lengkapi dengan lauk-pauk nya.

Tangan Viona terangkat meraih piring dari tangan Michael.

Viona mulai memakan makanan nya sambil matanya terus tertuju pada Michael menunggu pria itu mengeluarkan suaranya.

Sementara Michael yanga sadar bahwa ia sedang di perhatikan hanya acuh dan melanjutkan acara makan nya.

"Om.. ayo dong, malah asyik makan" bujuk Viona.

Michael melirik ke arah Viona dengan senyuman tipis. "Maksud mamah itu rutinitas pengantin baru saat malam pertama" jawabnya santai.

Viona mengernyit masih tak mengerti. "Maksudnya ? Rutinitas apa?"

"Biasanya kalo pengantin baru kalo malam pertama suka ngapain?" Michael balik bertanya.

"Ngapain? Ya tidur lah, ngapain lagi?" Jawab Viona.

Michael menggelengkan kepalanya heran.

Ternyata istrinya ini masih polos gays. Polos-polos bang*at maksudnya, hhee..

"Bercinta, berbagi peluh di atas ranjang" ujar Michael santai.

Viona tercengang. Wajahnya memerah, ia tak menyangka Michael menjelaskan hal tersebut secara gamblang.

'Jadi.. ini maksud mamah? Kok gue gak kepikiran sampe sana? Duh malu banget.. pantesan aja dari tadi semua orang pada ngeliatin gue pas ngeliat rambut gue basah. Ih.. malu banget sumpah.'

'Ini juga, Om Michael kenapa gak ngasih tau gue buat ngeringin rambut sih? Jangan-jangan dia sengaja lagi biar gue malu.'

'Mana tadi dia bahas hal begituan tanpa sensor lagi. Otak gue jadi tercemar ini.'

Viona terus berbicara dalam hatinya.

Michael yang menyadari Viona hanya bengong tanpa pergerakan, hanya menyungging kan senyumnya dan melanjutkan acara makan nya yang sempat tertunda.

1
Chipmunks
Jalan ceritanya bikin penasaran
Aono Morimiya
Aku bisa baca terus sampe malem nih, gak bosan sama sekali!
Linda Ruiz Owo
Suka sejak awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!