NovelToon NovelToon
Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cintamanis / Janda / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Resti_sR

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘪𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮, 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘱𝘢𝘮 𝘤𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.
𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵,
𝘑𝘢𝘷𝘢𝘴—𝘬𝘶𝘳𝘪𝘳 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘯𝘥𝘢!"

Bagi Javas, seorang kurir dengan sejuta cara untuk mencuri perhatian, mengantarkan paket hanyalah alasan untuk bertemu dengannya: seorang janda anak satu yang menjadi langganan tetapnya. Dengan senyum menawan dan tekad sekuat baja, Javas bertekad untuk memenangkan hatinya. Tapi, masa lalu yang kelam dan tembok pertahanan yang tinggi membuat misinya terasa mustahil. Mampukah Javas menaklukkan hati sang janda, ataukah ia hanya akan menjadi kurir pengantar paket biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Resti_sR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Jarak

||Sel, ini ada paket kamu. Aku antar jam makan siang ya||

Javas duduk di atas jok motornya, satu kaki menapak aspal. Tatapannya tak lepas dari layar ponsel. Di ruang obrolan dengan Selena, ia bahkan sudah mengirim foto paket milik wanita itu, berharap setidaknya ada satu balasan singkat.

Namun tidak ada.

Cukup lama ia menunggu. Dua centang abu-abu yang tak kunjung berubah biru ditatapnya tanpa ekspresi.

Sudah tiga minggu sejak malam Javas menginap di rumah Selena. Tiga minggu pula pria itu merasakan perubahan yang begitu nyata. Selena seperti perlahan menarik dirinya, menciptakan jarak yang tak bisa Javas sentuh meski ia berdiri tepat di depan pintu.

Jika dulu Selena selalu membalas pesannya, meski hanya dengan satu kata, satu emot, atau sekadar “iya”, kini semuanya terasa berbeda. Dulu, Selena memberi ruang. Kini, wanita itu seolah menutupnya rapat.

Bahkan saat Javas sengaja mengirim pesan-pesan alay seperti di awal ia mendekati Selena, berharap bisa memancing senyum kecil atau respons iseng, balasan itu tak pernah datang. Pesannya hanya dibaca. Diam. Kosong.

Pun kebiasaan Javas datang ke toko roti setiap jam makan siang masih ia lakukan. Berharap, dengan kehadirannya yang terus berulang, Selena punya sedikit waktu untuk diajak bicara seperti dulu. Namun kali ini benar-benar berbeda. Wanita itu membangun benteng tinggi—terlalu tinggi untuk dijangkau Javas dengan mudah.

Alasan klasik Selena selalu sama: kesibukan. Bahkan sekadar duduk menemani Javas berbincang di jam makan siang pun tak pernah benar-benar ia realisasikan.

Saat Javas akhirnya memberanikan diri mempertanyakan sikap itu, tentang jarak yang tiba-tiba tercipta, tentang benteng yang Selena bangun tanpa alasan jelas, jawaban yang ia terima tetap samar. Padahal sejak awal Javas tak pernah menuntut perasaannya dibalas segera. Baginya, diberi ruang saja sudah lebih dari cukup.

Namun Selena memilih menghindar, dan Javas hanya bisa menelan kecewa yang tak sempat ia ucapkan.

Mbak Selena💗: [Iya, nanti berikan pada karyawan saya saja ya, saya sudah titip uangnya sama dia.] Balas Selena seadanya.

"Segitunya ya Sel, kamu menjaga jarak?" desis Javas mengusap wajahnya frustasi. Ada tatapan nyalang, matanya nyaris berair tapi dia tahan.

||𝙎𝙚𝙡, 𝙗𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙞𝙣𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙗𝙞𝙘𝙖𝙧𝙖? 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙚𝙩 𝙙𝙞 𝙜𝙞𝙣𝙞𝙞𝙣, 𝙎𝙚𝙡. 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙟𝙚𝙡𝙖𝙨𝙞𝙣 𝙠𝙚 𝙖𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙣𝙞? 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙩𝙖𝙨𝙞 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖𝙣𝙮𝙖, 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙩𝙖𝙨𝙞 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙠𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢u, 𝙗𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙩𝙖𝙨𝙞 𝙖𝙠𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙇𝙖𝙡𝙖, 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙎𝙚𝙡? 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝?||

||𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙢𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙮𝙖, 𝙗𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙝𝙪 𝙖𝙠𝙪, 𝙖𝙠𝙪 𝙥𝙚𝙧𝙡𝙪 𝙩𝙖𝙪 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙨𝙚𝙜𝙚𝙧𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙗𝙖𝙞𝙠𝙞𝙣𝙮𝙖, 𝙩𝙤𝙡𝙤𝙣𝙜... 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙚𝙩 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙜𝙞𝙣𝙞𝙞𝙣 𝙖𝙠𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙜𝙖 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧, 𝙖𝙠𝙪 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙠𝙪𝙖𝙩 𝙨𝙚𝙡, 𝙩𝙚𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪!||

Javas mengirim pesan itu dengan dada yang terasa sesak. Dijauhi tanpa kejelasan seperti ini membuatnya terus bertanya-tanya.

Mbak Selena💗: [Saya sibuk, Javas!]

Balasan Selena lagi-lagi menjadi alasan klasik yang sudah Javas hafal di luar kepala. Bukan kali pertama. Beberapa minggu terakhir, alasan itu seperti pola yang terus berulang, nyaris sama.

Javas menghela napas panjang.

“Tidak mau tahu, pokoknya hari ini kita harus bicara, Sel,” ujarnya tegas.

Dia menegakkan tubuhnya kembali, ada tekad membara di balik tatapannya.

“Aku tidak mau ini berakhir sebelum dimulai. Kamu hanya milik aku, Sel. Itu intinya,” gumamnya pada diri sendiri.

Pagi itu, Javas kembali melanjutkan pekerjaannya, mengantar beberapa paket seperti biasa.

...****************...

Mommy Kanaya dan Vallerie melangkah keluar dari mall dengan beberapa paperbag yang menenteng di tangan. Penampilan keduanya tampak mencolok di antara pengunjung lain, dari busana mahal hingga langkah yang tenang dan percaya diri.

Mereka menuju sebuah mobil mewah yang telah terparkir di depan.

“Silakan masuk, Nyonya,” ujar sang sopir sambil membukakan pintu.

Setelah keduanya duduk, sang sopir segera menempati kursi kemudi dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang, meninggalkan area mall dengan hati-hati.

“Sebelum pulang, kita singgah di Selena Bakery ya, Pak,” ujar Mommy Kanaya memberi perintah.

“Siap, Nyonya,” jawab sang sopir. Ia sempat melirik ke arah mereka melalui kaca spion, lalu kembali fokus ke jalan.

Vallerie menoleh ke arah Mommy-nya. “Sepertinya Mommy sekarang hobi makan roti. Baru satu minggu kak Javas tidak kirim roti, Mommy sudah kepikiran mau ke sana?” tanyanya heran.

Mommy Kanaya tersenyum lebar. “Emang adek nggak kangen sama rasa rotinya? Kalau Mommy sih kangen banget. Baru seminggu, tapi rasanya kayak setahun Mommy nggak makan,” ujarnya antusias.

Wanita itu menyandarkan punggungnya, wajahnya terlihat sumringah. “Ah, jadi pengin cepat sampai. Nanti Mommy borong lebih banyak.”

“Iya mau sih, Mom. Tapi nggak kepikiran ke sana juga,” balas Valleria santai.

Keduanya kembali diam. Valleria fokus pada layar ponselnya, sesekali menggulir layar, begitu pula dengan Mommy Kanaya yang tampak sibuk membalas beberapa pesan. Di dalam mobil, hanya alunan musik pelan yang menemani perjalanan mereka.

“Oh iya, Mom. Kak Javas masih sering hubungi Mommy nggak?” tanya Valleria tiba-tiba, memecah keheningan.

Mommy Kanaya menoleh. “Iya, sering. Emangnya kenapa? Adek kangen kakak?”

“Iya kangen, Mom. Soalnya sekarang Kak Javas jarang banget chat adek. Kalaupun adek yang chat duluan, dia balasnya seadanya,” keluh Valleria. Bibirnya mengerucut kesal.

“Lagian kapan sih Kakak kembali ke rumah? Sepi banget tuh rumah nggak ada dia. Mana Daddy nggak bilang dia ngekos di mana, Kak Javas juga nggak mau kasih tahu. Heran deh, betah banget dia tinggal di luar,” lanjut Valleria.

Mommy Kanaya menghela napas pelan. Tatapannya beralih ke luar jendela mobil, memperhatikan deretan bangunan yang mereka lewati.

“Mommy juga sudah bujuk, tapi anaknya belum mau pulang untuk sementara waktu,” jawabnya tenang. “Dia juga kelihatan berbeda sekarang. Lebih hidup, lebih ringan… kayaknya dia bahagia dengan kehidupannya di luar.”

Mobil mewah itu berhenti tepat di depan Selena Bakery. Sang sopir memarkirkan kendaraan di area pojok, lalu turun lebih dulu untuk membukakan pintu.

Dua wanita itu melangkah keluar dan langsung masuk ke dalam toko. Begitu pintu terbuka, aroma roti yang baru matang menyebar di udara, hangat dan menggoda, seolah menyambut kedatangan mereka.

Mereka memilih duduk di salah satu meja kosong. Mommy Kanaya kemudian bangkit dan menuju etalase untuk memesan roti. Tidak tanggung-tanggung, pesanannya cukup banyak. Sebagian ia minta untuk dikemas agar bisa dibawa pulang, sementara beberapa lainnya disiapkan untuk disantap langsung di tempat bersama Valleria.

Saat pesanan mereka akhirnya siap, Mommy Kanaya dan Valleria mulai menikmati roti-roti itu. Senyum di wajah keduanya mengembang, jelas menunjukkan kepuasan dari setiap gigitan yang mereka cicipi.

...----------------...

Sementara itu, Javas yang baru tiba memarkirkan motornya tepat di depan toko. Dia turun, meraih beberapa kotak paket milik Selena. Di tangan satunya, ada setangkai mawar merah yang sejak tadi dia bawa, kelopaknya masih segar.

Seperti kebiasaan kecilnya, Javas sempat menatap pantulan wajahnya di kaca spion. Dia menarik napas singkat, memastikan dirinya terlihat rapi, lalu melangkah masuk ke dalam toko dengan percaya diri.

Aroma roti hangat langsung menyergap inderanya.

“Kak, boleh panggilin Selena-nya? Ini ada paket dia,” ujar Javas pada Meti yang berdiri di balik etalase.

Meti tersenyum tipis, sedikit canggung. “Mas Javas, paketnya ditaruh di sini saja ya. Ini uangnya, Kak Selena titip di aku,” jawabnya sambil mendorong amplop kecil ke arah Javas.

Javas mengernyit. Rahangnya sedikit mengeras. “Tapi aku juga perlu bicara sama dia, Kak. Bisa tolong panggilin bentar nggak? Aku tahu Selena masih di ruangannya.”

Nada suaranya tetap terkendali, tapi ada tekanan yang sulit disembunyikan. Tiga minggu diabaikan jelas bukan hal yang mudah baginya.

Di salah satu meja, yang sejak tadi tak disadari Javas, Valleria terpaku. Tangannya yang memegang roti terhenti di udara, matanya membesar menatap sosok pria itu.

“Kak Javas?” batinnya kaget.

Gadis itu kini duduk sendirian, karena beberapa menit sebelum Javas masuk, Mommy Kanaya izin ke toilet. Valleria terus menatap punggung Javas, ada rasa rindu yang tiba-tiba menyesak, bercampur heran melihat kakaknya berdiri di toko roti itu dengan wajah setegas itu, dan... dia ngantar paket?

"Kak Javas..."

Tbc...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Cibby
yuk jadian yuk🤭
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
pepet terus mas, gpp kaku tangan demi cinta🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: gini banget pepet janda🤣🤣
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
bagusss cerita nya thor ada lucu lucunya 🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Terima kasih kak🥰🥰
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
cinta dengan tulis ya javes
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
ada ada aja😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
🤣🤣🤣🤣🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
yang lagi viral skg namanya mas🤣 menguasai 3 negara, Indonesia korea n malaysia🤣😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: iy thor🤭
total 2 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gubrak🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
wkwkwkwkwk... anterin aja ke alamat pertama mas kurir🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
mampir thor 🤣🤣🤣🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduhh, jangan jadi pebinor Javas🤣🤣, tpi klau statusnya janda, ya lain lagi🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥: waduhhh, seketika bulu kuduk ku berdiri😬😬
total 2 replies
Lola Maulia
🥰🥰🥰🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Makasih kak🥰
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍👌
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Efy
curahan hati kang Kurir paket,ya ampun disaat costumer nungguin lama ternyata kang paket juga berharap cepat sampe ke tuannya,tapi si gogle map masih ngerjain muter-muter alamat rumah nya😄
Efy: ya ampun,iya juga y😅
total 3 replies
Va🍃🍂
emang si Javas plek ketiplek sama bapaknya🤣🤣😭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ya kan, emang jiplakan bapaknya🤣
total 1 replies
Cibby
Jule.., autor juga tidak ketinggalan ya🤭🤭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: 🤣🤣🤣ya memanfaatkan
total 1 replies
Tulisan_nic
plus racun ya,mau?🤣🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: Ya jangan dong, kasian mbak Selena Jandanya berkelanjutan kalau akuu di racun😭
total 1 replies
Tulisan_nic
gundulmu iku🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ampun kak🤣🙏
total 1 replies
Tulisan_nic
adalah,ada hati yang mulai berbunga-bunga 👻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!