NovelToon NovelToon
EMPRESS ELARA (Transmigrasi Kedalam Tubuh Permaisuri Lemah)

EMPRESS ELARA (Transmigrasi Kedalam Tubuh Permaisuri Lemah)

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Masuk ke dalam novel / Mengubah Takdir
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senja Bulan

Seorang wanita modern Aira Jung, petinju profesional sekaligus pembunuh bayaran terbangun sebagai Permaisuri Lian, tokoh tragis dalam novel yang semalam ia baca hingga tamat. Dalam cerita aslinya, permaisuri itu hidup menderita dan mati tanpa pernah dianggap oleh kaisar. Tapi kini Aira bukan Lian yang lembek. Ia bersumpah akan membuat kaisar itu bertekuk lutut, bahkan jika harus menyalakan api di seluruh istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7, Pesta dansa

Tiga hari setelah insiden di Aula Tengah, istana kerajaan bersiap untuk Pesta Purnama acara besar tahunan yang dihadiri seluruh bangsawan dan keluarga selir.

Bagi orang luar, pesta ini adalah lambang kemegahan.

Bagi mereka yang hidup di dalam istana, ini adalah arena.

Elara tahu itu dengan baik.

Dan malam ini, ia berniat menjadikan arena itu miliknya.

Istana utama berkilauan di bawah cahaya ribuan lentera.

Lantai marmer dipenuhi gaun berkilau dan jubah bersulam emas.

Musik lembut mengalun dari pojok ruangan, sementara Kaisar Kaelith duduk di singgasananya, wajahnya tak menunjukkan ekspresi.

Elara datang terlambat bukan karena tidak siap, tapi karena ia ingin setiap mata berbalik ketika langkahnya terdengar.

Gaun yang ia kenakan malam itu berbeda dari biasanya: satin merah tua dengan potongan halus di bahu, sederhana tapi berani. Rambutnya digelung tinggi, dihiasi pin perak berbentuk naga kecil.

Setiap langkahnya seolah menandai perubahan.

Dan benar saja, begitu ia memasuki aula, percakapan berhenti.

Semua orang menatap.

Bahkan Kaisar, yang jarang menunjukkan reaksi apa pun, tampak menoleh.

“Permaisuri Elara telah tiba,” suara pengawal mengumumkan lantang.

Lady Valen berdiri di sisi kanan Kaisar.

Senyumnya tampak manis seperti biasa, tapi matanya matanya menyala dengan iri yang tak bisa disembunyikan.

“Selamat datang, Yang Mulia,” katanya lembut. “Senang akhirnya Anda bisa bergabung.”

Elara menunduk sedikit, lalu menjawab dengan senyum tipis.

“Aku juga senang. Aku sempat khawatir malam ini akan membosankan tanpa seseorang sepertimu yang gemar membuat suasana hidup.”

Tawa kecil terdengar dari para tamu di sekitar mereka.

Lady Valen menahan diri dengan senyum tegang.

Kaisar hanya mengangkat alis sedikit ia tahu Elara sedang bermain.

Musik kembali mengalun.

Pasangan-pasangan mulai berdansa di tengah aula.

Elara berdiri sendirian di tepi ruangan, matanya menelusuri setiap wajah yang mendekat dan menjauh.

Beberapa bangsawan muda mencoba mengajaknya berdansa, tapi ia menolak semuanya dengan senyum sopan.

Sampai satu sosok muncul di hadapannya Kaisar Kaelith sendiri.

“Kau tidak berdansa?” suaranya tenang tapi dalam.

Elara menatapnya dengan ekspresi netral.

“Tidak ada yang cukup berani mengajak permaisuri, Yang Mulia. Takut mungkin dianggap lancang.”

“Kalau begitu,” Kaelith mengulurkan tangannya, “biarkan aku menjadi orang pertama yang lancang malam ini.”

Semua orang membeku.

Suara musik melambat.

Tatapan para selir, bangsawan, dan tamu undangan tertuju pada satu pemandangan: Kaisar menari dengan permaisuri yang selama ini tak pernah dianggap.

Tarian itu dimulai perlahan.

Gerakan mereka tenang tapi kuat seperti dua kekuatan yang saling mengukur.

Setiap langkah Elara terukur, setiap tatapan Kaelith menekan tapi juga memuji.

“Kau tampak berbeda,” kata Kaelith pelan. “Tidak seperti wanita yang dulu selalu menunduk.”

Elara tersenyum samar tanpa menatapnya.

“Mungkin karena wanita yang dulu sudah mati, Yang Mulia.”

Kaelith menundukkan kepalanya sedikit, suaranya turun serendah bisikan.

“Atau mungkin karena kau akhirnya menjadi dirimu sendiri.”

Tatapan mereka bertemu.

Untuk sesaat, waktu berhenti.

Semuanya di aula tampak kabur, hanya mereka berdua yang tersisa dua manusia yang berdiri di sisi berlawanan kekuasaan, tapi entah kenapa, terikat oleh sesuatu yang tak bisa dijelaskan.

Ketika musik berhenti, Elara mundur satu langkah, membungkuk anggun.

“Terima kasih atas tariannya, Yang Mulia. Saya harap malam ini tidak membosankan untuk Anda.”

Kaelith menatapnya lama sebelum menjawab,

“Sejak kau masuk ke aula, tidak ada satu detik pun yang terasa membosankan.”

Setelah pesta usai, Lady Valen menunggu Elara di taman luar.

Wajahnya masih tersenyum, tapi nadanya mulai beracun.

“Kau menari sangat indah malam ini. Kaisar tampak… menikmati waktunya.”

Elara berhenti berjalan, menatap langit malam sejenak sebelum menjawab tanpa menoleh.

“Aku hanya menari, Lady Valen. Tapi jika hanya itu yang bisa membuatmu gelisah, mungkin aku akan berdansa lebih sering.”

“Hati-hati, Elara,” suara Valen turun menjadi dingin. “Kaisar mungkin memberimu perhatian sesaat, tapi kita berdua tahu siapa yang sebenarnya dia cintai.”

Elara menoleh perlahan, senyumnya lembut namun tajam.

“Kau benar. Tapi cinta tak berarti jika tidak dimiliki. Dan malam ini, Valen, yang berdiri di sisinya… adalah aku.”

Lady Valen terdiam, matanya bergetar menahan amarah.

Sementara Elara berjalan menjauh, angin malam membawa aroma melati yang tajam aroma yang kini bukan lagi simbol kelemahan, tapi tantangan.

Dari balkon atas, Kaen mengamati semua itu.

Ia melihat bagaimana Elara berbicara, berjalan, dan menundukkan kepala dengan cara yang membuat semua orang memperhatikannya.

Di matanya, wanita itu bukan lagi sekadar permaisuri transmigran.

Ia adalah pemain sejati di papan istana.

“Begitulah dia,” gumam Kaen pelan. “Selalu tahu cara mengubah penghinaan jadi senjata.”

Dan di balik tirai jendela, Kaisar Kaelith berdiri dalam diam, menatap punggung Elara yang perlahan menghilang di taman.

Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, senyum kecil muncul di wajahnya.

“Wanita itu,” katanya pelan, “entah bagaimana… membuatku lupa siapa yang seharusnya kupercaya.”

1
Murni Dewita
👣
Senja Bulan
Ada urusan 🙏
Siti
knp thor masa gk update seminggu🤔
Siti
Kapan update nya.....🙏
Siti
Aku suka ceritanya,jarang loh seorang wanita petinju masuk dunia novel. Apalagi aku suka karakter wanita badas .
Senja Bulan: terimakasih sudah komen kk🙏
total 1 replies
Dzakwan Dzakwan
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!