Cinta Di Antara Dua Istri Sang CEO

Suasana ruang tamu itu terasa hangat namun penuh keheningan. Hanya suara angin malam dari jendela yang terbuka sedikit terdengar. Appa duduk di kursi rotan kesayangannya, sementara Zeline duduk di hadapannya dengan wajah lelah, memeluk bantal kecil yang ada di sofa.

    Appa: “Zeline… ada sesuatu yang ingin Appa bicarakan denganmu.”

   Zeline: (menatap Appa, suaranya pelan) “Apa itu, Appa?”

      Appa: “Ingat anak teman lama Appa yang dulu pernah Appa jodohkan denganmu?”

     Zeline: (mengerutkan kening, mencoba mengingat) “Anak teman Appa? Yang dulu Appa maksud… yang Appa bilang baik dan sopan itu?”

     Appa: “Iya, benar. Namanya Kim Taehyung. Dia sekarang sudah sukses besar, punya perusahaan sendiri, dan… dia masih belum menikah.”

       Zeline: (seketika tubuhnya menegang, tapi berusaha menyembunyikan ekspresinya) “Kim… Taehyung?”

      Appa: (tersenyum bangga) “Ya, Appa sempat bertemu dengannya beberapa waktu lalu di acara bisnis. Anak itu luar biasa, Zeline. Dia sopan, rendah hati, dan Appa lihat dia masih ingat dengan keluarga kita. Appa ingin mempertemukan kalian lagi.”

      Zeline: (menunduk, berusaha menenangkan dirinya) “Appa… aku tidak ingin membahas hal seperti itu sekarang.”

      Appa: “Kenapa, hm? Appa hanya ingin kau bahagia. Pria itu jauh lebih baik dari suamimu yang sekarang. Appa yakin dia bisa membuatmu tersenyum lagi.”

     Zeline: (menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis) “Appa… aku lelah. Aku datang ke sini bukan untuk dijodohkan lagi, tapi untuk menenangkan diri. Aku hanya ingin beristirahat malam ini, boleh?”

      Appa: (terdiam sejenak, lalu mengangguk perlahan) “Baiklah, kalau itu yang kau mau. Tapi pikirkanlah, Zeline… kadang kesempatan kedua datang bukan tanpa alasan.”

     Zeline: (bangkit dari sofa, menunduk hormat pada Appa) “Terima kasih, Appa… selamat malam.”

    Zeline melangkah menuju kamarnya. Setelah pintu tertutup rapat, ia bersandar di baliknya, menutup wajahnya dengan kedua tangan.

     Zeline (monolog pelan): “Kim Taehyung… jadi orang yang dimaksud Appa selama ini… adalah kau?”

     Zeline menatap langit-langit kamarnya yang remang, pikirannya tak berhenti berputar sejak percakapannya dengan Appa tadi sore. Nama itu terus terngiang di kepalanya Kim Taehyung.

     Zeline (berbisik pelan): “Kim Taehyung? Apa itu kau, Tae? …ah, tidak mungkin. Mungkin Taehyung yang dimaksud Appa adalah laki-laki lain.”

    Namun meski ia berusaha menepis, kenangan lama justru datang bertubi-tubi, menyeretnya kembali pada masa lalu yang selama ini ia coba kubur.

    🌸 Flashback beberapa tahun lalu 🌸

    Sore itu, di bawah langit Seoul yang lembayung, Zeline dan Taehyung berdiri berdua di tepi sungai Han. Angin berhembus lembut, membawa aroma bunga sakura yang berguguran.

    Taehyung: “Zeline, jangan pernah lepaskan aku, ya? Aku tahu dunia kita berbeda, tapi aku akan berjuang untukmu.”

       Zeline: (tersenyum lembut) “Aku juga akan tetap di sisimu, Tae… apa pun yang terjadi.”

   Tapi kenyataan tak seindah janji. Kehadiran orang ketiga Suga, pria yang datang dengan tatapan dingin namun keteguhan luar biasa perlahan mengubah arah hidup Zeline.

    Suga adalah pria yang keras, ambisius, namun tulus mencintai Zeline. Ia berjuang mati-matian untuk mendapatkan hati wanita itu, bahkan ketika tahu Zeline masih mencintai orang lain.

    Suga (dulu): “Aku tidak peduli siapa yang pernah kau cintai. Aku hanya ingin kau tahu… aku akan berjuang sampai kau melihat aku, bukan dia.”

     Zeline: (menatapnya ragu) “Kau tidak tahu apa yang kau katakan, Suga… hatiku bukan untukmu.”

Suga: (menatap dalam) “Maka aku akan menunggu sampai hatimu berubah.”

     Hari demi hari, perjuangan Suga meluluhkan sebagian kecil hati Zeline. Ia hadir setiap kali Zeline jatuh, setiap kali dunia menolaknya. Hingga pada akhirnya, meski hati masih ragu, Zeline memilih untuk menikah dengannya.

     Namun pernikahan itu tidak mudah.

Keluarga Zeline menentang karena latar belakang Suga yang keras dan dunia bisnis gelap yang ia geluti. Keluarga Suga pun menolak karena menganggap Zeline tak sepadan dengan keturunan mereka.

     Appa (dulu, dengan nada tegas): “Zeline! Appa tidak menyetujui pernikahan ini. Suga bukan pria yang tepat untukmu!”

    Zeline: (menangis) “Appa, aku sudah memilih… biarkan aku hidup dengan pilihanku sendiri.”

  Dan akhirnya, mereka menikah tanpa restu siapa pun dua hati yang terikat bukan karena cinta yang murni, melainkan karena keinginan untuk membuktikan sesuatu.