NovelToon NovelToon
Bukan Istri Bayangan

Bukan Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Dokter
Popularitas:559.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Bertahun-tahun memendam cinta pada Bagaskara, Aliyah rela menolak puluhan lamaran pria yang meminangnya.

Tak disangka, tepat di hari ulang tahunnya, Aliyah mendapati lamaran dari Bagaskara lewat perantara adiknya, Rajendra.

Tanpa pikir panjang Aliyah iya-iya saja dan mengira bahwa lamaran itu memang benar datang dari Bagaskara.

Sedikitpun Aliyah tidak menduga, bahwa ternyata lamaran itu bukan kehendak Bagaskara, melainkan inisiatif adiknya semata.

Mengetahui hal itu, alih-alih sadar diri atau merasa dirinya akan menjadi bayang-bayang dari mantan calon istri Bagaskara sebelumnya, Aliyah justru bertekad untuk membuat Bagaskara benar-benar jatuh cinta padanya dengan segala cara, tidak peduli meski dipandang hina ataupun sedikit gila.

.

.

"Nggak perlu langsung cinta, Kak Bagas ... sayang aja dulu nggak apa-apa." - Aliyah Maheera.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 03 - Menolak Sadar

"Iya, demi Tuhan aku tidak menginginkannya sedikit saja, tapi Rajendra tiba-tiba melamar gadis itu untukku, Arga!! Sumpah!"

Bagaskara sampai bersumpah dan Aliya dengan jelas mendengar sumpah itu. Jujur saja dia katakan, terkejut.

Raut wajahnya berubah seketika, dari yang tadi seceria itu hanya dengan mendapat kesempatan menggunakan barang-barang yang sama dengan Bagas sampai kehilangan kewarasannya, kini Aliya baru mengetahui fakta bahwa Bagas ternyata tidak menginginkan pernikahan ini.

Lamaran yang dilakukan oleh Rajendra dan Aruni sebagai perantara ternyata bohong, Bagas tidak menginginkannya.

Sesaat setelah dia mendengar fakta itu, Aliya memutuskan untuk kembali ke kamar mandi demi menenangkan diri.

Dia juga tidak ingin mendengar lebih banyak hingga berakhir membuatnya sakit hati.

Saat ini saja, Aliya sudah merasakan perih yang begitu nyata lantaran sesuatu seolah menggores tepat di ulu hatinya.

"Bukan dia yang mau, tapi Rajendra yang mengada-ada ... begitu 'kan maksudnya?" Aliya mengulang pertanyaan itu dengan versi dirinya.

Saat ini, dia benar-benar tidak bisa mengartikan apa yang dia rasakan. Sakit sudah pasti, malu juga iya karena sejak cincin yang diberikan terpasang manis di jemarinya, Aliya tidak henti-hentinya mengatakan kepada sahabat dan juga anggota keluarganya bahwa Crush yang dia impikan tiba-tiba datang melamar.

Untuk pasukan yang memang pernah merasakan cinta dalam diam, tentu saja kisah cinta Aliya terdengar menyenangkan bahkan tidak sedikit yang sampai meminta amalan untuk kemudian mereka ikuti agar bernasib sama.

Kini, tepat di hari yang sama dengan akad nikahnya, Aliya mengetahui fakta itu.

"Ah tapi biarin deh ... yang namanya jodoh, sedikit dipaksa juga nggak masalah. Ntar juga lama-lama cinta, biasanya gitu sih."

Beberapa saat lalu dia terpukul, sedih sekali sampai terduduk lemas saat kembali ke kamar mandi.

Namun, beberapa saat setelahnya dia seolah mendapatkan kekuatan dan memilih untuk mengesampingkan hal-hal yang sekiranya tidak perlu dipikirkan.

Tentang Bagaskara yang ternyata tidak menginginkannya menjadi istri, Aliya berpikir logis saja. "Kalau memang nggak mau, kenapa dia nggak nolak? Kan masih bisa kalau dia mau ... sementara yang kini terjadi justru berbeda, Kak Bagas mau sampai lanjut menikahiku, fiks sebenarnya dia mau!!"

Tak peduli sekalipun Bagas sampai bersumpah pada Arga dan mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak menginginkan pernikahan itu, Aliya menolak sadar.

Di antara berbagai kemungkinan dia mencari yang paling logis dan di antaranya, jika benar Bagas menolak lantas mengapa masih bersedia saat lanjut ke pernikahan?

Bukankah seharusnya dia bisa menolak jika benar iya tidak bersedia menikahinya. Begitu pikir Aliya dan dengan segera dia menyeka air mata.

Dia tidak ingin menangis, merasa tersakiti atau terluka dengan fakta ini.

Sebaliknya, tekadnya untuk membuat Bagaskara cinta dan menyesali sumpahnya tadi makin kuat.

Dia menepis pikiran yang sekiranya akan membawa pengaruh negatif untuknya, kembali dia mencuci muka demi memastikan dirinya tidak terlihat menyedihkan di mata Bagaskara.

Selesai dengan itu, Aliya keluar dan berlagak seakan tidak tahu apa-apa. Dia berharap bahwa yang dia dengar memang hanya sebatas angin lalu, tidak ingin dia mengingatnya lagi dan saat keluar kali ini, Bagaskara telah mengakhiri panggilan bersama pria yang tadi sempat Aliya dengar bernama Arga itu.

Sembari menggigit bibir, Aliya melewati Bagas yang tetap fokus dengan ponselnya.

"Chat sama siapa ya? Apa mungkin dia punya pacar?" Aliya memang tidak bertanya lewat lisan, tapi batinnya tak henti berbicara. "Ah tapi kalau benar punya pacar, kenapa Rajendra dan Aruni sampai melamarku untuknya? Dulu-dulu juga Aruni bilang Kak Bagas belum punya pasangan ... mustahil kan kalau tiba-tiba punya."

Tangannya sibuk meraih piyama di dalam koper, tapi otaknya ke mana-mana.

Demi Tuhan dia penasaran dengan kegiatan Bagaskara. Akan tetapi, nyali Aliya belum sebesar itu sekadar bertanya karena untuk menatap mata tajam Bagaskara saja, dia butuh tenaga.

Sembari mengenakan pakaiannya, Aliya terus berpikir dan bisa dipastikan, dia akan masuk kategori istri yang kebanyakan mikir dan bisa berakhir kurus kering.

Hingga selesai, Aliya masih memikirkan hal sama. Menerka apa yang Bagaskara lakukan dengan ponselnya.

Dan, lamunan itu baru berhenti tepat di saat Bagas bersedekap da-da sembari melayangkan tatapan tak terbaca dan pertanyaan yang menurut Aliya agak aneh sebenarnya.

"Kenapa, Kak?"

Kali ini, Bagas tampak berusaha menahan tawa. Dia menutup mulut dan sesekali menunduk demi menyembunyikan tawa kecilnya.

"Ih, Kak Bagas serius ... ada apa?"

.

.

Masih belum menjawab juga, Bagas tetap dengan posisinya yang tampak berusaha menahan tawa dengan susah payah.

"Oh damn it." Pria itu sampai mengumpat, tetap duduk di tepian ranjang dan tentu saja Aliya heran.

Dia berpikir keras, apa yang sekiranya sampai membuat Bagas bertingkah seperti itu.

"Kamu yakin penampilanmu begitu?"

"Heuh?" Aliya baru mulai memahami, yang mungkin Bagaskara permasalahan adalah piyama ijo neon kesukaannya. "Iya, kenapa memangnya? Warna ini terlalu norak ya?"

Bagaskara menggeleng, tampaknya bukan warna yang dia permasalahkan. Hingga, pria itu beranjak berdiri dan memilih keluar, tetapi sebelum itu dia sempat berbisik pelan tepat di telinga Aliya.

"Next time ganti bajunya di kamar mandi saja, aku yang malu soalnya."

Deg

Usai mengatakan itu, Bagaskara memilih keluar dan Aliya masih tidak mengerti duduk permasalahannya.

Dia merasa tidak ada yang aneh dengan penampilannya kali ini. Sampai akhirnya, Aliya mendapati pantulan dirinya dari cermin besar yang terletak beberapa meter di hadapannya.

"Hah?!"

Saat itulah, Aliya merasa seperti ditelan-jangi di tengah keramaian.

Semua pertanyaan dan kecurigaan tentang Bagas yang selalu fokus dengan ponselnya seketika terganti dengan rasa malu tak tertandingi dalam dirinya.

"Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!" Suara Aliya menggelegar, dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dia salah.

27 tahun usianya, baru kali ini Aliya salah urutan dalam mengenakan pakaian. Dan, si-alnya justru terjadi di hadapan Bagaskara, pria yang dulu dia kagumi dan kini menjadi suaminya.

Sementara di luar, jauh dari jangkauan Aliya yang kini stres lahir batin, Bagaskara stres juga. Dalam keadaan otak yang sedang kusut pasca melihat penampilan Aliya, Bagaskara menghubungi adiknya demi meluapkan kekesalannya.

"Hai, Kak Bagas? Gimana? Berapa persen persiapan malam pertamanya? Hem?"

"Malam pertama kepalamu!!" Bagaskara naik darah, dia menekan kata-katanya saat menanggapi Rajendra, sang adik yang baru saja menerima panggilannya.

"Loh-loh kenapa? Apa mungkin ada yang salah? Atau terhalang palang merah?"

Sejenak, Bagaskara menarik napas panjang sebelum kemudian dia embuskan perlahan. "Tidak ada palang merah dan tidak ada pula malam pertama, aku menghubungimu hanya sekadar memastikan makhluk jenis apa yang kau berikan pada Kakak, Rajendra?!"

"Ya, Tuhan kenapa harus teriak-teriak? Jelas saja Aliya manusia, dokter secantik itu masih tanya."

"Ehm dokter katamu?" Bagaskara mengangguk beberapa kali, tapi bukan isyarat mengerti. "Dokter apa yang begitu? Dia lebih pantas disebut pasien kau tahu!!"

"Heih? Kenapa begitu? Aliya sehat lahir batin dikatain pasien, Kakak yang sakit mungkin."

Tidak segera menjawab, Bagaskara memilih untuk mengakhiri panggilan itu. "Iya, mungkin aku yang sakit, tapi wanita sehat mana yang kalau malam pakai celana da-lam di luar? Dia jelmaan Superman kah atau apa?"

.

.

- To Be Continued -

...Eyoo ... 3 episode dulu hari ini, see you esok hari, ramein kolom komen yaw ~ Kita akan berpetualang di dalam dunia Kak Bagas dan Aliya dengan comedy romance versi mereka....

...Untuk ilustrasi dan visual boleh di pantengin di Ig (desh_puspita) atau fb (Desy Puspita) ...

1
marlee
ayo Aliya..jangan patah semangat..
Yuliana Purnomo
belum aja nikmati manisnya rumah tangga,,,, mungkin sperti itu dlm hati Aliya,,, mendengar omangan Bagas yg bermakna ganda td
Siti Patimah
ketika pasangan mengingatkan tentang kehilangan itu hal yg paling menakutkan ya aliyah,
Sinta Ariemartha
kemana perginya ini Aliya yang hatinya biasanya setebal mukaku.... kenapa jadi setipis tisu begini???? apakah efek tamu bulanannya🤔🤔🤔🤔
Sinta Ariemartha: meja makan : udah jangan pada berburuk sangka itu Aliya murung karena lapar....kan dia belum makan nasi
total 1 replies
💞🖤Icha
Bener Aliya apa yang d katakan suamimu...
hanya aza momennya kurang pas masih pengantin baru...jadi gk fokus berduaan juga buat Aliya fikirannya jauh takut d tinggalkan.

Belajar mencintai suami gk seratus persen Aliya...jangan terlalu bucin..kamu memang masih polos baru mengenal laki"...selama ini sibuk mengejar ilmu.
Semoga aza Bagas selalu memberi pengertian arti rumah tangga...semangat Aliya positif thinking.
💞🖤Icha: Aliya kamu skrg sedikit agresif...selalu attention k suami...biar suamipun semakin bucin...🤣🤣💃💃
total 1 replies
Erna Fadhilah
ada firasat apa ya kak bagas sampai ngomong gitu sama aliya, semoga🤲🤲🤲 ga terjadi yang jelek-jelek
Pjjmakkem
nanti bagas nyesal lg, krn ngomong yg ga jelas.. sayang oh sayang.. sgr undanglah cinta, biar aliya tersenyum krn romansa..
Enung Nurlaela Noenkandenk
begitulah kalo si centil berulah,bikin gemes si piring 😄
Neng Ima Adhikari
ketika ucapan tidak sama dengan tindakan...
faridah ida
laah mau pingsan ini Aliya ...
Sugiharti Rusli
meskipun ucapan yang Bagas lontarkan adalah kebenaran, tapi memang bisa bermakna ganda bagi yang memikirkannya macam Aliya yang baru menikah dan masih meraba" perasaan suaminya,,,
Sugiharti Rusli
terkadang ucapan seseorang itu jadi bikin khawatir yah, walo hanya sekedar ucapan spontan, semoga ga ada apa" yah sama mereka nanti
Lupie Fie
lanjut
Rina Kurnia
emak koq thoor.....kadang pikiran seseorang tdak sllu selaras dg pikiran org yg qt ajak bicara....bagas dg ego n defense dirinya n aliya dg sikap yg twrus berusaha dg tekatnya spy bagas bisa mncintainya....
jadi pakeukeuh keukeuh dg pikiran masing2.....😆😆
semoga segera bisa berkomunikasi dg baik ya pasangan gumush.....😍😍
Rif'ah 1223
masih menebak2 seperti apa badai yg akan menerjang mereka
partini
Weh ngmngya bikin sedih aja ,,apa kepikiran orang yg keluar dari penjara si Bagas ?
jangan di bikin methong Thor kasihan Al nya
dyah EkaPratiwi
Bagaskara bener2 susah ditebak ini
Ria Ningroem
Jangan melamun saja Aliya...🤭
Aliya diajak ngomong serius pening..🤣🤣🤣
daroe
Hhhh..... can't word word 😔😔😔😔
Dwi ratna
akankah ada badai besar menerjang 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!