NovelToon NovelToon
Dikala Cinta Menyapa

Dikala Cinta Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:834
Nilai: 5
Nama Author: Phoenixsoen

Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Beberapa bulan berlalu Shania dan Ayana yang semula menunjukan sikap baik pada keluarga Yoona, kini mulai menunjukan sifat asli mereka. Mereka semakin berulah dan semakin bertindak semena-mena saat Seok Jin sedang tidak berada di rumah, mereka bertindak kasar kepada para pekerja rumah dan juga kepada Yoona. Mereka memperlakukan Yoona bak seorang budak yang tidak di hargai.

Yoona bahkan di perlakukan seperti pembantu rendahan di rumahnya sendiri tanpa sepengetahuan Seok Jin. Yoona tidak melawan dan melaporkan perbuatan mereka kepada Seok Jin bukan karena Yoona takut tapi untuk melindungi keluarganya agar mereka tidak semakin jahat kepada keluarganya, sebab jika Yoona melawan para pekerja rumah semakin di siksa dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya.

Serta mereka juga mengancam akan mencelakai kakek-neneknya dan juga ayahnya. Bahkan mereka mengancam akan memberikan racun yang mematikan kepada keluarganya. "Yoona..... Yoona...." teriak Ayana dari dalam kamar. Yoona berlari menghampiri Ayana di kamarnya.

"Ada apa kamu teriak-teriak panggil namaku" jawab Yoona begitu masuk ke kamar.

"Mana baju pesta aku yang baru aku beli kemarin, hah? Bajunya mau aku malam ini untuk ke party temen aku" tanya Ayana dengan marah.

"Bajunya masih di setrika karena baru kering" jawab Yoona sedikit kesal.

"Kamu ini gimana sih kerjanya?! Gak becus banget, kenapa semua pembantu di rumah ini kerja pada malas begini. Percuma gaji mahal-mahal tapi kerjanya kaya gini" delik Ayana kesal.

"Mereka semua sibuk Ayana, banyak pekerjaan yang harus di selesaikan" jawab Yoona dengan sabar.

"Ya udah buruan kerjain, awas aja kalo sampe bajunya gak siap sekarang" perintah Ayana pada Yoona.

"Akan aku usahakan secepatnya" jawab Yoona lagi sambil ke luar dari kamar Ayana.

Yoona pun keluar dan berjalan menuju tempat laundry rumahnya untuk mengerjakan pekerjaannya.

"Non, sini non biar bibi aja yang kerjakan bajunya" kata bi Asih.

"Tidak usah bi, biar Yoona saja yang kerjakan. Lagi pula bibi juga sedang sibuk, nanti jika bajunya belum siap Ayana bisa marah lagi ke semua orang" tolak Yoona secara halus.

Sementara di kamar,  Ayana tengah sibuk menelpon teman-temannya "guys nanti jadi kan kita party, bosen nih di rumah gak seru tinggal di desa sepi gini" kata Ayana  di telpon.

"Jadi dong, malam ini kita party sepuasnya sampe pagi. Jangan pulang kalo kita belum mabok sampe teler" kata seseorang di sebrang telpon.

"Yoi... malam ini kita habiskan untuk senang-senang sampe puas, kalo bisa sampe pagi" jawab seseorang lagi

"Ya udah ntar aku jemput kamu ya, sayang. Sampe ketemu di party" jawab Ayana sambil menutup telpon.

Setelah selesai nelpon Ayana pun memanggil salah satu pembantu rumah.

"Bi Asih.... bi Asih...." panggil Ayana seraya berteriak.

"Iya non ada apa?!" Jawab bi Asih ragu-ragu.

"Bawain aku makanan cepet, aku dah lapar nih.." perintah Ayana pada bi Asih.

"Ya kamu bawa sendiri lah, lagi pula kamu punya tangan dan kaki. Memang apa gunanya tangan dan kaki kamu kalo bukan untuk kamu ambil sendiri" jawab Yoona saat masuk kamar Ayana.

"Heh.. terserah aku lah mau aku suruh siapa kek, kan aku juga majikan mereka di sini. Emang cuman kamu doang majikan rumah ini" delik Ayana pada Yoona dengan ketus.

"Tapi mereka juga sibuk Ayana, lagi pula sedari tadi kamu juga tidak ada kerjaan. Kenapa kamu mesti menyuruh mereka mengambilkan makanan kamu?!" Cibir Yoona pada Ayana.

"Ya itukan emang tugas babu, sudah sepantasnya dong mereka melayani majikannya. Kenapa?! Kamu gak terima?!" Cerca Ayana dengan marah.

"Ya bukan begitu Ayana, hanya saja cara kamu memperlakukan mereka itu yang salah. Tidak seharusnya kamu memanggil mereka dengan berteriak seperti itu. Kamu bisa kan bicara baik-baik dengan pada mereka, sehingga mereka pun bisa menghormati kamu sebagai majikan" tutur Yoona lemah lembut.

"Halah... pekerja kaya mereka aja mesti di hormati segala yang ada nanti mereka malah ngelunjak, kamu mau aku aduin ke mamaku, supaya mama bisa nyuruh orang untuk mencelakai kakek nenekmu disana, hah?! Mau kamu?!" Teriak Ayana mengancam.

Yoona hanya bisa mendengus kasar, Yoona tidak bisa melawan Shania dan Ayana. Pasalnya Shania telah menempatkan orangnya untuk mengawasi kakek neneknya, yang dimana Shania bisa kapan saja menyuruh orangnya untuk mencelakai kakek neneknya, sehingga Yoona harus hati-hati dalam bertindak. Yoona menyerahkan baju yang telah di rapikan kepada Ayana, Yoona pun keluar setelah baju itu di serahkan pada Ayana.

Yoona mesti sabar menghadapi keadaannya saat ini, dia tidak mau ceroboh dalam melakukan sesuatu yang akan berakibat buruk pada keluarganya. Karena sekarang hanya dia sendiri yang bisa melindungi orang-orang yang di sayanginya, sebab kini Tae Hyung tengah fokus untuk mengelola perusahaan yang ada di Korea Selatan. Apalagi kini Seok Jin tengah sakit dan di rawat di rumah sakit, setelah tiba-tiba Ia pingsan dan jatuh di kamar mandi satu bulan lalu.

~~  Flashback ~~

Ketika semua orang berkumpul di ruang keluarga, Seok Jin pergi ke kamarnya karena merasa kepalanya sedikit pusing, Ia berjalan sambil memegangi kepalanya. Saat sudah sampai kamar Ia hendak pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, namun saat di kamar mandi dia jatuh dan pingsan saat itu. Seok Jin langsung di bawa ke rumah sakit dan segera di tangani oleh dokter, tapi dokter tidak bisa mendeteksi penyakit apa yang di derita oleh Seok Jin saat ini.

Dokter tidak bisa menemukan ada yang janggal dengan tubuh Seok Jin, tidak ada tanda-tanda abnormal ataupun gejala yang menyebabkan penyakitnya. Sehingga dokter pun tidak bisa memberikan obat yang tepat untuk Seok Jin. Yoona dan keluarganya bingung tentang apa yang harus dilakukan untuk bisa menyembuhkan ayahnya, Yoona belum tau sakit apa dan kenapa ayahnya bisa seperti itu.

"Maaf, nak Yoona kami tidak bisa mendiagnosis penyakit apa yang menyerang pak Seok Jin, karena tidak terdapat tanda-tanda gejala penyakit pada Seok Jin. Kami sudah melakukan tes dan tidak ada penyakit apapun" ujar dokter menjelaskan.

"Lalu apa yang harus saya lakukan dok supaya ayah saya bisa sembuh" tanya Yoona pada dokter.

"Maaf nak, kamipun tidak tahu apa yang harus di lakukan terhadap pak Seok Jin" ucap dokter.

Ditengah ke bingungan anggota keluarga ada yang merasa senang karena rencananya berhasil dan tidak di curigai. Pasalnya penyakit Seok Jin bukan dikarenakan gaya hidupnya, melainkan karena racun yang diam-diam di berikan oleh Shania ke dalam makanan dan minuman Seok Jin. Racun itu berasal dari bunga Pyewolhwa merah atau sejenis anggrek langka berwarna merah orange yang hanya bisa di temukan di pedalaman hutan di gunung Gwanak yang ada di provinsi Jeolla Korea Selatan.

Racun dari bunga itu memang tidak bisa terdeteksi dengan alat medis modern bahkan tidak di lihat dengan mikroskop, racun itu hanya bisa terdeteksi dengan logam perak. Untuk menyembuhkan Seok Jin hanya bisa di lakukan dengan penawar yang berasal dari bunga Pyewolhwa putih kemerahan yang amat sangat langka, karena bunga tersebut hanya tumbuh seratus tahun sekali. Racun dari bunga tersebut mengakibatkan tubuh Seok Jin lumpuh sebagian dari pinggang sampai kaki, yang mengakibatkan Seok Jin tidak bisa bergerak lagi, Ia hanya bisa bicara tanpa mampu bergerak apalagi berjalan.

"Ayah bagaimana ini, Yoona tidak bisa berbuat apa-apa untuk ayah. Apa yang harus Yoona lakukan sekarang.

~~ Masa Kini ~~

Sejak hari itu Seok Jin hanya bisa terbaring di tempat tidurnya dan hanya di rawat di rumahnya. Tapi meski Seok Jin di rawat dirumah tapi Yoona tidak bisa mendekati kamar tempat ayahnya berada karena di depan kamar itu di tempatkan beberapa penjaga dengan badan yang besar. Hanya perawat yang di sewa oleh Shania lah yang bisa memasuki kamar tersebut.

Tapi Yoona masih bisa berkomunikasi dengan ayahnya melalui surat yang di titipkan kepada perawat tersebut. Melalui surat itu Seok Jin bisa mengetahui apa yanga terjadi dirumahnya. Setiap hari Yoona dan perawat itu harus berhati-hati agar aksi mereka tidak ketahuan oleh Shania. Surat itu Yoona masukan kedalam makanan ayahnya dengan di lapisi plastik.

"Ngapain kamu berdiri di sini, kamu harusnya bekerja dirumah ini kenapa kamu santai-santai?" Tanya Shania tidak suka dengan Yoona.

"Tidak ma, Yoona cuma ingin melihat keadaan ayah" jawab Yoona lembut.

"Heh... kau pikir saya akan ijinkan kamu masuk kesana, hah?! Jangan mimpi kamu, sampai kapanpun saya tidak akan pernah membiarkan siapapun kecuali saya dan orang-orang saya saja yang di izinkan untuk masuk ke sana mengerti?!" Tanya Shania dengan marah.

"Iya ma, Yoona mengerti" kata Yoona sambil menganggukan kepalanya.

"Ya sudah cepat pergi kamu, tuh banyak pesanan yang harus kamu antarkan, cepat sana kamu antarkan semuanya jangan sampe telat dan membuat pelanggan kita marah" perintah Shani dengan kasar.

Yoona pun akhirnya pergi untuk mengantarkan pesanan pelanggan. Karena sejak Seok Jin sakit beberapa pekerja di peternakan di pecat secara sepihak oleh Shania, oleh karena itu Yoona terpaksa bekerja untuk menggantikan pekerjaan tersebut. Hari ini Yoona bertugas untuk mengantarkan pesanan pada pelanggan setia peternakannya, pesanan berupa daging ayam segar untuk di berikan pada pelanggan dari desa sebelah.

Yoona berangkat bersama pak Amir sopir sekaligus kurir yang bertugas untuk mengantarkan pesanan pelanggan. Hari ini Yoona dan pak Amir mengantarkan sebanyak 1 ton daging ayam potong ke pasar yang ada di desa sebelah, pasar yang hanya buka saat malam hari sampai dini hari.

"Pak Amir, yuk berangkat sebelum terlambat nanti bisa mengecewakan para pelanggan yang sudah setia membeli pada peternakan kita" ajak Yoona pada Pak Amir.

"Baiklah non kita berangkat sekarang" ucap pak Amir.

Mobil pun melaju meninggalkan peternakan ayam milik keluarga Yoona. Mobil melaju dengan kecepatan sedang di jalan yang tidak terlalu ramai karena warga jarang menggunakan kendaraan mereka selain untuk kendaraan ladang dan peternakan untuk bekerja. Jarak pasar di desa sebelah cukup jauh sekitar 30 menit berkendara dengan kecepatan sedang. Yoona dan pak Amir berangkat dari peternakan sekitar jam 6 sore, karena pasar biasa dibuka pada jam 7 malam. Sehingga mereka bisa sampai tepat waktu di pasar sekitar 30 menit sebelum pasar buka. Mobil pun akhirnya tiba jam 07:30 tepat sebelum pasar buka.

Pak Amir dan beberapa orang lainnya langsung menurunkan semua muatan ayam yang ada dalam mobil truk tersebut sekitar 20 menit kemudian muatan truk sudah di pindahkan semuanya pada kios pelanggan Yoona pun menghitung kembali jumlah pesanan tersebut memastikan agar tidak ada yang kurang sedikitpun setelah di rasa sesuai dengan jumlah pesanan pelanggan pun membayar pesanannya. Setelah uang di terima dan di hitung jumlahnya sesuai Yoona dan Pak Amir pun pamit pulang kembali. Mobil pun kembali sekitar jam 08:10. Pak Amir kembali mengemudikan mobil itu untuk kembali ke peternakan.

Di tengah perjalanan pulang Yoona di kejutkan dengan kejadian tidak terduga, Ia dan pak Amir di kejutkan oleh seseorang yang datang dari semak belukar ke depan mobilnya. Sontak pak Amir pun menginjak rem secara mendadak, sampai badan mereka terlontar ke depan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!