NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Iya, Mas. Aku janji dan aku buktikan." jawab Jesica.

"Sekarang, kamu usir Boy. Aku tidak perduli kamu mengusirnya menggunakan cara apa. Karena aku tidak suka, rumahku menjadi tempat pacaran pela cur sepertimu!" pinta Gavin mendorong tubuh sang istri.

Jesica berjalan keluar kamar dan menghampiri Boy yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

Boy bangkit saat melihat Jesica yang berjalan kearahnya.

"Apa yang Gavin lakukan kepadamu?" tanya Boy penasaran.

"Bukan apa-apa, Tuan." jawab Jesica yang terus berpikir cara untuk mengusir pria di hadapannya.

"Kamu yakin?" tanya Boy dengan tatapan mengintimidasi.

"Yakin, Tuan." jawab Jesica.

"Em, maaf, Tuan." ucap Jesica.

"Iya?"

"Ini sudah malam, jika tidak ada kepentingan apapun, Tuan Boy boleh pergi dari sini." ucap Jesica penuh hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Boy.

Boy melirik jam di pergelangan tangannya. "Masih jam 7 malam. Untuk seorang pria sepertiku, jam 7 masih seperti sore."

"Apa Gavin yang memintamu untuk mengusirku?" tanya Boy lagi.

Jesica menggelengkan kepalanya.

Gavin turun dari lantai dua. Dia melihat istrinya yang sedang mengobrol dengan sahabatnya.

"Apa kamu yang meminta pembantumu mengusirku?" tanya Boy kepada Gavin.

"Aku? Jangan asal tuduh. Mana mungkin aku meminta pembantuku mengusirmu. Kau tahu aku seperti apa, Boy! Aku bisa mengusirmu sendiri kalau aku mau!" jawab Gavin lalu berjalan menuju meja makan.

"Iya juga, sih!" ucap Boy menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Pembantuku yang tidak nyaman karena kelakuanmu." teriak Gavin membuat Boy berjalan kearah sahabatnya.

Boy duduk di samping sahabatnya. "Aku tidak perduli. Dia sangat cantik dan pandai memasak. Jarang sekali, wanita pandai memasak kecuali dia seorang koki." jawabnya.

"Apa yang kau lakukan? Tidak ada yang memintamu duduk di sini." tanya Gavin.

"Aku ikut memasak, jadi aku boleh makan di sini. Lagian, aku sudah sepakat kalau aku akan datang setiap hari." jawab Boy.

"Jesica sayang!" teriak Boy membuat Gavin menatapnya.

"Sekarang, aku punya panggilan kesayangan untuk pembantumu yang sangat cantik." ucapnya tertawa kecil.

Jesica datang, "Tolong kamu layani aku, sayang. Aku mau makan." pinta Boy.

Jesica menatap sekilas suaminya yang acuh. Lalu dia dengan tepaksa mengambilkan makanan untuk Boy.

"Tuan, biar saya yang ambil makanannya." ucap Jesica yang ingin mengambil piring suaminya.

"Tidak perlu!" jawab Gavin marah.

Gavin mengambil makanannya dan memakannya. Kalau bukan karena lapar, dia tidak akan bertahan lebih lama di meja makan itu.

"Kamu ngapain masih berdiri di sana? Ayo duduk dan makan malam bersama kita." ajak Boy.

"Aku rasa, Gavin tidak akan keberatan."

"Tidak perlu, Tuan. Saya bisa makan di dapur atau halaman belakang." jawab Jesica.

Boy bangkit dari tempat duduk, dia berjalan dan menarik tubuh Jesica untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan kursinya.

"Duduklah!" ucap Boy.

"Tapi, Tuan. Saya—" akhirnya Jesica duduk di kursi yang berhadapan dengan Boy dan Gavin suaminya.

Gavin meletakkan sendok dan garpunya di atas piring yang penuh makanan. Dia pergi meninggalkan meja makan.

Jesica menatap kepergian suaminya. "Jangan di pikirkan, sikap Gavin memang kaku dan dingin. Seharusnya kamu sudah bisa beradaptasi dengan sikap majikanmu itu." ucap Boy.

"Maaf, Tuan. Tapi Tuan Gavin yang menggaji saya. Dan saya harus menghormatinya. Jadi, saya permisi." ujar Jesica kemudian pergi menyusul Gavin ke ruang kerjanya.

Gavin duduk di kursi kerja sembari memijat keningnya. 'Aku tidak bisa membiarkan Boy dekat dengan Jesica. Aku takut, Jesica buka suara dan reputasiku sebagai pria mapan kelas atas hancur.' gumamnya dalam hati.

Tok … Tok ….

"Permisi, Tuan." ucap Jesica yang mengetuk pintu ruang kerja suaminya.

Gavin menatap pintu, "Masuk!" teriaknya.

Jesica perlahan membuka pintu dan masuk kedalam ruang kerja suaminya dengan tangan membawa nampan yang berisi makan malam.

"Maaf, Mas. Aku hanya ingin mengantarkan makan malam mu." ucap Jesica meletakan makan malam suaminya di meja.

"Tinggalkan aku sendiri." usir Gavin.

"Mas," panggil Jesica.

"Apa malam ini, kita—"

"Aku tidak mood. Lain kali saja." jawab Gavin memotong pembicaraan istrinya.

Jesica mengangguk, dia keluar ruang kerja.

'Kalau malam ini, aku tidak melayani Mas Gavin, itu artinya aku tidak ada pemasukan dan aku tidak bisa menabung untuk pengobatan ibu?' batinnya.

Jesica melihat Boy yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Apa kau melihat Gavin?" tanyanya kepada Jesica.

"Sepertinya, Tuan Gavin sedang tidak bisa di ganggu." jawab Jesica.

"Dia ada di ruang kerjanya." sambungnya lagi.

"Okey, aku akan pulang. Kelihatannya, hari ini Gavin tidak bersemangat. Besok aku akan datang lagi. Kamu jaga dirimu baik-baik. Setelah aku pulang, kamu langsung masuk kamar." ucap Boy menepuk kedua pundak Jesica.

'Dia pria yang baik. Aku jadi merindukan masa-masa Mas Gavin yang bersikap baik kepadaku.' gumam Jesica dalam hati.

"Hai, Jesica? Apa ada yang mengganjal di pikiranmu?" tanya Boy yang mengibaskan tangannya di depan wajah Jesica yang melamun.

"Tidak, Tuan. Ya sudah, saya antar Tuan sampai depan pintu." jawab Jesica.

Setelah kepulangan Boy, Jesica membersihkan meja makan dan masuk kedalam kamarnya. Dia memainkan ponselnya untuk melihat dunia maya yang indah.

"Aplikasi pencari jodoh?" ucap Jesica saat melihat iklan di media sosial. "Apa aku donwload saja? Ya, aku memang sudah menikah, tapi pernikahanku hanya sebatas pernikahan kontrak. Suamiku hanya menganggapku istri jika sedang diatas Rajang dan jika seperti ini, aku sangat kesepian. Aku butuh teman untuk bercerita." setelah memikirkan puluhan kali, akhirnya jari Jesica memencet dan mendowload aplikasi pencari jodoh.

Awal yang sangat menyenangkan. Jesica sangat terhibur dengan aplikasi jodoh tersebut. Beberapa pria di aplikasi tersebut meminta berkenalan.

"Asik juga pria yang bernama Robert. Sudah tampan, pekerja keras, masih muda, baik hati pula. Aplikasi ini benar-benar menghiburku." ucap Jesica sembari merebahkan tubuhnya diatas kasur, dia berguling-guling di atas kasur layaknya orang jatuh cinta. Tak terasa, waktu berputar begitu cepat. Hawa kantuk tidak bisa di tahan dan membuat Jesica tertidur pulas dengan posisi tengkurap dan tangan memegang ponselnya.

Gavin yang baru saja menyelesaikan makan malamnya pun langsung keluar dari ruang kerjanya. Dia memastikan keberadaan sahabatnya.

"Rupanya, wanita itu berhasil membuat Boy pergi dari sini." ucapnya lirih.

Gavin berjalan masuk kedalam kamar, tetapi langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar istrinya yang sedikit terbuka. Tanpa sadar, Gavin masuk kedalam kamar istrinya. Kamar yang hampir setiap hari dia tiduri bersama sang istri. Dia tak sengaja melihat isi ponsel istrinya yang sedang bertukar pesan dengan seseorang di aplikasi pencari jodoh.

'Apa keputusanku menikahinya salah?' ucap Gavin dalam hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!