NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 14

“Iya… Mbak ini memang menginap di hotel ini. Bersama suaminya,” jawab staf resepsionis dengan nada sopan, tak menyadari bahwa kalimat barusan seperti petir di siang bolong bagi dua sahabat itu.

“Su… suami?!” seru Arumi dan Hilda nyaris bersamaan.

Mereka saling berpandangan. Kening Arumi berkerut dalam. “Tapi... Nayla belum menikah,” gumamnya, nyaris tak terdengar.

Hilda mencondongkan tubuhnya ke arah meja resepsionis, nadanya sedikit tergesa. “Mbak yakin? itu suaminya?"

Staf resepsionis menunduk sebentar, memeriksa sesuatu di layar komputernya, lalu menambahkan dengan tenang, “Mereka memesan paket honeymoon. Menginap di kamar suite lantai paling atas, lengkap dengan dekorasi khusus bulan madu.”

Kata-kata itu membuat dada Arumi terasa sesak. Ia menoleh ke arah Hilda, berharap sahabatnya itu bisa memberikan penjelasan logis atas semua ini, meski jelas tak ada penjelasan yang masuk akal.

“Honeymoon?” gumam Arumi pelan, nyaris tak percaya.

Hilda membulatkan mata, wajahnya menegang. “Mereka beneran, ngambil paket bulan madu?”

Staf itu mengangguk sopan. “Betul mbak."

Arumi merasa seperti kehilangan keseimbangan. Hatinya berdesir tak nyaman. Sementara Hilda berdiri terpaku, pikirannya berlari ke mana-mana.

Resepsionis itu kembali melihat layar komputernya dan berkata dengan nada sopan, “Kamar atas nama suaminya, Bu. Atas nama Hansel Saputra.”

Arumi terbelalak, tubuhnya menegang seketika. “Hansel Saputra?” ulangnya, nyaris seperti bisikan. Nama itu terasa menghantam kepalanya seperti palu godam.

Sementara di sampingnya, Hilda langsung memutar badan menghadap Arumi. “Arum, Hansel?"

Arumi hanya berdiri diam, bibirnya bergetar, matanya memandang kosong ke arah resepsionis. Dadanya sesak, tenggorokannya tercekat. Nama itu tidak mungkin salah. Nama yang terlalu lekat dengan hidupnya, nama suaminya.

“Apa Anda bisa pastikan kembali?” desak Hilda, suaranya mulai meninggi. “Anda bilang Nayla datang ke sini bersama suaminya bernama Hansel Saputra. Kami cuma ingin tahu, apakah Anda yakin itu nama tamunya?”

“Iya, benar, Mbak. Karena proses pendaftaran menggunakan kartu identitas atas nama Pak Hansel Saputra,” jelas resepsionis dengan sopan.

Arumi menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sesak yang tiba-tiba menyesakkan dada. Tangannya mengepal erat di sisi tubuh. Wajahnya tampak pucat, rahangnya mengeras.

“Itu nggak mungkin, Nayla nggak mungkin melakukan itu,” bisik Arumi, seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri.

Hilda segera meraih tangan Arumi dan menggenggamnya erat. “Tenang, Rum. Kita belum tahu pasti. Bisa aja itu Hansel lain.”

"Memangnya ada apa Hil?" Tanya Nadia yang tidak mengerti kenapa wajah Hilda dan Arumi terlihat syok saat mendengar jika nama tamu yang menginap itu.

“Memangnya ada apa, Hil?” tanya Nadia, bingung melihat ekspresi Hilda dan Arumi yang mendadak berubah tegang setelah mendengar nama suami Nayla, tamu yang menginap. Wajah keduanya tampak syok, seolah baru saja menerima kabar mengejutkan.

Hilda menoleh perlahan, tatapannya masih terpaku pada resepsionis, lalu beralih ke Nadia. Mulutnya terbuka, tapi tak ada suara yang keluar.

Arumi yang lebih dulu berhasil menguasai diri, menjawab pelan, “Hansel Saputra… itu suami aku.”

Nadia mengerutkan kening. “Maksudnya? Tapi, Nayla kan sahabat kalian?”

Hilda menyambung cepat, suaranya dingin dan gemetar karena amarah yang mulai mendidih. “Iya. Dan sekarang sahabat kami, menginap di kamar bulan madu dengan suami sah sahabatnya sendiri.”

Ruangan terasa hening sesaat. Resepsionis tampak salah tingkah, sementara Nadia melongo tak percaya. Arumi meremas tas selempangnya erat-erat, berusaha menahan gemuruh di dadanya.

“Hil, kita harus pastikan ini,” ucap Arumi dengan suara serak. “Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

Hilda lalu menatap Nadia dengan tatapan serius. “Nad, apa bisa kami tahu nomor kamarnya?”

Nadia tampak ragu. Ia melirik ke arah resepsionis, lalu kembali menatap Hilda dan Arumi. “Sebenarnya kami punya aturan ketat soal privasi tamu…”

“Tolong, Nad,” potong Arumi, suaranya bergetar menahan emosi.

"Baiklah, karena Hilda dulu banyak membantu aku waktu di modeling, aku bantu kalian."

"Baiklah," ucap Nadia akhirnya, setelah sempat terdiam beberapa detik. "Karena Hilda dulu banyak bantu aku waktu di dunia modeling, aku bantu kalian kali ini."

Hilda langsung menggenggam tangan Nadia dengan tulus. "Makasih banget, Nad. Serius, ini penting banget buat Arumi."

Arumi hanya bisa mengangguk pelan, matanya mulai memanas. Kepalanya dipenuhi berbagai kemungkinan yang menyesakkan.

Nadia menoleh ke arah resepsionis.

"1209 Bu," ujar resepsionis.

"Kamar 1209, lantai lima, tapi tolong jangan bikin keributan, ya."

"Kami cuma mau memastikan," sahut Hilda cepat.

berdebar tak karuan. Angka itu kini seolah mengandung jawaban atas semua kecemasannya sejak pagi tadi.

"Terima kasih," ucap Hilda, mencoba tetap tenang meski napasnya terasa berat.

Mereka bertiga melangkah menuju lift, tanpa banyak bicara. Suasana mendadak hening, hanya suara dering halus dari lobi hotel dan langkah kaki mereka yang menggema di lantai marmer yang mengilap.

Di dalam lift, Arumi menatap angka-angka yang menyala di panel lantai. Hilda berdiri di sampingnya, memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan pikirannya. Sementara Nadia menatap keduanya lewat pantulan cermin lift, bisa merasakan betapa berat beban yang sedang mereka bawa.

Lantai lima.

Denting lift berbunyi pelan. Pintu terbuka. Dan langkah mereka berhenti di depan kamar bernomor 1209, pintu kayu cokelat elegan.

"Nad, tolong ya." Ujar Hilda lalu Nadia mengangguk.

Dia menekan bel kamar hotel. Beberapa detik kemudian, suara lembut seorang wanita terdengar dari speaker di samping pintu.

"Ya, siapa di luar?" tanya suara itu.

"Sore, Bu. Kami dari layanan kamar, membawa complimentary snack untuk tamu kamar 1209," jawab Nadia dengan nada profesional dan tenang, seperti staf hotel bintang lima pada umumnya.

Ada jeda sesaat sebelum suara dari dalam kembali terdengar. “Silakan masuk saja.”

Klik...

Terdengar suara pintu otomatis terbuka. Arumi langsung menggenggam tangan Hilda erat, sementara Hilda melirik Nadia sekilas dan mengangguk pelan, memberi isyarat agar dia tetap tenang.

********

Support author dengan like, komen dan subscribe cerita ini ya, biar author semangat up-nya. Terima kasih semuanya....

1
Hanny
Aduhhhhhh seru thor. nex thor
Nurul Boed
Jangan² hansel yang mandul 🧐🧐
Waryu Rahman
betul kk..aku juga pas baca kok nyambung nya ke KAI.. GK cocok kayanya
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak❤️❤️❤️
total 1 replies
Yunita aristya
padahal sudah cocok Lo kak😁
Maple latte: Maaf karna mengecewakan ya kak🙏🙏🙏
total 1 replies
WOelan WoeLin
mungkin cerita KAI bisa dipisah jadi cerita sendiri
smangat terus thor 💪💪💪
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak ❤️❤️❤️❤️
Ben Aben: Setuju kak
total 2 replies
Nana Colen
nah betul orang seperti harus digituin 🤣🤣🤣
Yunita aristya
ternyata Maya meninggal
Eris Fitriana
Arumi ajakin jdi model aja Hil... biar Arumi jadi bintang yang terang... dan nanti ketemu pagi sama Kai...🤩🤩😍😍
Eris Fitriana
Aaah sukanyaa ternyata ada Irish, Ethan dan Kai... Wiiih Arumi calon nyonya Kai dong... mantaf Thor lanjuuuttttt...😍😍😘😘
WOelan WoeLin
next kak
Nurul Boed: Good Arumi,, Cukup sekali mengalah 😍😍
total 1 replies
Nurul Boed
wah wah ternyata masih ada hubungan dngn novel sebelumnya,, wah kirain sma maya

gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍
Yunita aristya
kirain kai sama Maya , wah gimana nasib Maya sama Nita thor
WOelan WoeLin
lanjut thor 💪💪💪
Waryu Rahman
part nya kurang panjang
WOelan WoeLin
lagi kak
Hanny Bund
kok dobel Thor part ini
WOelan WoeLin
lagi kak
WOelan WoeLin
next kak
Nana Colen
lanjut lg dooong dkit amat up nya 🤭🤭🤭
Eris Fitriana
Aku mendukung keputusan mu Arumi... jadilah kuat... jangan lemah hanya karena seorang penghianat... Buktikan kamu perempuan yg berharga dan punya prinsip...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!