Di masa tua nya, anak anak asih dengan tega nya membuang ibu nya ke tempat penitipan lansia. mereka tak ingin merawat ibu nya lagi. karena di anggap menyusahkan.
apalagi asih juga sakit sakitan, dan membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. bagaimana kisah cerita tentang asih. yuk simak bersama sama.....
kisah ini aku buat dengan penuh ketegangan, dan juga sedih ya. jadi kalau ga suka bisa langsung skip. selamat membaca!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.7
Waktu berlalu begitu cepat nya. saat ini, anak anak nya asih, Sudah duduk di kelas 3 SMA. Sebentar lagi akan tamat sekolah. Selama proses belajar, Fatih dan juga Ida tak pernah mengalami tindakan bullying lagi. sejak saat itu, kepala sekolah mewanti wanti kepada para murid nya, untuk tak berbuat hal hal tercela.
Karena hasil kerja keras nya asih dalam membuta kue kue kering, Alhamdulillah hasil nya cukup untuk membeli sebuah ponsel untuk Ida dan Fatih. walaupun dia hanya bisa membeli satu hp, tapi Fatih dan Ida, mau mengerti kondisi perekonomian keluarga nya ini.
"Bunda kangen lah, sama kak Farid dek. Coba telpon kakak mu nak. sudah lama ga pernah berkabar." perintah asih kepada Ida yang sibuk menscroll media sosial milik nya.
dari tadi, asih hanya melihat anak perempuan nya, terkekeh sendiri, dan tersenyum sendiri. Asih berusaha berfikir positif, mungkin anak nya sedang melihat video lucu di sosial media. walau dia gaptek, tapi dia sedikit tau, tentang sosial media yang marak nya tingkat pelecehan seksual melalui sebuah ponsel pintar. Dia berharap, semoga anak nya tetap dilindungi sang maha pencipta nya.
"Kakak sibuk Bun, sebentar lagi katanya dia mau ngerjain skripsi." ucap Ida yang masih fokus dengan ponsel nya itu.
"Oh, kakak bilang sama kamu ya da?" tanya asih sekali lagi, tentang Farid.
"Iya Bun, kemarin chat Ida. Bilang dia mau bimbingan skripsi. Sebentar lagi dia akan wisuda." ucap putri nya dengan singkat.
"Alhamdulillah, bunda bangga banget dengar nya. coba di telpon dulu nak. Bunda pengen dengar suara kakak mu itu." ucap asih yang begitu kangen dengan anak laki laki pertama nya itu. Kalau saja dia banyak uang, pasti akan mengunjungi putra nya itu, dan memberikan uang saku untuk Farid. tapi saat ini, dia belum cukup memiliki uang yang banyak, sebab pengeluaran akhir akhir ini sangat besar. Anak nya yang akan mengikuti ujian semester genap. Membayar kartu ujian, agar bisa mengikuti ujian semester ini. Dan masih banyak lagi, pengeluaran asih di bulan ini.
"Iss, bunda gangguin Ida main aja. Bentar ini Ida telponin kak Farid." ucap nya dengan wajah yang cemberut. walaupun dia kesal, tapi tetap mencoba menghubungi kakak nya itu. ternyata di angkat oleh farid.
"Halo?"
"Halo kak, bunda pengen ngomong ni." ucap Ida yang menyodorkan ponsel nya ke arah bunda nya.
Wajah asih tersenyum lembut melihat tampilan Farid yang sudah banyak perubahan di wajah nya. Lebih tampan, seperti mendiang suami nya saat masih muda. Air mata nya pun menetes secara tiba tiba.
"Nak, ini bunda sayang. Gimana kabar kakak Farid di sana nak?" tanya asih dengan mata yang berkaca-kaca
Rasa rindu nya menyeruak di hati, sudah lama sekali tak melihat sosok putra nya yang sudah beberapa tahun tak pulang ke desa.
"Baik bunda, gimana kabar bunda sama adik adik. Sehat kan?"
"Iya nak, bunda sehat. Alhamdulillah, udah makan nak?'
"Udah Bun, pakek nasi bungkus yang murah. Beli di warteg juga."
"Alhamdulillah, maafin bunda ya nak. Belum bisa mengirimkan uang selama kak Farid belajar di kota."
"Hmm, gpp Bun. Lagian aku juga udah kerja. Oh ya Bun, aku bulan depan akan wisuda dan rencana akan tetap tinggal di kota ini lagi, untuk cari kerja yang bagus."
"Alhamdulillah, ya Allah. Semoga sehat terus ya nak, bunda dukung semua yang kakak Farid lakuin, ingat Allah. Sholat nya jangan ditinggalkan. bunda berdoa supaya kita bisa berkumpul bersama sama di tahun depan ya."
"Yaudah dulu ya Bun, aku masih banyak urusan. Nanti aku telepon lagi."
"Iya nak, hati hati ya. Jangan tinggalkan sholat nya "
Tut....
Telpon dimatikan secara sepihak, tapi asih tetap merasa puas sudah berkomunikasi dengan anak nya yang jauh di kota orang.
Tak lama suara azan ashar berkumandang. membuat asih tersenyum lembut.
"Nak, Udah azan. Ayok sholat dulu, nanti baru main lagi."
"Bunda duluan aja, Ida lagi seru ini. Bentar lagi Ida selesai, kok."
"yaudah, bunda sholat dulu. Jangan lupa buat sholat nak!"
"Iya Bun, cerewet." keluh Ida yang sibuk berkomunikasi dengan seseorang di ponsel nya.
Sedangkan Fatih, saat ini tengah sibuk dengan bisnis kecil kecilan bersama dengan teman teman sebaya nya di kampung. mereka mengumpulkan modal, untuk membuka warung kopi instan untuk para bapak bapak di desa untuk menongkrong bersama.
"Aku kangen sama kamu ida sayang " ucap putra pacar nya Ida.
mereka baru menjalin hubungan 1 bulan yang lalu, kebetulan putra murid pindahan yang masuk ke sekolahan Ida di SMA negeri itu. Pesona putra juga seperti seorang laki laki yang begitu humble ke pada cewe cewe cantik. Bisa dibilang bahwa, putra ini anak nya suka jalan dengan cewe cewe lugu, dan bisa dimanfaatkan seperti Farida. putra juga merupakan anak dari seorang kepala desa sebelah yang baru saja pulang merantau dari kota. Putra tinggal di perbatasan desa, dan sering sekali menggoda anak anak gadis yang cantik, sebagai target nya sendiri.
"Aku juga sama kangen sama kamu sayang."
"Malam Minggu kita ketemuan yuk?"
"Boleh, tapi gimana kalau bunda tau nanti?'
"tenang aja, bilang aja sama bunda kamu, kalau lagi belajar kelompok."
"wah, ide kamu bagus sayang. Yaudah aku mandi dulu ya."
"Ikut yang, aku ikut kamu mandi."
"Ihh, malu lah."
"Sama pacar sendiri kok malu sih yang?"
"Ayolah."
Segala bujuk rayunya, akhirnya Ida terbuai, dan mau menerima ajakan putra yang notabene nya haya sebatas kekasih saja. Tapi berhasil mengajak Ida melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela.
Mereka berkomunikasi melalui pesan di chat, dengan begitu mesra nya. walaupun Fatih juga sering memakai ponsel nya Ida, tapi dia tak tau, bahwa saat ini, adiknya menyimpan rahasia besar. Yaitu mulai Suka dan pacaran dengan lawan jenis. Kalau Fatih tau, pasti Ida sudah diomelin habis habisan. apalagi asih yang selalu menentang keras, anak nya untuk berpacaran, saat masih sekolah.
"Ida....udah sholat belum?" teriak asih dari kamar yang tak melihat putri nya di dalam
"Bentar Bun, ini lagi mandi." ucap nya yang sedikit kesal dengan bunda nya itu.
Ida saat ini sedang berada di kamar mandi, sambil VC an dengan sang kekasih. Ida sudah mulai terjerumus ke hal hal yang negatif saat ini.
"Sayang, aku pengen liat badan kamu deh ." ucap Putra dengan suara yang berat, dan berharap Ida menunjukkan body nya saat tak memakai baju.
"Ida..... cepat nak, nanti waktu sholat nya habis!" teriak asih lagi.
"Yang, kayak nya ga bisa sekarang deh, bunda dari tadi manggil terus. Aku takut ketahuan."
"Yah, terus gimana dong? Padahal aku pengen liat body kamu, pasti cantik dan seksi banget."
"Besok aja ya, soalnya kamu kan tau, kalau di rumah aku kamar mandi nya ga terlalu terang. Nanti ketahuan sama bunda."
Baru kali ini Ida dimintain untuk membuka baju, di hadapan lawan jenis nya, sebenarnya dia tak mau, dan takut bila ketahuan oleh asih. Tapi putra terus memaksa nya untuk meminta hal yang lebih, sehingga Ida tak bisa menolak sang kekasih. Dia pun menuruti untuk memperlihatkan aset aset yang selama ini dia jaga di layar ponsel.
Tapi saat ingin menunjukkan bagian terpenting dalam dirinya, bunda nya, terus memanggil, dan membuat nya begitu takut bila ketahuan. jadinya dia beralasan untuk tak bisa menuruti perintah sang pacar.
"Aku minta maaf ya. Nanti aja kalau bunda ga ada dirumah."
"Hum, yaudah deh. kalau begitu aku matiin dulu ya telpon nya."
"Iya sayang."
Tut....
Huft, helaan nafas lega yang Ida rasakan. Jujur dia sedikit takut, dengan putra saat ini. Tapi yang mamanya cinta, ya semua nya bisa jadi gila.
gara gara pacaran, Ida menjadi lupa diri, dan mulai terlena dengan dunia nya sendiri. Hal itu sama sekali, belum asih mengetahui tingkah laku putri nya itu.
Kasian wita suster yg baik semoga suatu saat wita bisa ktmu ma bu asih..