Dikhianati suami dan sahabatnya sendiri, Seraphine Maheswara kehilangan cinta, kepercayaan, bahkan seluruh harta yang ia perjuangkan. Malam itu, ia dijebak dalam kecelakaan maut oleh Darian Wiranata dan Fiora Anindya.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Kini, Seraphine bukan lagi wanita naif, melainkan sosok yang siap membalas dendam kepada paraa pengkhianat.
Di tengah jalannya, ia dipertemukan dengan Reindra Wirajaya, CEO muda yang perlahan membuka peluang takdir baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 DARIAN CEMBURU
Reindra menatap wajah Sera cukup lama, sampai membuat gadis itu salah tingkah.
"Kenapa sih liatin aku terus?" tanya Sera sambil memalingkan wajahnya, pipinya sedikit memerah.
"Aku suka lihat kamu senyum. Rasanya dunia nggak sesuram itu kalau ada kamu" jawab Reindra pelan.
Sera terdiam, hatinya berdebar. Ia tidak tahu harus merespons apa. Hanya saja, untuk pertama kalinya setelah lama, ia merasa benar-benar dihargai.
"Apa aku mulai suka dengan Reindra?"batin Sera.
Darian dan Fiora pun akhirnya kembali ke kelas, Darian masi sering mencuri pandang ke arah Sera yang membuat Fiora cemburu.
"Udah jangan lihatin dia terus"kata Fiora yang duduk di belakang Darian.
"Kenapa mereka berdua malah sering bercanda"kata Darian kesal.
"Sabar dulu lah,ntar Sera pasti cari kamu lagi"Fiora menenangkan tetapi di dalam hatinya ia dongkol melihat Darian terus terusan memperhatikan Sera.
Hingga jam matkul pun selesai, Reindra segers menarik tangan Sera dan mengajaknya keluar. Darian mengepalkan tangannya melihat Sera malah bergandengan tangan dengan pria lain.
"Sera ayo kitaa pulang"ajak Reindra.
"Tapi aku mau membeli beberapa buku dulu"kata Sera.
"Baiklah akan ku antarkan kaamu,kamu mau kan?"
"Mau mau"tanpa pikir panjang Sera langsung menyetujuinya.
"Aku tahu toko buku yang bagus, lengkap banget koleksinya" kata Reindra sambil menoleh ke arah Sera.
"Wah,seriusan" Sera menatap ke arah Reindra.
Reindra tersenyum, lalu tiba-tiba menyentuh poni Sera yang jatuh menutupi matanya.
"Kalau ketutupan nanti ngenain mata kamu,cantiknya jadi ketutupan"
"Rei jangan gitu ah, banyak yang lihat" gumamnya sambil menunduk menutupi pipinya yang sudah merah padam.
Mereka pun keluar gedung kampus menuju parkiran motor. Rei bergegas pergi menuju ke tempat penitipan helm,lalu kembali mmebawa dua helm.
"Pakai ini, biar aku yang pasangin."
Sera haanya menurut membiarkan Reindra mendekat, tangannya memperbaiki posisi helm di kepala Sera.
Jarak mereka begitu dekat, hingga Sera bisa merasakan hembusan napas Reindra. Yang membuat degup jantung Sera berdebar.
"Terlalu longgar nggak? Aku nggak mau kamu sampai jatuh atau kenapa-kenapa" ucap Reindra serius.
"Udah pas kok ini ,aman lah"ucap Sera sambil tersenyum.
Darian yang berdiri di balik tiang gedung melihat semua itu. Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras. Ia merasa dadanya sesak, melihat Sera begitu bahagia di samping Reindra.
"Kenapa dia bisa ketawa selebar itu sama Reindra, padahal dulu senyuman itu selalu buat aku" batinnya dengan perasaan campur aduk.
Sementara itu, Reindra menyalakan motor, dan Sera duduk di belakang sambil memeluk pinggangnya.
"Pegangan yang kuat ya, aku nggak mau kamu jatuh" kata Reindra sambil menoleh sebentar.
"Iya Reii"Sera mengencangkan pelukannya.
Motor melaju meninggalkan kampus, sementara Darian hanya bisa menatap punggung mereka yang semakin menjauh.
"Kenapa dia mau sama orang miskin kayak Reindra sih" gumamnya kesal.
"Kamu kenapa Darian"tanya Sera sambil memeluk Darian dari belakang.
Darian hanya diam saja,lalu segera menarik tangan Fiora masuk ke dalam mobilnya. Darian memang bukan orang miskin dia adalah anak orang kaya tetapi kekayaannya masih jauh dari keluarga Maheswara.
"Sayang aku kita makan"ajak Fiora saat mereka berdua sudah masuk kedalam mobil.
"Aku mau ke toko buku dulu"kata Darian datar.
"Oh,kamu sekarang suka buku?"tanya Fiora yang bingung.
"Engga,cuman mau beliin mama" Darian segera menyalakan mobilnya lalu pergi keluar dari gedung kampus.
Motor yang mereka tumpangi melaju pelan menyusuri jalanan sore. Angin menerpa wajah Sera yang tanpa sadar semakin mengeratkan pegangan di pinggang Reindra.
"Kamu nyaman, kan?" tanya Reindra setengah berteriak karena suara angin.
"Ini nyaman banget,uda lama juga aku ga pernah naik motor" jawab Sera, senyumnya tulus.
"Kalau gitu, mulai sekarang aku yang bakal sering anter jemput kamu. Kamu setuju kan?"
Sera berpikir sejenak,ada rasa tidak enak kalau harus merepotkan Reindra. Apalagi dia belum tahu dimana rumah Reindra.
"Hmm...aku pikir pikir dulu deh"
"Heh,kok gitu"Reindra melihat ke arah spion dengan wajah pura pura kesal.
"Nanti kalau aku ngerepotin gimana?"tanya Sera pelan.
"Kamu ga pernah ngerepotin kok,kan aku yang mau"
"Yasudah kalau itu mau kamu aku setuju"
Sepanjang jalan mereka saling berbincang ringan, membicarakan hal-hal sepele yang mmebuat Sera bahagia. Tak lama, motor berhenti di depan sebuah toko buku besar dengan etalase yang penuh deretan novel dan buku pelajaran. Lampu toko berwarna kuning keemasan memberi kesan hangat.
Reindra mematikan mesin lalu menoleh ke arah Sera.
"Sudah sampe nih" Reindra segera turun dari motornya lalu mencopot helm yang ada di kepalanya lalu membantu Sera mencopot helmnya.
"Ayo masuk"ajak Sera.
Mereka pun segera melangkah masuk ke dalam toko buku,tetapi yang Sera tidak tahu Darian dan Fiora sudah ada didalam sana menunggu mereka.
"Loh kamu ke toko buku ngikutin Sera?"tanya Fiora menatap Darian yang sedang marah melihat Sera dan Reindra bersama.
"Kamu mau cari buku apa?"tanya Reindra lembut.
"Mau cari novel si rencananya,ayo kesana"Sera menarik tangan besar milik Reindra.
Darian yang melihat itu segera bergegas mengikuti Sera.
Sera berjalan menyusuri rak-rak buku dengan mata berbinar. Tangannya menyusuri sampul novel yang tersusun rapi, sementara Reindra setia mengikuti di sampingnya.
"Eh, lihat deh, covernya lucu banget" seru Sera sambil menunjuk satu novel bergambar siluet pasangan di bawah hujan.
"Kalau kamu suka, ambil aja aku beliin" Reindra tersenyum.
"Nggak usah, aku bisa beli sendiri kok. Nanti ngerepotin"Sera langsung menggeleng cepat.
"Tapi aku pengen lihat kamu senyum karena aku yang kasih" ujar Reindra dengan nada lembut.
Sera sontak menunduk, wajahnya bersemu merah. Ia meraih novel itu lalu memeluknya ke dada.
"Yaudah kalau kamu maksa"
Dari kejauhan, Darian mengepalkan tangan kuat-kuat. Matanya tak lepas dari Sera yang tersenyum manis ke arah Reindra. Fiora yang berdiri di belakangnya menatapnya jengkel.
"Kamu ini kenapa sih, Dar? Kamu lihatnya kayak orang nggak waras" bisik Fiora dengan nada sinis.
Darian tidak menjawab. Ia hanya terus menatap ke arah Sera, hatinya teriris tiap kali melihat Sera tertawa di dekat Reindra.Sera lalu menoleh ke arah Reindra.
"Kalau kamu suka baca buku apa, Rei?"
"Kalau aku sih suka buku-buku sejarah. Tapi kalau sama kamu, aku bisa suka novel juga" Reindra mengangkat bahu sambil tersenyum.
"Alah, jangan gombal. Kamu pasti bosan kalau aku ajak baca novel romantis" Sera tertawa kecil.
"Bosan? Asal ada kamu di sebelahku, aku nggak bakal bosan sama sekali" jawab Reindra mantap.
Sera terdiam, hatinya berdebar mendengar kalimat itu. Ia buru-buru berpura-pura sibuk mencari buku lain agar Reindra tidak menyadari wajahnya yang memerah.
Fiora yang melihat dari jauh makin kesal. Ia memelototi Darian "Udah sih ga usa ngurusin mereka,mending kita makan"
Darian menutup matanya sebentar, mencoba menahan emosi.
"Aku nggak bisa aku nggak sanggup lihat dia sama cowok lain"
"Kamu tuh ya udah dibilang ada aku masi aja ngurusin Sera"Fiora tambah kesal lalu tanpa sadar menjatuhkan satu buku.
Sera dan Reindra yang mendengar suara buku jatuh segera menghampiri asal suara itu.
"Loh ada kalian?"tanya Sera
Mohon dukungannya ya teman teman jangan lupa like dan komen ❤️❤️❤️❤️