NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

Yoga Permana, 22 tahun, pekerja biasa yang hidupnya terasa hampa setelah patah hati dan gagal move on dari cinta pertama. Pelariannya? Menulis webnovel… meski lebih sering buka Facebook daripada nulis.

Suatu malam, saat mencoba menulis prolog novel barunya Pe and Kob, laptopnya rusak, lalu menariknya masuk ke dalam dunia novel yang bahkan belum ia selesaikan.

Kini terjebak di dunia isekai hasil pikirannya sendiri, Yoga harus menjalani hidup sebagai karakter dalam cerita yang belum punya alur, belum punya nama kerajaan, bahkan belum punya ending.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 - Batasan Mana Dan Fisik (3)

Liria Elphene terpejam sepanjang malam, mendekap putrinya penuh kehangatan. Hingga pagi tiba, hawa dingin tidak menusuk seperti pagi yang biasanya, di dalam rumah kecil petani, desa Carrington.

Aku terbangun dari mimpiku, banyak yang terjadi dalam semalam.

Kuharap semalam hanya mimpi...

Namun melihat Liria tertidur memeluk diriku, rasanya aneh jika disebut 'hanya mimpi'

Yo, selamat pagi tuan muda.

Ucapan selamat pagi khas sindiran kecil Agoy membuat otakku berdengung, suara batinnya sangat menyebalkan.

Mari lanjutkan latihan pagi kita. Lanjut Agoy berseru padaku.

Dari dekapan Liria, aku perlahan merebahkan lengannya ke lain sisi kasur, dengan hati-hati menjaga Liria tetap tertidur.

Perlahan mengeluarkan diriku dari dalam selimut, menuruni kasur.

Langkah kakiku mengarah pada pintu kamar. Kubuka perlahan supaya tak ada decitan.

Saat kubuka, Dave terduduk dengan tatapan mata yang kosong, diatas kursi dan meja makan. Aku menyapanya.

“Ayah...” sepertinya dia terjaga sepanjang malam

Seperti melihat diri sendiri saat di bumi, tatapannya kosong dengan noda hitam dibawah kelopak mata.

Dave menoleh cepat padaku, terkejut kecil melihatku terbangun sangat pagi.

“L-lala.” Canggung Dave menimpal.

Dengan langkah kaki mantap, aku mendekat pada Dave.

“N-nak maafkan ayah...”

Langkah kakiku semakin dekat pada Dave.

“Bukan maksud ayah un—”

Aku menaiki Dave, duduk dalam pangkuannya membuat Dave terhenti dengan ucapannya.

“Ayah kok minta maaf? kan ayah yang berantem sama ibu, aku semalem denger berisik, tapi ibu sama ayah kayak serius banget ngobrolnya”

“Jadi aku masuk kamar, ibu datang terus nangis.”

Menipu Dave dengan khas anak berusia empat tahun, aku mencoba menenangkan pria dewasa dengan cara anak yang polos.

“Y-ya ayah cuman mau bilang maaf sama Lala.” nada Dave melembut, kecanggungan mulai menurun diantara kami.

“Ehh, seharusnya ayah yang minta maaf sama ibu, aneh.” aku menjawabnya, berharap pasutri petani dapat berbaikan.

“Haha” tawa tak niat Dave “Nanti ayah bilang ya.”

Dari dalam kamar terdengar Liria berteriak, hingga terdengar keluar kamar, terdengar olehku dan Dave.

“Lala!”

Langkah kaki cepat terdengar dari dalam kamar.

Brukk

Bantingan suara pintu kamar menghantam dinding.

Raut wajahnya cemas dengan dahinya yang penuh urat, seketika mengkerut dan melemas, terheran dengan situasi didepannya.

Dave dan Liria saling memandangi satu sama lain, rasanya waktu seakan terhenti.

Dave bibir Liria tergerak, berbisik dari kejauhan.

“P-pagi, Liria.” sapa Dave, diatas pangkuannya aku merasakan kedua kaki Dave bergetar kecil.

“Kenapa kamu memangku putriku, hah?!” Ucap Liria bersamaan dengan ucapan Dave, berusaha menjelaskan “L-Liria, aku bisa jelaskan tolong dengarkan aku?” namun Liria terus berbicara tanpa menghiraukan Dave.

“Kamu yang bilang kalo kamu curiga sama La—” Liria terus berbicara hingga Dave berteriak, membuat Liria terhenti seketika “LIRIA! HENTIKAN SEKARANG JUGA! JANGAN KAMU LANJUTKAN UCAPANMU!” Membuatku terkejut dengan suara Dave yang menggetarkan seisi rumah.

Tubuhku terangkat sedikit diatas pangkuan Dave, kemudian Dave menoleh pelan kepadaku “Ahh maaf sayang... Ayah mengejutkanmu”

Liria semakin memanas, emosinya meledak namun tertahan, karena matanya melihat Lala dalam pangkuan Dave.

Liria melipatkan kedua tangannya didepan dada, matanya mendelik kearah lain, dahinya semakin mengencang. Sedangkan Dave berdiri, menurunkanku dari pangkuannya.

“Tunggu sebentar sayang.” ucap Dave menuruniku lalu berbisik pelan dengan senyum sehangat mentari pagi “Ayah mau minta maaf sama ibu.” tubuhnya membelakangi Liria, menutupi diriku, jari telunjuk Dave menutupi senyum dibibirnya.

Dave berbalik badan mendekati Liria, namun Liria sinis menatap Dave.

Hingga mereka berhadapan dan saling pandang satu sama lain.

“Mau jelasin apa?!” Bentak Liria seperti singa betina yang sedang mengaum.

Tak sampai disitu, Liria kembali melanjutkan ucapannya. “Ingin sekali aku meludahi wajahmu?!”

“Hah...” Dave menepuk dahinya, “Begini jadinya kalo perempuan merajuk.”

“Hah?!” Nada bicaranya tinggi, memelototkan mata sebelah kanannya pada dave, “Dasar laki-laki sialan!”

Dave dengan cepat merangkul bahu Liria “Sudahlah dengarkan dulu suamimu.”

“Singkirkan tanganmu sialan!” Liria memberontak, mencoba untuk lepas dari rangkulannya. Telapak tangannya mendorong wajah Dave hingga terlihat seperti wajah pria bodoh dimataku.

Ini kali pertamaku mendengar Liria sangat kasar, Dave berusaha keras meminta maaf pada istrinya, dengan kekonyolan.

Ahh sial, melihat tingkah mereka seperti melihat sepasang kekasih labil yang belum menikah dan masih berpacaran...

Aku mengaktifkan Sewu, karena situasi yang aku lihat dari perilaku Dave, seolah ucapannya tak ingin terdengar olehku.

“Aku minta maaf soal semalam.” Ketus Dave pelan berbisik, “dan jangan bahas apa-apa soal semalam, Lala gak ngerti apa-apa.”

Hah, sudah sewajarnya kamu harus bersikap seperti itu Dave, masalah orang tua itu jangan sampai diketahui anak mereka.

Batinku bergumam, tersenyum pada mereka.

Walau Liria masih merasa kesal pada Dave, mungkin masih terasa nyeri dihatinya, tentang tuduhan perselingkuhan Dave pada Liria, serta anak yang Dave curigai karena kemandulannya sendiri. Liria tetap memaafkan suaminya.

Di dalam rumah kecil petani wilayah desa Carrington. Dari malam yang panas dan penuh keributan, kembali dengan sambutan matahari pagi yang hangat juga damai.

Liria selalu lemah lembut, sebelum pengulangan waktu aku selalu menuruti perkataan Liria, melihatnya sangat marah membuat bulu kudukku berdiri.

Melihat kekonyolan Dave dipagi hari ini, aku merubah cara memandangku pada pria dewasa yang kupanggil ayah. Pria yang kupandang selalu bersikap tenang dan rasional, ternyata memiliki jiwa komedi didalam dirinya.

Pria tetaplah pria jika sedang melakukan kesalahan.

Aku sudah membayangkan, bagaimana mereka saat berpacaran dulu sebelum menikah... Mungkin Liria jatuh cinta pada Dave karena tingkah konyolnya.

Pagi diisi dengan Dave yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dirinya tak diberi izin Liria mengurusi ladang hingga siang hari.

Sementara aku bercengkrama pada bayanganku sendir, di dalam kamar kecilku, hanya karena aku dipangku oleh Dave, diriku terseret hukuman yang sama.

“Goy, kenapa aku juga dihukum?” lesuhku terduduk diatas kasur.

“Hahaha mereka sangat lucu sebagai pasutri” ketus Agoy sebagai bayangan dari Lala Rosalia “Kamu harus bersyukur, bertransmigrasi menjadi Lala, sedangkan aku penulis aslinya malah jadi bayangan, gak bisa ikut nimbrung keluarga.”

Entah seperti apa Agoy saat di bumi pararel diriku, kami adalah diri yang sama dari bumi yang berbeda, namun sifatnya selalu menyindir.

“Kamu beneran aku di bumi yang lainkan? Kenapa aku di dimensi berbeda seperti perempuan, berisik nyindir terus.” Sindiran balik dariku karena terlanjur kesal.

“Kesampingkan itu, bukankah kamu sudah tahu? Tentang Astra Sewu?” Ketus Agoy.

“Ya, saat menggunakan Sewu, aku mencoba merasakan inti Mana, langsung pada jantung mereka.” jawabku menyambungkan, “saat aku merasakan Mana mereka, niat terdalam seakan bocor, rasa sesak dan rasa sesal.”

“Aku sudah menjalani kehidupan dilingkungan yang kotor saat di bumi, aku tahu rasanya hati penjahat seperti apa... Hati yang tulus bagaimana.”

“Walau aku berusia empat tahun sekarang, aku sangat paham wajah seorang penjahat.”

“Dari penjahat kelamin, penipu, hingga pecandu.”

“Tidak satupun aku lupa, bagaimana rasanya menjadi seseorang yang dipandang kriminal oleh dunia, perasaan sesak, maupun perasaan sesal.”

“Walau aku dapat merasakan hati mereka, Astra Sewu belum sepenuhnya aku kuasai, beberapa perasaan begitu rancu, aku harus memisahkan perasaan hatiku sendiri dengan target.”

Jelasku panjang tanpa ragu.

“Bagus, kembangkan terus, nanti siang kita berlatih di alam terbuka.” Seru Agoy pada diriku.

1
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
Tiga Titik Hitam: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
Tiga Titik Hitam: shappp paman/Applaud/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu aja sih masukkan dari saya kak
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Good kak ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Nah kan... Ini yang selalu saya pikirkan 🤣
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
666
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dikirain namanya bakal punya marga. Ternyata enggak. Soalnya dilihat dari sampulnya sih ada bangunan fantasi abad pertengahan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebenarnya sih lebih enak "Gak" daripada "Ga" waktu lihatnya kak
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu hanya menurut aku ya kak
total 1 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Buwung nya ilang 🗿
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Pe and Kob. Keseringan kebaca jadi PeKob :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Saran kak. Supaya lebih enak dibaca harusnya begini "Layar laptopku mulai retak seperti pecahan kaca, padahal sebelumnya belum pernah terjatuh." itu aja sih kak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Gpp kak. Saling berbagi ilmu. Saya juga ilmunya masih dikit ilmunya kak ✌️
Tiga Titik Hitam: ku lupa balas komenmu jir, saranmu oke udah kuliat dinovelmu bg—lumayan serap sedikit ilmu/Smile/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jd keinget salah satu anime yang dimana villain utamanya terlalu op dan kalah sama MC karena karet gelang yg dilempar MC.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Gak usah pake prolog klo malas nulis prolog :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Mulyono /Hammer/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ngomong² soal "Citayam" jadi ke inget "Citampi Story"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dibagian "filem" bukannya lebih enakkan story atau alur ya kak? Nanya aja sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!