NovelToon NovelToon
Hidden

Hidden

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Kontras Takdir
Popularitas:798
Nilai: 5
Nama Author: иⱥиⱥツ

Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.

Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(6) - Pertemuan Ayah dan Anak

"Kamu sungguh menyebalkan!" seru Marigold sembari meninju bahu Spirus. Dia menggembungkan pipinya dan melipat kedua tangannya di depan dada, tampak marah dengan Spirus.

Kedua insan itu entah kenapa sudah berteman dekat, walaupun sama-sama terkurung di ruangan gelap. Mereka sepertinya sedang membahas sesuatu yang lucu, tapi berakhir Marigold kesal terhadap Spirus.

Spirus tertawa lepas. "Lucu sekali. Jangan marah," dia mencubit pelan pipi Marigold. Mereka terasa sangat romantis.

"Aku tidak masalah," kata Marigold. Dia luluh karena Spirus memperlakukan dirinya dengan hangat. "Aku tidak bisa melihat apapun di dalam kegelapan, tapi kamu sangat leluasa, kamu bisa melihat segala sesuatu. Andaikan aku punya kelebihan semacam itu."

Padahal Marigold hanya bercanda, tapi Spirus menanggapinya dengan serius. "Apakah kau mau melihat di dalam kegelapan?"

❤️ 🧡 ❤️ 🧡 ❤️ 🧡 ❤️ 🧡 ❤️ 🧡

Patung tanah liat itu melayang dan berputar di udara, seolah mengamati Frac dari segala arah. Bunyi retakan terdengar dari dirinya, kemudian dari dalam patung itu muncul segumpal cahaya berwarna hijau, seolah membentuk sebuah serpihan jiwa.

Raya memperhatikan dari jauh. Itu… adalah esensi jiwa dari Tuan Imperial? tanyanya di dalam hati. Dia begitu kenal dengan aura dari cahaya hijau tersebut.

Esensi jiwa itu melayang mendekati Frac, kemudian menyentuh dahi pemuda itu. Tubuh Frac tidak bisa bergerak. Pecahan-pecahan mimpi tentang Marigold dan Spirus muncul di dalam kepalanya. Dan, akhirnya Frac tahu kalau pertemuan mereka berdua adalah hal yang disengaja oleh pamannya. Namun, dia lebih tahu kalau perasaan Marigold dan Spirus itu nyata.

Esensi jiwa itu berubah menjadi sosok Spirus yang amat dikenal oleh Frac, dari dalam mimpinya, dan Raya, yang mengenal pria itu semasa hidupnya.

"Kau…." Frac tampak terkejut sekaligus merasa canggung dengan kehadiran Spirus. Dia tidak memiliki koneksi emosional dengan Spirus semasa hidupnya, wajar saja kalau dia merasa sangat jauh darinya.

"Tuan Imperial?" Raya justru seolah merasa sangat dekat dengan esensi jiwa itu. Jika harus jujur, Spirus sudah seperti ayahnya sendiri. Setelah kehilangan kedua orang tuanya dan melarikan diri ke dalam hutan tua ini, Spirus lah yang telah membantu para imigran Elf untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Dia amat menghormati Spirus.

Meskipun hanya esensi jiwa yang tersisa, aura Spirus yang penuh dengan wibawa justru menyelimuti ruangan itu, sebuah refleksi dari seseorang yang pernah hidup sebagai Iblis penguasa wilayah Imperial. Dia menatap tajam ke arah Frac, tapi saat berpaling melihat Raya, pandangannya justru melunak.

"Araya Khavira Lizie, kau tumbuh menjadi seseorang yang cerdas dan cantik sekarang. Apakah kau masih suka menyalahkan dirimu karena sesuatu yang tidak bisa kau mengerti?" tanya Spirus. Walaupun sudah lama meninggalkan dunia, esensi dari jiwanya justru masih menghapal segalanya.

Manik amethyst Raya berkaca-kaca. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Sudah tidak begitu memperdulikannya. Hidup itu siklus, tidak akan berjalan di satu tempat. Ia akan memaksa untuk melangkah maju, tak peduli seberapa tak sukanya kita dengan sebuah keadaan."

"Kau pandai. Kau memahami segala sesuatu dengan cepat, tapi juga mencari makna di dalamnya," puji Spirus. "Aku dan Istriku berharap kau bisa membimbing anak kami, berjalan bersamanya di dalam suka maupun duka."

Raya tersipu malu. Perkataan Spirus terdengar seperti orang tua yang mewakili anaknya untuk meminta pernikahan. "Aku tentu saja akan membantu! Tak perlu sungkan, Tuan Imperial…."

Spirus mengalihkan pandangannya ke arah Frac. "Kau, bocah, aku tahu kau tidak mengenalku, tapi aku juga tidak berharap bahwa kau akan menganggapku. Bagaimanapun juga, aku tidak pernah hadir di sepanjang hidupmu. Tapi, selamat ulang tahun untukmu. Hari ini hari ulang tahunmu dan juga malam pertama kita bertemu," ucapnya. Dia terdiam selama beberapa sebelum melanjutkan, "Darahku mengalir di dalam nadimu. Semua tanggung jawab yang kupikul semasa hidupku juga akan menjadi tanggunganmu ke depannya. Aku minta maaf akan hal itu."

"Kenapa?" tanya Frac. Ada sesuatu di dalam dirinya yang hancur, tapi seolah terlahir kembali. Dia seakan semakin yakin dengan pilihan yang akan dibuatnya.

"Tentu saja karena kau adalah anakku dan Marigold," jawab Spirus. "Aku punya satu permintaan kepadamu, anakku. Aku ingin kau menerima dirimu apa adanya, seperti ibumu yang menerima dirinya dan menerima diriku dalam semua ketidaksempurnaanku."

Tanpa disadari, air mata mengalir membasahi pipi Frac. Kesedihan yang selama ini dipendamnya tumpah begitu saja ketika mendengar permintaan Spirus. "Kau dan ibu tidak pernah hadir di dalam hidupku. Aku selalu menganggap bahwa pamanku adalah ayahku. Aku adalah orang yang paling tersakiti di sini! Atas dasar apa… atas dasar apa kalian dengan mudahnya mengatakan segala hal kepadaku?! Aku tumbuh tanpa merasakan cinta dari seorang ibu! Bahkan setelah semua ini, aku harus menghadapi kenyataan bahwa orang yang aku anggap ayah adalah pamanku, juga musuhku! Aku juga harus menerima bahwa aku adalah hasil uji coba, persilangan antara manusia dan Iblis! Atas dasar apa aku harus mengalami semua ini?! KENAPA HARUS AKU?!"

Spirus tampak sangat tenang, bergeming walau luapan emosi Frac memenuhi ruangan. "Aku juga bertanya hal yang sama sepertimu bertahun-tahun yang lalu. Aku bertanya kenapa aku harus lahir di keluarga Iblis bangsawan. Kenapa harus di Imperial, kenapa harus aku, dan sebagainya. Tapi, kau tahu apa, nak? Itu tidak penting sama sekali. Akhirnya aku menjalaninya dengan sangat santai dan bahagia ketika mengenal ibumu. Itu adalah siklus kehidupan. Kau mungkin lahir dari rencana orang jahat, tapi kau bisa memilih pilihan hidupmu sendiri. Kau tidak perlu menjadi alat orang lain. Jadilah dirimu sendiri."

Spirus melangkah mendekati Frac. Cahaya hijau menyelimuti mereka berdua. "Mungkin takdir seperti melempar dirimu ke dalam jurang, anakku. Maafkan aku dan ibumu yang tidak bisa hidup lebih lama bersamamu, kami sudah sangat berusaha. Kau lahir untuk memilih jalanmu sendiri, ingat itu," ucapnya.

Air mata Frac tidak berhenti mengalir. Dia tidak tahu lagi apa yang harus dikatakan.

Raya sendiri diam mendengarkan semua percakapan dari hati ke hati itu. Dia merasakan semua koneksi antara Frac dan Spirus. Ada perasaan hangat yang mengalir di dalam tubuhnya ketika melihat bahwa hubungan ayah dan anak itu ternyata terikat cukup dalam, walau memang semasa hidup mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengenal satu sama lain secara dekat.

"Aku tidak memiliki banyak waktu," aku Spirus. "Ini hanya esensi jiwaku, tidak ada lagi yang tersisa setelahnya. Aku akan menyusul ibumu, menghilang selamanya, mungkin." Dia tertawa getir. "Hal itu tidak menjadi masalah. Aku sudah melihatmu tumbuh dewasa. Sekarang saatnya menjalani kehidupanmu sendiri. Sekali lagi, selamat ulang tahun. Aku berharap hari ini dan ke depannya kau akan selalu berbahagia."

Esensi jiwa Spirus perlahan-lahan lenyap, tidak menyisakan apa-apa. Frac jatuh berlutut. Kenapa kehidupanku seperti ini?! batinnya marah.

Hidup itu ironis, semua orang tahu itu. Namun, yang benar-benar ingin bangkit dari keterpurukan sangat sedikit. Jadi, apakah Frac akan menjadi salah satu dari bagian kecil itu?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!