Kisah ini berawal dari perjalanan hidup seorang bocah lelaki berumur 6 tahun, asal usulnya diselimuti misteri, ia ditemukan oleh seorang Patriak Klan Tang ketika tengah menjalankan tugas dari kerajaan Zhou yang sedang mengalami krisis akibat serangan ras iblis yang ingin menguasai dunia manusia .
Dalam menjalankan misinya , tanpa sengaja ia menemukan seorang bocah yang hampir tewas di tangan para iblis. Mereka ingin menjadikan bocah itu sebagai tumbal persembahan untuk membangkitkan kaisar iblis yang kuat Tampa tanding.
Berkat bantuan Dewa kehidupan, bocah itu selamat dari kematian, ia di ketemukan oleh patriak Tang , namun kesengsaraan dalam hidupnya tak kunjung berakhir, ia terus saja diselimuti kedukaan.
Apakah ia sanggup bertahan dalam menjalani hidup... ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marco Hry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mempermalukan Patriak Liu
"Patriak Liu apa yang kau katakan, coba lihat hasilnya." Ucapan menejer toko membuat Patriak Liu sadar ia menatap apa yang di katakan menejer itu.
Ketika ia melihat alangkah kagetnya ia ternyata yang patah itu pedangnya sendiri bukan pedang bocah itu , ia langsung terkejut dan tak percaya .
"Tidak mungkin..pedangku , ini... tak mungkin, kenapa pedangku bisa patah ?" Teriak Patriak Liu dengan ling lung, ia tampak seperti orang gila, menatap pedang kesayangannya yang sudah menjadi buntung.
"Pemenangnya adalah Tang San . " menejer toko itu memberikan 1000 koin emas kepada Tang San dan menyerahkan kembali pedang jelek dan karatan itu kepadanya , sebenarnya ia enggan mengembalikan setelah tau kehebatan pedang itu, tapi ia tak ingin orang beranggapan buruk tentangnya.
Tang San membawa ayahnya cepat pergi dari toko, setelah masuk kedalam kereta ia meminta kusir untuk kembali ke klan Tang, di perjalanan ayahnya masih terdiam , sepertinya ia masih mengingat kejadian itu , ia tak percaya apa yang di lakukan Tang San hari ini, begitu banyak mengagetkan dirinya .
"Ayah kenapa diam saja , bukannya kita sudah menang , ambilah uang ini untuk ayah, uang ini terlalu banyak untuk San'er." Ia menyerahkan kantong uang itu kepada Tan Zun .
"Tidak nak , itu uangmu ayah tak ingin menerimanya , simpanlah mana tau kapan kapan kau memerlukannya .
"Tapi ayah, San'er sudah mendapatkan pedang ini , itu sudah lebih dari cukup.
"Simpanlah.. ayah tak menginginkannya."
"Baiklah kau begitu , San'er akan menyimpannya, ayah apakah tak membeli sesuatu untuk ibu, mumpung kita di luar." Tatap Tang San ke wajah ayahnya .
"Berhenti paman ." Ucap Tang San kepada kusir ketika ia melihat toko perhiasan.
"San'er apa yang ingin kau lakukan nak .?" Tang Zun tampak bingung .
"Aku ingin membeli perhiasan untuk ibu." Ucap Tang San tersenyum .
Terlihat Tang Zun tersenyum canggung ia sebagai suami tak pernah membelikan istrinya perhiasan , tapi anak angkatnya begitu peduli kepada ibu angkatnya itu.
"Baiklah , ayah akan menemanimu, takutnya kau malah di tipu oleh penjual perhiasan itu, karna kau masih terlalu muda membeli barang barang seperti itu .
"Terimakasih ayah." Tang San tersenyum senang karena Tan Zun mau menemani.
Mereka memasuki toko perhiasan itu. Seorang pelayan wanita menyambutnya dengan ranah.
"Selamat datang tuan ."
"Boleh saya melihat lihat dulu Nona, aku ingin membeli perhiasan yang cocok untuk ibuku." Tang San melirik gadis itu sambil tersenyum .
"Oh silahkan tuan muda."
Tang San memindai seluruh tempat itu , ia menatap satu persatu hiasan yang terpajang di etalase toko .
Tatapannya tertuju pada sebuah kalung yang memancarkan aura yang menenangkan, namun ia agak kecewa ketika melihat bentuknya agak buram dan terkesan lusuh, ia juga melihat gelang yang sepadan dengan kalung jelek itu .
"Nona berapa harga kalung dan gelang ini . " Tunjuk Tang San ke kedua perhiasan yang kusam itu.
"Oh itu ya ... Apakah kau tak memilih yang lain saja.?"
"San'er betul kata nona itu kenapa kau memilih yang itu untuk ibumu, apakah ia mau memakai barang jelek itu .
"Tidak ayah .. San'er mau yang itu , itu sangat cocok dengan ibu ." Mendengar itu patriak Tang Zun tampak dongkol dengan pilihan Tang San, apa anak itu buta , pikirnya dalam hati kesal, namun ia mendiamkannya saja, karna yang membeli perhiasan itu adalah Tang San bukan dirinya .
"Berapa harganya .?"
"Itu murah tuan muda , hanya 100 koin emas.?"
"Apakah masih bisa kurang , aku menginginkan 80 koin emas , jika kau memberikannya aku akan langsung membayarnya , jika tidak aku akan pergi mencari toko yang lain ." Ucap Tang San tersenyum .
"Eh .. baiklah tuan, aku setuju.. tuan bisa dapat harga segitu." Ucap gadis itu cemas ketika melihat Tang san dan ayahnya hendak pergi.
Melihat Tang San tak jadi membeli , patriak Tang Zun tampak senang , tapi senyumnya terhenti ketika pelayan itu memanggil mereka, dan menyetujui tawaran putranya .
Tang San membayar sesuai harga tang di pintanya , setelah selesai.. ia beranjak meninggalkan toko kembali ke klan Xion .
"Di perjalanan Tang Zun hanya terdiam saja , ia memikirkan bagai mana tanggapan istrinya setelah menerima perhiasan jelek dari Tang San, tapi walaupun jelek anak itu mau memberikan hadiah kepada istrinya , sedangkan ia tak pernah sama sekali .
Sesampainya di kediamannya , Tang San dan ayahnya menemui ibunya, kebetulan sekali Tang Mulan tengah berada di taman , ia tersenyum ketika melihat dua sosok yang disayanginya itu.
"Salam ibu " Tang San memeluk ibunya .
"Apakah kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan nak.?"
"Sudah ibu , aku juga dapat pedang dari ayah ." Ia memperlihatkan pedang jelek dan usang itu , tatapan Tang Mulan langsung beralih ke suaminya setelah melihat pedang karatan itu .
"Suamiku kenapa kau membelikan pedang jelek karatan itu kepada pada anakmu .?" Tatap Tang Mulan sedih .
"Bukan aku , tapi dia yang menginginkan pedang itu , aku sudah mencoba menasehatinya , tapi ia bersikeras memilih itu .
"Ayah ibu .. jangan bertengkar, memang aku yang menginginkan ini . Jadi ibu... jangan salahkan ayah, aku juga ada hadiah untuk ibu .?"
Mendengar itu Tang Zun tampak cemas, apa yang akan terjadi jika istrinya melihat perhiasan jelek itu, ia memberi kode kepada Tang San agar tak memberikan perhiasan jelek itu , namun terlambat Tang San sudah memberikannya .
"Terimalah ibu hadiah dariku untuk ibu." Mendengar itu Tang Mulan tampak terharu , ternyata anak angkatnya lebih perhatian kepadanya di banding suaminya, ia membuka bungkusan itu , sementara itu jantung Tan Zun terasa berdebar kencang, apa reaksi istrinya setelah melihat kalung jelek itu.
Ketika di buka , Tang Mulan tampak terharu, ia menitikkan air mata , walaupun perhiasan itu jelek tapi ia bersyukur karena Tang San begitu perhatian kepadanya di banding suami dan anak kandungnya yang tak perhatian padanya sama sekali .
Ia memeluk Tang San dengan senang , tak lupa mengucapkan terimakasih , ia juga berpikir mungkin selera anak ya itu memang jelek , contohnya pedang yang ia pilih juga jelek , ia tetap tersenyum memikirkan hal itu .
"Ibu..coba ibu ikat dulu kalung dan gelang giok itu , teteskan darah ibu ke atasnya .
"Apa maksudmu San'er .?" Tampak wajah Tang Mulan menatap dengan bingung, begitu juga dengan Tang Zun .
"teteskan saja... nanti ibu akan tau sendiri ,"
Tak ingin anaknya kecewa , ia terpaksa meneteskan darah ke kalung dan gelang giok itu, setelah meneteskan darahnya, Tang Mulan tampak terkejut setelah melihat kedua perhiasan itu menyerap darahnya lalu bersinar terang hingga menyilaukan mata, Tang Zun tampak kaget, setelah sinar itu hilang kalung itu terpasang di leher Tang Mulan , begitu juga dengan gelang giok.
Namun ada yang membuatnya mereka kaget terutama Tan Zun yang menatap istrinya dengan terpukau .
pembalasan tang
shat slalu..