NovelToon NovelToon
Kultivasi X

Kultivasi X

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Muzu

Sebagai seorang putra mahkota Kekaisaran Tang, sudah selayaknya Tang Xie Fu meneruskan estafet kepemimpinan dari ibunya, Ratu Tang Xie Juan.

Namun takdir tidak berpihak kepadanya. Pada hari ulang tahun dan penobatannya sebagai seorang kaisar, terjadi kudeta yang dipimpin oleh seorang jenderal istana. Keluarga besarnya tewas, ibunya dieksekusi mati, dan kultivasinya dihancurkan.

Dengan cara apa Tang Xie Fu membalaskan dendamnya?
Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meninggalkan Hutan

“Bocah, terimalah nasibmu!” Setelah berucap, si pria bertubuh tinggi besar itu melangkah maju dan melayangkan pukulan keras, tetapi Xie Fu dengan cepat menghindarinya. Kemudian, keempat penjahat yang telah menunggu secara serentak menyerangnya. Kali ini Xie Fu tidak bisa lagi menghindar. Mereka mengeroyoknya dengan beringas hingga tubuhnya menjadi samsak hidup yang tak berdaya.

Sesekali Xie Fu melakukan perlawan dengan melayangkan pukulan, tetapi serangannya selalu saja mengenai udara kosong. Sebaliknya, Ia terus dipukuli dan ditendang dari berbagai arah hingga membuatnya sempoyongan ke sana kemari. Kendati kewalahan, Xie Fu masih bisa bertahan walau dipenuhi banyak luka.

“Anak ini ... kuat juga,” gumam pria bertubuh kekar yang sedari tadi melancarkan tendangan beruntun ke arah perut dan punggung Xie Fu.

“Ha-ha! Menarik. Mari kita lihat sampai kapan dia bisa bertahan,” sahut pria bertubuh jangkung terlihat makin bersemangat.

Kelima penjahat itu kini mulai serius. Tanpa basa-basi lagi mereka segera mengerahkan energi spiritual untuk memperkuat kekuatan fisiknya. Seberkas cahaya terpancar dari tubuh mereka sebelum melesat serempak, menerjang Xie Fu dengan hantaman keras.

Tubuh Xie Fu terpental menabrak batang pohon besar hingga pohon itu bergetar menumbangkan dedaunan. Ia ambruk seketika. Tampak dari mulutnya meneteskan darah segar. Kelima orang yang melihatnya tak berdaya langsung menghentikan serangan. Mereka kemudian berjalan menghampirinya.

“Aku benar-benar bisa mati konyol di tangan mereka,” gumam Xie Fu sembari terbatuk keras. Darah kembali muncrat dari bibirnya.

Dengan tubuh gemetar, ia perlahan bangkit seraya menatap tajam kelima penjahat yang masih menyeringai mendekatinya.

Sejurus kemudian, Xie Fu mengangkat kedua tangannya. Jari-jarinya mulai membentuk pola rumit di udara.

“Hei, hei! Apa yang dia lakukan?” seru pria bertubuh besar langsung menghentikan langkah.

“Terlihat seperti seorang penyihir,” sahut temannya dengan nada mengejek, lalu mereka semua tertawa terbahak-bahak.

Seketika tawa mereka membeku saat cahaya muncul di kening Xie Fu. Detik berikutnya, aura luar biasa meledak dari tubuh Xie Fu, menyapu udara dengan tekanan dahsyat. Tanpa sempat menghindar, kelima penjahat itu terpental ke belakang dan langsung memuntahkan darah segar.

“Ti … tidak mungkin!” racau salah satu dari mereka merasa tidak yakin.

Mereka kembali bangkit dengan kondisi tubuh yang lemah dan kehilangan energi spiritual. Tampaknya ketika aura dari elemen bumi terpancar, energi spiritual mereka terserap habis. Kelimanya saling menatap bingung.

Xie Fu melangkah perlahan, mendekati para penjahat sambil meregangkan otot-ototnya persis seperti yang mereka lakukan sebelum mengeroyoknya.

“Aku kalah pada babak pertama,” kata Xie Fu tenang, “sekarang giliranku menyamakan kedudukan. Bersiaplah.”

Sebelum kalimatnya pudar, Xie Fu melayangkan tendangan kaki kiri yang melesat cepat ke dada si penjahat paling besar.

Bug!

Pria tersebut terlempar bak daun kering diterpa angin kencang, menabrak sebuah pohon hingga merobohkannya. Sontak saja kejadian itu membuat keempat pria yang melihatnya bergidik ngeri, lalu serentak mereka bersimpuh di hadapan Xie Fu.

“Tuan Muda, mohon ampuni kami!” ujar mereka sambil berlutut, berharap sang pemuda mau memaafkan.

Xie Fu menatap keempatnya secara bergantian. Kemudian sebuah senyum lembut terukir di bibirnya. “Baiklah,” ucapnya mengabulkan.

Keempat penjahat itu bernapas lega, lalu perlahan berdiri sambil menyunggingkan senyum gembira seakan masalah yang dihadapi mereka tengah usai.

“Kesalahan memang dapat dimaafkan,” ujar Xie Fu tenang, “tapi hukum harus tetap ditegakkan.”

“Ma … maksudnya, Tuan Muda?” tanya salah satu dari mereka tampak gelisah.

Bug! Bug! Bug! Bug!

Sebelum sempat menyadari apa yang terjadi, Xie Fu telah lebih dulu melayangkan tendangan cepat ke tubuh keempatnya hingga terpelanting menabrak pepohonan, dan mereka pun tewas seketika.

Kekaguman terpancar di wajah Xie Fu yang berhasil menghukum para penjahat dengan kaki kirinya yang palsu. Diusap kaki kirinya dengan lembut sebelum akhirnya ia melanjutkan kembali perjalanannya yang tertunda.

Tampak cahaya matahari masih bergelayut di sela-sela ranting dan dedaunan. Perlahan, sang surya bergulir ke peraduannya, dan gelap pun merambat mengiringi langkah kaki sang pangeran yang berjalan di bawah tegaknya pohon-pohon yang berbaris.

Samar-samar terlihat cahaya dari kejauhan, tanda perjalanannya di hutan akan segera berakhir. Xie Fu mempercepat langkah hingga kedua kakinya berhenti di area taman yang menjadi batas wilayah hutan.

“Sepertinya aku sudah sampai di Kota Xiujing?” katanya lirih, bergumam pada desir angin malam yang terus menerpa wajahnya.

Xie Fu terus melangkah sampai di gerbang kota, dan disambut oleh dua penjaga yang langsung menjulurkan ujung tombak ke arahnya.

“Siapa kau dan dari mana asalmu?” tanya tegas seorang penjaga berwajah garang.

Xie Fu bingung bagaimana ia menjawabnya. Ingin berkata jujur, tetapi khawatir identitasnya membuat para penjaga menangkapnya. Berkata bohong pun tak lebih baik dari jujur, lantas ia pun menjawab, “Aku Xie Fu dari Kekaisaran Tang.”

Kedua penjaga saling tatap dengan menaikkan alis. Mereka tampak heran mendengarnya, lalu, orang yang bertanya tadi memperhatikan Xie Fu dari atas ke bawah sambil menganggukkan kepala setelah melihat pakaian yang dikenakan si pemuda di depannya.

“Kau sepertinya terlalu lama tinggal di hutan. Kekaisaran Tang sudah berganti menjadi Kekaisaran Li sejak lima tahun yang lalu,” ujarnya.

“Betulkah?” Xie Fu bertanya heran.

“Apa kau tidak pernah bertemu orang selama di hutan?” tanya balik si penjaga yang lebih heran.

Xie Fu termenung memikirkannya. Tinggal selama lima tahun di hutan begitu tidak masuk akal baginya, tetapi hal itu justru baik untuk membuat Xie Fu bisa bebas berada di mana pun tanpa harus khawatir akan ada yang mengenali identitasnya. Ia kemudian berkata, “Selama di hutan, aku hanya bertemu hewan. Aku bahkan baru keluar hutan hari ini. Lalu, di manakah aku sekarang?”

“Kau berada di Kota Xiujing Kekaisaran Xiao,” jawab seorang penjaga.

“Bolehkah aku masuk?”

“Tentu saja boleh, tetapi harus ada jaminan yang kau berikan kepada kami.”

Tentu saja Xie Fu tahu yang dimaksud kedua penjaga. Setiap memasuki kota, para pelancong harus menunjukkan identitas diri dan sedikit memberikan upah kepada para penjaga kota. Akan tetapi, ia tidak membawa barang apa pun setelah dilemparkan oleh murid-murid sekte. Maka dari itu, ia tidak ingin memaksakan diri masuk ke dalam area kota.

“Maaf, aku tidak punya apa-apa,” ucapnya lirih, lalu berbalik pergi meninggalkan keduanya.

Xie Fu kembali ke taman dan merebahkan diri di atas rerumputan sambil menatap langit.  “Sebaiknya aku istirahat di sini saja, siapa tahu besok ada seseorang yang dapat membantuku memasuki kota,” gumamnya.

Suasana taman yang tenang, membawa Xie Fu kembali ke masa ia masih menjadi seorang pangeran. Meskipun ia dijuluki sebagai genius kultivator, tetapi sebagian besar waktunya ia habiskan dengan melahap tumpukan buku di perpustakaan istana daripada berlatih menjadi seorang kultivator. Ibunya sangat protektif kepadanya. Maka dari itu, ia jarang sekali meninggalkan istana karena ia merupakan anak semata wayang dari sang ratu. Sementara ayahnya tidak pernah sekalipun ia mengetahui asal usulnya.

Namun, sebanyak apa pun buku yang telah ditamatkannya, pelajaran yang paling berharga justru didapatkannya pada saat ini. Pengalaman selalu menjadi guru yang baik.

1
〈⎳ FT. Zira
enak ya kalo gini.. gak perlu keluar duit buat beli baju/Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira: itu sih shopeee/Facepalm/
〈⎳ 故事結束: ga harus nunggu diskon tanggal kembar juga 😁
total 2 replies
Zainal Tyre
ceritax ancur pembacax kabur hadeh
〈⎳ FT. Zira
cara membangun suasanan yg bgini ini gimnaa caranyaa??
〈⎳ 故事結束: iya nanti diajarin
〈⎳ FT. Zira: huum.. ajarin

di sini pun tetep typo😮‍💨😮‍💨
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
berawal dari lamunan indah berubah jadi kenyataan yg ditolak mentah🤧🤧
〈⎳ 故事結束: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
〈⎳ FT. Zira: gakk/Curse//Curse/.. itu ditujukan untuk Ji Ruyan
total 3 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
🧐🧐🧐🧐🧐
〈⎳ 故事結束: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
aduhh.. nama namanya ../Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
pangerang???
〈⎳ 故事結束: huum 😁😁😁
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: hooh, robotpun bisa salah kok./Facepalm/
total 5 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
mana xie fu sih... knp mendadak raib dia???
〈⎳ 故事結束: yoi 😁😁😁
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: iya sih, dia kan netral
total 5 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
dentian itu apa thor? sama itu meridian... istilah apa itu?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ooohhh... tak tahu pun.../Facepalm/
〈⎳ 故事結束: Dantian itu Lautan Qi seorang kultivator. Digunakan sebagai pusat kumpulan energi

Meridian itu jaringan dalam tubuh yang dilalui aliran qi
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
awas ya Thor, jgn salah nulis jadi Jirayut/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ibu bacanya Guanlin /Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ooooh./Facepalm/
〈⎳ 故事結束: itu udah kusebut, cupatkai si bayi, wucheng, sama gurunya tong samchong
total 8 replies
〈⎳ FT. Zira
perasaan tiap ada bab up, notifnya gak nongol,, padahal udah subcribe😮‍💨😮‍💨.
〈⎳ FT. Zira: perlu cek tiap hari kalo gini..
〈⎳ 故事結束: Aku lg ngejar bab berikutnya nih.
total 2 replies
〈⎳ FT. Zira
aku suka kalimat ini.. 🥰
〈⎳ FT. Zira: wehh.. makasih bang.. nunggu momennya dulu
〈⎳ 故事結束: boleh dong
total 4 replies
Hawkeye
kultivasi itikurih
Hawkeye
berlian tdk mungkin berubah jd kerikil meski berada di kubangan lmpur sekalipn. begtupula dgn sampah mau trbungks kain berlapiskan emas sekalipn sampah ttaplah sampah
〈⎳ 故事結束: Yes betul
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
mengapa kau terus menghindar?/Facepalm//Facepalm/ ya iya lah.. masa di serang harus pasrah gitu? logikanya kan melindungi diri atau menyelamatkan diri.

jawab gitu si Fan ini tambah ngamuk/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: emosi di gedein, ngremehin dijadiin hobi, berakhir kalah. malu gak tuh😏
〈⎳ 故事結束: Hahaha betul. Dia udah terlanjur emosi, jadinya pengen lawannya tuh udah diem aja gitu 🤣
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
lanjut
〈⎳ 故事結束: Laksanakan!
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
lah kirain xiao zhau itu cowok... alamak.. /Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ok....
〈⎳ 故事結束: Xiao Zhao, Bun. 😁
total 4 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
apa dia Xie Fu?
〈⎳ 故事結束: hehehe 😁
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: jd semangat klo komen direspon itu/Facepalm/
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
kyknya bukann cuma di alam dewa aja deh yg model gini.. mungkin 80% manusia punya tabiat gitu🤧🤧
〈⎳ FT. Zira: huum.. definisi kejujuran mahal harganya
〈⎳ 故事結束: Betul, Ka. Orang² lebih takut kehilangan posisi daripada kejujuran
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!