Kultivasi X
Tang Xie Fu memasuki aula istana dengan penampilan yang menawan. Mengenakan jubah perak dengan ornamen keemasan menegaskan kharisma dirinya sebagai seorang pangeran. Tampan dan berwibawa.
Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-17. Ia akan didaulat menjadi seorang kaisar menggantikan Ratu Tang Xie Juan, ibunya yang telah memimpin lebih dari seabad lamanya.
Berbagai tamu undangan yang terdiri dari perwakilan kerajaan, sekte-sekte besar, dan klan bangsawan di wilayah Kekaisaran Tang telah datang menghadiri undangan.
"Salam, Ibunda," ucap Pangeran begitu sampai di depan sang ratu.
Ratu Juan mengecup lembut pipi putra semata wayangnya itu dan berkata, "Selamat ulang tahun, Fu'er. Bersiaplah untuk menjadi kaisar!"
"Terima kasih, Ibu," balas Xie Fu yang sedari tadi memperhatikan kecemasan yang tercermin dari sorot mata ibunya.
"Mengapa Ibu terlihat tidak tenang?" imbuhnya bertanya.
Ratu Juan tersenyum dan sesekali arah pandangnya tertuju pada tamu undangan. Entah apa yang membuat sang ratu begitu cemas? Xie Fu akhirnya mengikuti arah pandang sang ibu, memperhatikan para tamu yang hadir pada hari penobatannya menjadi kaisar. Ia terperanjat ketika sapuan matanya tidak menemukan keberadaan keluarga besar Klan Tang di aula istana.
"Ibu, di mana saudara-saudara kita? Tidak ada seorang pun dari mereka yang hadir. Apakah mereka tidak berkenan dengan penobatanku menjadi kaisar? Jika itu masalahnya, mohon Ibu untuk mempertimbangkannya!"
Lontaran pertanyaan dari Pangeran Xie Fu membuat kecemasan sang ratu akhirnya tersembul. Ia alihkan pandangan ke arah seorang pria berpakaian zirah yang berdiri tak jauh dari barisan para menteri.
"Jenderal Li, kenapa tidak ada satu pun keluarga besar istana yang hadir?" Tertaut ujung alis sang ratu ketika mempertanyakannya.
"Yang Mulia, keluarga besar istana sebentar lagi akan tiba. Mohon Yang Mulia bisa sabar menunggunya," sahut sang jenderal dengan lugas.
"Baik kalau begitu," timpal sang ratu mulai merasa lega.
Sorot mata Jenderal Li yang tidak biasa, tertangkap oleh Pangeran Xie Fu yang sedari tadi memperhatikannya.
"Ibu, tatapan Jenderal Li seperti sedang menyembunyikan sesuatu," ucap sang pangeran memberi tahu.
"Ya ..., Ibu sudah menduganya." Ratu Juan mengulas senyum untuk menenangkan kecurigaan sang anak. "Sebaiknya kita abaikan dahulu prasangka itu."
"Baik, Ibu," timpal Pangeran seraya mengangguk pelan.
Tak berselang lama, para prajurit tiba dengan membawa banyak hadiah dan menempatkannya di tengah aula. Namun, para prajurit tidak melaporkan dari mana hadiah itu berasal. Mereka hanya menjura dan langsung meninggalkan aula.
Kecemasan yang baru saja teredam, kini mencuat kembali. Ratu Juan menoleh ke arah sang jenderal dan bertanya, "Jenderal Li, mengapa tidak ada laporan dari mana hadiah itu berasal? Bukankah setiap hadiah yang datang selalu disebutkan asalnya?"
Jenderal Li menjura, tertawa, lalu berjalan ke arah hadiah yang tertumpuk di lantai aula. Semua tamu yang hadir berdiri dengan antusias. Lagi-lagi Pangeran Xie Fu menangkap adanya kejanggalan.
"Bu, apakah ada konspirasi di istana?" tanya Xie Fu membisiki ibunya.
Sang ratu menjadi gugup mendengarnya. Untuk sekarang, ia abaikan ucapan putranya itu. Fokusnya masih tertuju ke punggung sang jenderal yang melangkah ke arah tumpukan hadiah.
"Yang Mulia, hadiah ini adalah kejutan yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang sejarah kekaisaran," kata Jenderal Li yang di tangannya ia genggam satu kotak hadiah.
"Bukalah!" titah sang ratu.
"Baik, Yang Mulia," sahut Jenderal Li lalu membukanya.
Begitu dibuka, terlihatlah kepala salah seorang keluarga istana. Ratu Juan dan Pangeran Xie Fu terpana melihatnya, tetapi tidak dengan para tamu yang hadir di istana.
"Kakek Zhen!" Pangeran Xie Fu menghambur ke arah Jenderal Li yang tengah memegang kepala seorang keluarga istana lalu merebutnya.
"Ka ... Kakek Zhen." Suara Pangeran Xie Fu tercekat di tenggorokan. Ia tatap sang jenderal dengan amarah yang membara.
"Apakah kotak hadiah lainnya merupakan kepala dari keluarga besar istana?" tanya Pangeran Xie Fu sambil mencekik leher Jenderal Li.
Jenderal Li menghentak tangan Pangeran lalu menjawab, "Ya ... kau bisa membukanya sendiri." Tawa keras sang jenderal menggema di aula istana, disusul oleh para tamu yang menyerukan pergantian kekuasaan.
Xie Fu bergeming. Ia tidak menyangka akan terjadi kudeta pada saat dirinya akan didaulat menjadi kaisar.
"Bocah, kau jangan bermimpi untuk menjadi kaisar. Kau hanyalah sampah!" Kembali semua tamu istana tertawa.
"Ba ... bagaimana bisa semua ini terjadi?" gumam sang pangeran masih tak habis pikir.
Ia kemudian membuka satu per satu kotak di dekatnya. Tercekat kedua matanya mendapati semua kotak yang dibukanya berisi kepala dari keluarga istana.
"Apa maksud semua ini, Jenderal Li?" tanya Xie Fu dengan begitu geram.
"Fu'er ...!" pekik sang ibu yang berdiri di singgasana.
Xie Fu menoleh dan tercenung melihat seorang pengawal memenggal kepala ibunya dengan sekali tebasan.
"Ibu ...!" Xie Fu berlari ke arah ibunya, tetapi sang jenderal tidak membiarkannya. Ia tendang punggung Pangeran dengan keras hingga tersungkur jatuh, lalu menginjak kepalanya.
Jenderal Li menghunus pedang dari sarungnya dan diarahkan tepat ke leher sang pangeran di bawahnya.
"Selamat tinggal generasi terakhir Klan Tang!" ucapnya sambil bersiap untuk menyayat leher.
"Tunggu!" Seorang tetua sekte berkelebat mendekati.
"Ada apa, Tetua Zhao?" Sang jenderal tampak tidak senang eksekusinya diganggu.
"Kita tidak bisa sepenuhnya membinasakan Klan Tang," ujar si tetua.
"Jika dibiarkan hidup, anak ini akan menjadi monster di masa depan." Jenderal Li bersikukuh untuk mengeksekusinya.
"Kau tenang saja. Semua itu tidak akan terjadi." Tetua Zhao menyeringai dingin.
"Apa maksudnya, Tetua?"
"Aku akan menghancurkan kultivasinya dan membuatnya cacat seumur hidup. Bukankah itu cukup?"
"Kau memang bijaksana, Tetua Zhao." Jenderal Li kemudian melepaskan Pangeran Xie Fu dan menyerahkannya kepada Tetua Zhao.
Tetua Zhao membalikkan tubuh Xie Fu; merusak dantian; menghancurkan kultivasi; melumpuhkan meridian; terakhir mencabut garis keturunan.
Jerit pilu menggema di aula istana. Pangeran Xie Fu kini tak ubahnya hanyalah seonggok sampah yang tidak memiliki masa depan. Ia tergeletak tanpa bisa bersuara, hanya terdengar suara napasnya yang berat dengan tatapan menyalang penuh dendam.
Pesta istana dilanjutkan di tengah penderitaan sang pangeran yang menjadi satu-satunya generasi Klan Tang yang tersisa. Ia dibiarkan tergeletak bersama belasan kepala tanpa tubuh.
Kebencian dari semua orang di istana ditumpahkan padanya. Ia terus diludahi dan dinjak-injak oleh setiap orang yang sengaja menghampirinya.
"Tidak ada satu pun dari kalian yang akan kubiarkan hidup!" ucap batin Pangeran Xie Fu bertekad.
Proses peralihan kekuasaan telah selesai di tengah pesta kemenangan para pemberontak yang melakukan kudeta. Jenderal Li kini didaulat menjadi kaisar menggantikan Ratu Tang Xie Juan yang dieksekusi sebelumnya.
"Masa kegelapan telah berakhir, dan kita akan memasuki era baru yang gemilang. Sampaikan sumpah setia kepada dinasti baru!" seru Jenderal Li pada pidato pertamanya sebagai seorang kaisar. Tatapannya beredar ke semua orang yang hadir. Orang-orang yang selama ini membantunya mengambil alih tombak kepemimpinan dari Ratu Tang Xie Juan.
"Hidup, Kaisar! Hidup era baru!" Yel-yel terus diteriakkan di dalam istana.
Sang kaisar mengisyaratkan semua orang untuk diam, lalu pandangannya tertuju ke arah Pangeran Xie Fu yang tergeletak di tengah aula.
"Seret dia dan tubuh ibunya ke lubang pembuangan mayat!" titah Jenderal Li kepada para prajurit istana.
Xie Fu dan tubuh ibunya yang tanpa kepala diseret ke tempat pembuangan mayat yang berada di bangunan paling belakang istana. Sementara kepala sang ratu masih digenggam oleh Kaisar Li sebagai simbol kemenangan.
"Ibu," ucap Xie Fu sebelum dirinya dilempar oleh para prajurit ke lubang pembuangan mayat bersama jasad ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Tͩeͤaͮrͥsᷝ✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎
ada yang gak beres,, ratu lebih dulu datang dari pada anggota keluarga yang lainnya 🧐🧐
2025-06-01
1
YuniSetyowati 1999
Wah jangan2 itu adalah kepala seluruh keluarga Tang yg dijadikan hadiah 🤔
2025-06-01
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Tͩeͤaͮrͥsᷝ✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎
penasaran, gak mungkin pangeran fu berakhir seperti ini kan🥺
mana ganteng lagi 😭😆😆
2025-06-01
1