NovelToon NovelToon
Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa / Pembaca Pikiran / Balas dendam pengganti
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 – Bukan Lagi Permaisuri Gendut yang Lemah

Cahaya pagi menembus jendela kamar Fa Niangli, menari-nari di tirai tipis yang menjuntai anggun. Burung-burung kecil berkicau di taman belakang istana, tapi suara itu tidak menenangkan hati para pelayan yang tengah bersiap-siap di dapur kecil dekat paviliun permaisuri.

“Dia masih hidup?” bisik salah satu pelayan sambil merapikan nampan sarapan.

“Katanya begitu. Tapi mungkin cuma bertahan beberapa hari lagi. Racun dari Selir Hua tak pernah gagal.” ujar pelayan lain

“Hush! Jangan terlalu keras. Kalau Yuyu dengar, bisa dipelototin seharian.” pelayan satu lagi me peringati

Yuyu, pelayan setia Fa Niangli, lewat sambil membawa air rebusan bunga anggrek biru. Wajahnya serius seperti biasa, tapi kalau diperhatikan baik-baik, matanya berbinar sedikit berbeda. Ada cahaya harapan yang tak tampak sebelumnya.

Di dalam kamar utama, Fa Niangli sedang duduk di depan cermin perunggu. Tangannya memainkan anting besar di telinganya aksesoris mencolok yang dulu membuatnya tampak lebih gemuk dari seharusnya. Kini, dengan mata tajam Fuan yang menghuni tubuh itu, ia menyadari satu hal: dirinya bisa jauh lebih cantik dari ini.

“Yuyu,” panggilnya dengan nada tenang.

Gadis itu segera masuk. “Ya, Permaisuri?”

“Mulai hari ini, singkirkan semua perhiasan berat. Tak ada lagi anting sebesar piring, tak ada jepit rambut yang seperti pagar kerajaan. Aku bukan rumah ibadah.” ujar Fa Niangli

Yuyu menahan senyum. “Baik, Permaisuri.”

Fa Niangli berdiri. Gaun tidurnya longgar, dan ia menyadari… tubuh ini mulai berubah. Malam tadi, ia sempat melakukan meditasi singkat refleks dari kehidupan lamanya sebagai jenderal. Tanpa sadar, ia menyerap energi spiritual dari udara. Tidak banyak, tapi cukup untuk membakar lemak dan mengaktifkan aliran qi dasar dalam tubuh ini.

“Bagaimana reaksi mereka?” tanyanya sambil meraih jubah tipis biru muda dari gantungan.

Yuyu mengangkat alis. “Mereka?”

“Mereka yang berharap aku mati. Para selir, para pelayan… dan tentu saja, suamiku yang tercinta.” jawab Fa Niangli

Yuyu tersenyum miring. “Selir Hua bilang padaku bahwa istana ini siap mengadakan upacara pemakaman hari ini.”

Fa Niangli menghela napas pelan, lalu menoleh. “Bagus. Kita beri mereka kejutan.”

Pagi itu, suasana aula makan istana ketiga sunyi. Selir Hua duduk anggun di sisi kiri meja utama. Gaun merah darahnya menyapu lantai, dan rambutnya ditata tinggi seperti gunung yang hendak runtuh.

Ia tersenyum manis, pura-pura bersedih, sambil menyesap sup rebung dengan lembut.

“Sayang sekali, Permaisuri tak bisa bergabung pagi ini,” katanya dengan nada manis menusuk. “Mungkin racun—eh, maksudku, penyakit—yang dideritanya terlalu berat.”

Beberapa selir lain terkikik pelan, menutupi mulut dengan tangan.

Tiba-tiba…

“Permisi.” suara itu terdengar dari depan pintu

Semua kepala menoleh.

Seorang wanita melangkah masuk ke aula. Rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai alami, hanya dijepit dengan penjepit kecil giok biru pucat. Gaun sederhananya membalut tubuh yang… tidak lagi bulat. Lebih ramping. Lebih… hidup.

Fa Niangli.

Selir Hua nyaris tersedak.

Selir-selir lain menahan napas.

Pangeran Ketiga yang baru datang dari sisi kanan aula menatap dengan kening berkerut. “Kau…”

Fa Niangli tersenyum tipis. “Pangeran Ketiga, selamat pagi. Maaf, tempat ini tampaknya telah berubah menjadi ruang duka. Aku hampir saja merasa mati sungguhan.”

Ketegangan membeku di udara.

Pangeran Ketiga Chang Rui berusaha mengontrol ekspresi. Ia belum pernah benar-benar memperhatikan istrinya. Baginya, Fa Niangli hanya alat politik, wanita gemuk yang membosankan dan tidak bisa kultivasi.

Tapi wanita di hadapannya sekarang… benar-benar berbeda. Tatapannya tajam, langkahnya ringan, bahkan nada bicaranya penuh kepercayaan diri yang menusuk.

“Bukankah kau sakit parah?” tanya Chang Rui datar.

“Aku? Sakit?” Fa Niangli tertawa lembut. “Ah, aku hanya tidur agak nyenyak malam itu. Mimpi indah. Sepertinya aku bertemu dewa kematian, tapi dia bilang aku terlalu keras kepala untuk mati.”

Selir Hua menggertakkan gigi.

“Dan kamu…” Fa Niangli meliriknya, suaranya mendadak dingin. “Hati-hati saat menyuguhkan teh malam untukku. Kali berikutnya, racunmu akan ku jadikan masker wajah agar kulitku makin cerah.”

Selir Hua tersentak, tapi tak bisa membalas.

Pangeran Ketiga berdiri. “Cukup. Jaga lidahmu, Fa Niangli.”

Fa Niangli menoleh padanya. “Aku menjaganya baik-baik. Sayang sekali, hatimu tidak sebaik lidahmu.” Fa Niangli lalu pergi begitu saja dan membuat mereka semua membeku.

...----------------...

Beberapa hari setelah itu, perubahan Fa Niangli menjadi buah bibir istana.

Setiap pagi ia berjalan keliling taman. Tidak hanya itu, ia meminta Yuyu membuatkannya makanan sehat setiap hari. Daun lotus kukus, kaldu ayam spiritual, dan air rebusan bunga ginseng.

Tubuhnya mulai membentuk lekukan anggun. Kulitnya semakin bersih. Gaunnya tampak kebesaran. Tapi lebih dari itu… aura yang ia pancarkan berubah.

Ia mulai membaca kitab kultivasi yang dulu bahkan tak pernah disentuh. Dan dengan mudah... ia memahami semuanya. Bahkan lebih dari itu ia merasakan aliran energi dalam tubuhnya mengalir semakin lancar, seperti sungai yang menemukan hulu.

"Kekuatan dalam tubuh ini mulai bangkit." batin Fa Niangli

Dan saat malam hari, ketika semua orang tidur, Fa Niangli duduk di taman belakang, di bawah sinar bulan.

Meditasi.

Tangannya membentuk mudra kuno yang entah kenapa, jari-jarinya tahu secara alami.

Aura emas samar muncul di sekitarnya. Tanah bergetar pelan. Di dalam dirinya, segel yang selama ini mengunci kekuatan kuno… mulai retak.

Tiga minggu berlalu.

Seluruh istana sudah tidak bisa berpura-pura tidak melihat perubahan sang permaisuri.

Dan suatu pagi yang cerah, di depan seluruh selir dan pelayan…

Fa Niangli mengumumkan:

“Mulai hari ini, aku akan mengajukan permohonan cerai kepada Pangeran Ketiga.”

Semua orang terdiam. Burung pun berhenti berkicau.

Chang Rui langsung datang dengan muka masam. “Kau gila?”

Fa Niangli mengeluarkan dokumen cerai yang ditandatangani langsung oleh pejabat istana.

“Tidak. Aku sudah sembuh dari kegilaanku mencintai orang yang tidak bisa mencintaiku.” jawab Fa Niangli santai

Suara tawa tertahan dari para pelayan terdengar.

“Aku akan meninggalkan istana hari ini. Kembali ke keluargaku di perbatasan. Jangan khawatir, aku tak akan membawa satu pun barang dari istana ini. Karena... semuanya pun tak pernah benar-benar milikku.” sambung Fa Niangli

Chang Rui hanya bisa memandangnya bingung, marah, tak berdaya. Ada satu rasa di hatinya yang tidak bisa di jelaskan oleh kata kata, ia bahka bingung apa itu tapi tidak bisa menemukan jawabannya sampai Fa Niangli pergi dari sana ntak terlihat lagi.

Sedangkan Selir Hua yang awalnya ingin menyindir, tapi justru tersedak sendiri karena gugup. Ia bingung dan merasakan perasaan takut.

Dan Fa Niangli pun melangkah pergi, kepalanya tegak, rambutnya berkibar, meninggalkan istana itu untuk selamanya.

Bersambung

1
Nitnot
penulis kesayanganku ga pernah gagal.. sukaaa
inda Permatasari: terima kasih bunda 🌹
total 1 replies
Osie
makin seru dna perjalanan masih panjang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Eehh si tong lian nih aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Hhmm kirain udah mulai buka gerbang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Baguuss ada lucuna juga 💞💞
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Joyful//Facepalm//Facepalm/ Aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Rasana beda dari novel2 mu sebelumna thor
Dewiendahsetiowati
Tong Lian murid yang paling nyleneh sendiri dan bikin suasana ceria🤣🤣
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waahh 😃 calon jodoh ni kayana
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wahh kejutan menanti
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagj tuh
Wahyuningsih
klau jln critanya bisa d tebak gk srulah y gk thor dtnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 semedinya thor ntar lumutan loh 😁😁 sellu jga keshtn tetp 💪
Ai Shiteru
novel pertama yang alurnya susah aku tebak, biasanya bisa ketebak baru awal2 baca, tapi ini luar biasa ceritanya, terima kasih thor.
Osie
fa niangli capek bgt ya
Osie
tong lian emang saingan ma tong makan nih/Facepalm/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Sudah dibuktikan mao apa lagi coba 😏
Dewiendahsetiowati
Tong Lian mesti bikin kisruh dan aneh sendiri
Cindy
lanjut kak
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Mereka hanya iri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ujian na bikin dilema
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!